17

656 56 4
                                    

°••°

Taehyung membuka mata perlahan.

Doa Sakura terkabulkan, Taehyung akhirnya sadar. Wanita itu pun segera mendekatkan diri pada suaminya yang masih berusaha memperjelas pandangan. Sakura tersenyum--tangis bahagia pecah. Bintang kehidupannya telah kembali.

"Taehyung, kau sadar..." ucap Sakura sambil menyeka air mata, lalu tersenyum.

Lelaki setengah sadar itu mengerjap sebelum akhirnya bisa melihat jelas dimana ia berada sekarang. Ruangan serba putih, mesin beside monitor, jarum infus di tangan, serta wanita yang sedang menangis tepat di depan wajahnya.

"Sakura?" kali pertama Taehyung berbicara dengan suara lirih. Menyadari mulutnya masih terbungkam oleh masker oksigen, Taehyung pun melepaskannya agar dapat menghirup udara di luar.

Lelaki itu bingung kira-kira sudah berapa lama ia di sini, meninggalkan istri dan rumahnya. Shit, kalau bukan karena kejadian waktu itu Taehyung tidak mungkin berada di rumah sakit. Jujur saja Taehyung kurang suka aroma obat-obatan di gedung medis ini.

"Akhirnya kau sadar, Taehyung...aku sangat merindukanmu." Seru Sakura tersedu-sedu, lantas memeluk tubuh suaminya yang masih terbaring di atas ranjang.

Seperti sedang melihat drama Korea, Jimin berbatin sebab sejak tadi ia hanya diam melihat keromantisan keluarga yang sempat terguncang itu.

Satu detik, Taehyung ragu ingin membalas pelukan Sakura.

Dua detik, ia masih ragu.

Tiga detik, jantungnya mulai berdebar merasakan pelukan erat istrinya--tanpa ragu lagi, Taehyung membalas dekapan hangat Sakura.

"Terima kasih sudah menungguku Sakura.... Tapi---" ujar Taehyung.

Sakura melepas perlahan pelukannya lalu memandang wajah Taehyung.
"Tapi apa?"

Bibir pucat itu pun tersenyum tipis, tangan Taehyung yang terbalut perban dan jarum infus perlahan bergerak menyentuh perut besar Sakura.

"Perut mu semakin membesar, aku tidak sabar menunggu anak kita lahir..." Balas Taehyung--simpul di bibirnya mengembang, tatapan intens ia arahkan pada istri cantiknya.

Sakura tersipu-sipu mendengar ucapan Taehyung, kesedihan sirna seketika kala Taehyung tersenyum memandangnya. Takdir tidak ada yang tahu, Sakura sempat merasakan pahit di awal--kini perlahan ia sadar jika Tuhan sedang mengubah takdirnya pelan-pelan.

"Matamu sembab?" tanya Taehyung ketika menyadari kedua emerald istrinya sedikit menghitam, bahkan wajahnya memucat.

Ucapan Taehyung lantas membuat Sakura langsung mengusap bibirnya. "Ah, tidak... hehe, ini hanya-"

Jimin menghela nafas. "Bagaimana tidak pucat, siang malam kerjanya hanya menangisimu tanpa henti."

Taehyung mengerutkan dahi, ia menangkap suara tak asing di dalam ruangan ini. Derap langkah sepatu mendekat keranjangnya--pandangan sinis terlempar dari mata Taehyung untuk lelaki yang berdiri tepat di samping sang istri.

"Jimin?" Seru Taehyung sinis. Perasaan tidak sukanya mulai berkembang pesat, sebenarnya ia menguak dan malas melihat ji-min.

Jimin tersenyum. "Halo, adik ipar tiriku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wedding 'DUMB'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang