1. Penghinaan

8K 343 2
                                    

Ballroom hotel mewah tengah menggelar pesta perayaan ulang tahun pewaris perusahaan multi nasional. Termasuk hotel tempat perayaan pesta ulang tahun pemuda berusia 17 tahun adalah milik keluarganya. Erlangga group membawahi puluhan anak perusahaan yang tersebar di seluruh indonesia termasuk hotel, resort, pusat perbelanjaan, belum lagi dengan perusahaan yang bergerak di bidang IT, manufakture dan kontruksi yag menjadi satu kesatuan dalam erlangga group.

Ibra nama pria yang sejak tadi menjadi pusat perhatian sepertinya terpaksa keluar karena teman istimewa yang ia tunggu tak muncul juga. Pemuda itu menunggu selena, adik kelasnya di SMA Internasional. Gadis yang ia incar untuk dijadikan kekasih.

Bukannya menemukan selena, di luar ia menemukan gadis bergaun putih kumal yang tidak diperbolehlan masuk oleh karyawan hotel karena tidak memiliki undangan. Ibra menilai penampilan lunadra sekilas lalu pergi mencari selena jika perlu ia akan mendatangi rumah gadis itu karena berani mengabaikannya.

Entah karena perasaannya saja ia merasakan tatapan aneh dari gadis yang berpapasan dengannya. Sepertinya ia pernah melihat gadis ini. Tapi ia tak punya waktu untuk beramah tamah dengan siapa saja saat ini. Ibra hampir memasuki lift jika saja tangannya tidak ditarik oleh gadis bergaun kumal.

"Aku tidak punya banyak waktu. Kamu bisa tanyakan apa saja pada security di sana". Bukannya mengerti gadis itu malah masuk ke lift bersamanya. Ibra urung marah, ia harus cepat membawa selena sebelum acara resmjnya dimulai.

"A... itu... maaf. Aku ada perlu denganmu?".

Ibra melirik jam tangannya. Mengabaikan gadis di sebelahnya.

"Apa kamu mengingatku?". Gadis itu bertanya ragu.

Ibra sebenarnya malas meladeni tapi ia akhirnya menoleh juga seekaligus untuk memperingatkan gadis itu agar dia diam saja. Ia menatap tajam gadis di hadapannya.

"Na...namaku lunadra".

Ditatap seperti itu gadis itu malah menunduk dalam.

"Aku tidak bisa melihat wajahmu bagaimana aku bisa mengingatmu. Tolong jangan ganggu aku. Ah aku tau security tidak mengizinkanmu masuk, kamu bisa tunjukan kartu ini dan kamu bisa bebas masuk. Selama kamu punya kartu ini". Ibra kira permasalahan ini yang membuat gadis ini berani mencegatnya. Meski sebenarnya ia tidak rela memberikan kartu berlogo emas yang bisa memberikan akses gadis ini kemana saja. Karena selena ia berbaik hati memberikan kartu akses itu, ia harus menemukan selena sekarang. Tapi gadis itu menggeleng keras. Jika ia perhatikan wajahnya semakin memerah.

"Bukan itu. Tadinya memang iya tapi karena kita sudah bertemu aku ingin... kita...

"Apa?". Ibra berkata ketus dan lunadra terkesiap karena ibra yang ia kenal tidak pernah sedingin dan seketus itu. Ibra yang sering mengunjungi panti dan bersikap ramah membuat siapa saja tidak akan percaya dengan sikap ketus ibra.

"Kita pernah bertemu di panti asuhan dan kita satu sekolah".

"Tapi aku tak mengenalmu".

Suara lift terbuka menghentikan percakapan mereka. Ibra buru-buru keluar mencari mobilnya di basement hotel tempat mobil mewahnya terparkir. Tapi kemanapun gadis di belakangnya sepertinya pantang menyerah. Ikut mengejarnya. Ya ampun, dia harus menemui selena dan gadis ini menghalangi niatnya.

"Apa maumu? Katakan sekarang!".

Ibra geram dan waktunya semakin menipis. Acaranya akan segera dimulai. Melihat raut ibra yang kesal dan sepertinya akan marah membuat lunadra takut. Tapi hari ini ia sudah berjanji pada dirinya agar mengakui perasaannya yang telah 3 tahun ia pendam. Dari kabar yang ia dengar ibra pria yang disukainya malam ini berulang tahun dan itu artinya rencana keberangkatannya ke new york adalah besok. Kapan lagi ia akan menyatakan perasaannya jika bukan hari ini, lunadra tidak akan berharap banyak tapi ia ingin sekali mengungkapkannya.

LUNADRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang