Haloooo guyss, maaf ya kalo makin lama makin gajelas ceritanya. semoga ga bosen.. jangan lupa vote dan komen biar update terus, dan cepat selesai hehe..
"Non tadi pagi ada yang ngirim paket barang ke rumah" kata pak Dika. Karena merasa tidak ditanggapi, akhirnya pak Dika melihat ke belakang dan ternyata anak dari majikannya sedang asik melamun.
"Non? Non Sarah gapapa? Non ada masalah ya?" kata pak dika lagi, dan Sarah tetap diam melamun.
"Non ada den Vino tuh" ucap pak Dika yang akhirnya membuat Sarah tersadar dari lamunannya.
"Hah? vino pak? ma..mana anaknya?" kata Sarah terkejut sambil celingak-celinguk mencari orang yang namanya disebut oleh pak Dika tadi.
HAHAHAHA. Pak Dika tertawa tapi tidak bersuara, hanya bahunya saja yang bergetar.
Sarah yang melihat pak Dika sedang tertawa hanya mendengus sebal, usil memamg pak Dika.
"Makanya non, kalo suka itu jangan gengsi. Nanti keburu diambil sama orang lho" kata pak Dika menggoda.
"Apaan si pak, suka belum tentu sayang dan sayang belum tentu cinta" kata Sarah dengan penuh kebijakan.
"Kalo non Sarah pasti punya itu semua kan buat den vino?" ucap pak Dika yang kembali menggoda Sarah, dan Sarah hanya memutar bola matanya malas. Padahal sekarang pipinya sudah menjadi merah seperti kepiting rebus karena salting dengan semua kata-kata pak Dika.
---
Kini Vino, Yudha, Firman, dan Radit sedang berada di basecamp. Sudah menjadi rutinitas mereka, dan mereka sering berkumpul setelah pulang sekolah.
"Gila...Gila...Gila...!!! Tadi gue jitak sama pak Tarno njirr, gada otak emang tuh guru!" kata Firman kesal yang terdengar sangat lebay.
"Mampus, kenapa ga sekalian dicopotin aja tuh pala lo? Kan lucu tuh HAHAHA" celetuk Radit asal membuat yang lainnya tertawa.
"Serem entar kalo gue ga punya pala"
"Dih kata siapa? Lo tuh kalo ga punya pala jadinya lucu banget HAHA"
"Sini pala lo berdua yang gue copotin, bakalan lebih lucu!" Kini bukan Firman maupun Radit yang berbicara, tapi Vino yang tentu saja membuat teman-temannya ngeri sendiri mendengarnya.
"Woi! Itu ditawarin juga, mau ga pala lo dibikin lucu sama Vino?" ledek Yudha karena melihat temannya hanya diam.
"Gak, makasih banyak" ucap Firman dan Radit bersamaan.
---
"ASSALAMUALAIKUM, SARAH YANG CANTIK BAGAIKAN CINDERELLA UDAH PULANGGGG NIIHH. BUNDAAA AKU LAPERRRR" teriak Sarah yang tidak memiliki rasa malu.
"Berisik banget si lo kak, pusing gue dengernya" kata Rafi.
Ya, Rafi. Kalau kalian lupa siapa Rafi, Rafi itu adalah adiknya Sarah.
"Hehe..ya maap, bunda mana dek? Lo kok ga sekolah?" tanya Sarah.
"Noh, ada didapur. Enak aja lo, udh pulang gue, P.U.L.A.N.G.C.E.P.E.T." ucap Rafi dengan penuh penekanan.
"Lah, iya yak, biasa kali ngomongnya. Lagian tumben banget lo pulang cepet, ada apaan?" tanya Sarah.
"Tadi sih informasinya guru-guru pada mau rapat" jawab Rafi.
"OOOHHH GITUUU" teriak Sarah di kuping adiknya, lalu Sarah langsung lari ke dapur.
-----------
"Assalamualaikum, ayah pulang" ucap Sisko. Ya, Sisko Pratama Adinayya adalah ayahnya Sarah yang baru pulang dari luar kota yang sudah beberapa bulan lalu tidak pulang karena harus mengurus perusahaan yang ada di luar kota.
"Wa'alaikumsalam, ayahhhhhhh aku kangen" ucap Sarah yang langsung lari dan memeluk ayahnya erat.
"Idih manja banget lo" kata Rafi yang langsung duduk di sebelah ayahnya.
"Eh ayah sudah pulang, kapan sampe yah?" tanya bunda Risa sambil menyalami suami tercintanya.
"Tadi jam setengah 1, ya kan biar supres" kata ayah dengan melesetkan kata-katanya.
Saat bunda duduk di sofa, ayah ingin tiduran di paha bunda, tapi ayah kalah cepat dengan Rafi, dan bunda hanya menggelengkan kepalanya sambil mengelus-elus rambut Rafi, anaknya.
"Awas ga lo Fi, jangan deket-deket sama bini gue" kata ayah sambil menarik tangan Rafi. Cemburu.
"Siapa cepat dia dapat. lagian aku kan anaknya bunda, ya kan bun?" kata Rafi.
"Orang lo ditemuin di TPS" bukan ayah yang jawab, tapi Sarah.
"TPS apaan?" tanya Rafi dengan polos.
"TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH" HAHAHAHAA tawa mereka semua pecah ketika Sarah selesai berbicara, kecuali Rafi, dia sedang mengumpati kakaknya itu.
"Awas ah Fi, gue mau tiduran juga di paha istri gue! Inget ya lo cuma anaknya dan gue adalah suami nya, SU.A.MI.NYA" kata ayah dengan menekan kalimat terakhirnya.
Bunda Risa hanya menggelengkan kepalanya melihat suami dan anaknya berdebat, tetapi bunda Risa juga bersyukur karena memiliki keluarga yang harmonis. Dan dia selalu berdoa agar bisa terus bersama dengan keharmonisan di keluarganya sampai maut memisahkan.
Ting.. Tong..
Ting.. Tong..
"Biar Rafi aja bi yang buka pintunya" kata Rafi sambil mendahului bibi.
"Gausah, biar gue aja dek" kata Sarah, lalu berjalan ke arah pintu.
Ceklek..
Sarah tidak melihat siapa pun, tapi ada sebuah kotak di depan gerbang. Akhirnya Sarah mengambil kotak tersebut dan membawanya masuk ke dalam rumah.
"To sarah, from orang ganteng" Sarah membaca dengan suara pelan tulisan yang ada di atas kotak tersebut.
-
-
-
- follow ig : @ratta456_
#janganlupavote.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy is my enemy
Teen Fictioncerita remaja yang dimana selalu labil soal cinta, ketika dia yang kita cintai hanya menjadi musuh dalam bicara. saat semua sudah membaik, kita kembali terpisah karna jarak. dan ada seseorang datang dan berkata "mulai sekarang lo jadi...." sebelum...