18

442 41 11
                                    

°••°

Dua orang lelaki berjalan sejajar di dalam toko khusus peralatan dan makanan bayi. Berbagai macam peralatan bayi tersusun rapi di atas rak sepanjang lorong.

"Tuan muda, Apa Anda masih marah kepada saya?" Tanya Seokjin pada Taehyung. Sudah sekitar 2 jam SeokJin menemani Tuan mudanya yang sibuk mencari susu wanita hamil, ia juga membeli mainan anak-anak.

Taehyung menghela nafas, "SeokJin kau bisa diam tidak? Sudah kubilang jangan bahas yang telah berlalu, lebih baik kau bantu aku mencari perlengkapan untuk anakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung menghela nafas, "SeokJin kau bisa diam tidak? Sudah kubilang jangan bahas yang telah berlalu, lebih baik kau bantu aku mencari perlengkapan untuk anakku."

Semenjak kejadian 2 bulan lalu, Seokjin acapkali menyalahkan diri atas tragedi yang menimpa Taehyung. Bahkan ia terkena kecaman keras Tuan Kim dan kakak sepupu Sakura.  Melihat respon Taehyung saat ini, Seokjin semakin bingung sejak kapan Tuan mudanya ini memiliki alur pikiran yang waras. Biasanya hanya merutuk dan marah-marah namun sekarang Seokjin melihat sosok Taehyung berbeda.

"Oii... Kenapa kau diam saja di sana?" Tegur Taehyung saat melihat SeokJin hanya berdiri di tengah-tengah lorong sambil memperhatikan nya.

Seokjin tercekat, dengan segera ia sadar dan berjalan mendekati lelaki bercoat coklat itu.

"Maafkan saya tuan." Ujar Seokjin, lantas membungkuk di hadapan Taehyung.

"Tidak apa-apa ,Hyung... Eoh, tolong masukkan susu ini kedalam keranjang, aku ingin melihat mainan anak-anak di sebelah sana." balas Taehyung ramah.

Seokjin mengernyit, ia memperhatikan mimik wajah Taehyung. Kenapa berbeda dari sebelumnya? Benarkah yang di hadapannya ini adalah Taehyung?

Tunggu, ini kali pertama Taehyung menyapa dengan sopan.

"Kenapa kau menatapku seperti itu, Bodoh!!" Seru Taehyung, lantas memukul pundak Seokjin kemudian menyeringai geli menatap wajah kosong Seokjin.

Heol, Seokjin menghela nafas kasar. Ternyata hanya halusinasi, Taehyung tetaplah Taehyung. Baru saja rutukan kerasnya keluar. Tapi dari mana seringai itu bisa muncul? Itu terlihat seperti candaan. Ah terserah, Seokjin meraih susu yang Taehyung ulurkan, lalu dimasukkan kedalam keranjang.

"Aku pikir kau berubah, Taehyung-ie." Ledek pria bersetelan hitam itu sembari mendorong keranjang berisi belanjaan.

Taehyung berdecak, "Berhenti memanggilku seperti itu, Hyung.."

"Kenapa? Itu nama panggilanmu saat masih SD dulu." Sahut Seokjin.

"Tapi sekarang aku sudah dewasa Hyung... Aku tidak ingin dipanggil itu lagi, ah kau ini tidak pernah berubah padahal usiamu sudah 28 tahun." protes Taehyung sembari melihat mainan anak-anak yang bertengger di rak.

Seokjin tersenyum, "Hyung? Aku mau mendengar panggilan itu lagi setelah 17 tahun lamanya."

Taehyung yang ingin meraih sebuah mainan di atas rak, jadi mengurungkan niat mendengar ucapan Seokjin. Lelaki itu menatap Seokjin yang sedang mengenang masa lalu. Sejak berusia 13 tahun, Seokjin sudah tinggal di rumah Taehyung bersama ayahnya yang dulu juga orang kepercayaan keluarga Kim.

Wedding 'DUMB'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang