#10

37 12 0
                                    

Haloooo guyss, maaf ya kalo makin lama makin gajelas ceritanya. semoga ga bosen.. jangan lupa vote dan komen biar update terus, dan cepat selesai hehe..

"HALO EPRIBADEHHHH, JANI SUDAH DATANGGGG. YUHUU" teriak Rinjani lalu duduk di sebelah Siska.

"Ishh gausah tereak-tereak bisa ga si?! Masih pagi!" ketus Raksan, Raksan adalah ketua kelas.

"Yee bacot aja lo kuman" balas Rinjani tak kalah ketus.

"Udah wei, berantem mulu. Tar kalo jodoh aja baru tau rasa lo" kata Aleyya.

Rinjani yang mendengar ucapan Aleyya pun langsung memasang muka mual seolah-olah dia sedang muntah.

"Sarah kemana dah? Tumben banget dia belom dateng" tanya Siska kepada sahabat-sahabatnya.

"Bentar lagi juga dateng, tunggu aja" kata Rinjani santai.

"ASSAMUALAIKUM, SARAH YANG CANTIK DATANGGGGG" teriak Sarah lalu duduk di tempatnya.

"Hadehhh, sama aja lo kayak Jani, tereak-tereakan mulu. Pusing gue dengernya" kata Raksan lagi.

"Idih sensi, PMS lo?!" kata Sarah lalu berjalan mendekati sahabat-sahabatnya.

"Udah-udah, ah. Nanti balik sekolah ke rumah gue kuy?" ajak Rinjani.

"Skuyyyyy lahhh" jawab Aleyya semangat.

"Gue ayo aja, lo gimana Sar?" tanya Siska pada Sarah.

Sarah hanya mengangguk, lalu Sarah menaruh kepalanya di atas lipatan tangannya, tidur.

"Arghhhh bangsattt, kenapa gue harus ngerasa kehilangan?!!! Gue sayang dia Tuhan, kenapa lo ambil dia dari gue?!! Gue udah janji bakal jaga dia, kenapa malah lo ambil dia yang gak bersalah?!! Apa lo juga bakal ambil semua orang yang gue sayang secara cepat?!!! Ambil gue, jangan lo ambil orang yang gue sayang. karna gue ga sanggup Tuhan." teriak lelaki muda tersebut lalu membanting semua barang yang ada di dekatnya. 

"Sayang, udah nak, ini sudah takdir, Tuhan lebih sayang sama dia, lebih dari sayangnya kamu ke dia. Kamu harus ikhlas, jangan seperti ini. Nanti dia sedih melihat kamu seperti ini, Nak." kata wanita paruh baya.

"Bun aku sayang dia, aku mau bahagiain dia. Sudah cukup dia menderita di rumah sakit, tapi kenapa dia malah pergi ninggalin aku bun? Kenapa?" kata lelaki tersebut lagi.

"Berarti kalau begitu, Tuhan gak mau kamu yang bahagiain dia, tetapi Tuhan mau, hanya Tuhan sendiri yang bahagiain dia. iya dia, orang yang yang kamu sayang. Ikhlasin ya Nak, kalau dia bertahan terus-menerus dia akan merasakan sakit. Sekarang pasti dia udah ga ngerasain sakit" kata wanita paruh baya tersebut dengan nada lembut.

"Apa ada orang yang bisa gantiin dia bun?" tanya lelaki itu

"Pasti ada sayang" 

"Woi Sarah, bangun Sar. Lo kenapa?" kata Rinjani pelan, Rinjani terkejut melihat sahabatnya tidur dengan gelisah dan keringat yang bercucuran. 

Sebenarnya teman sebangku Sarah adalah Aleyya, tetapi entah kenapa Rinjani ada di sebelahnya, duduk dengannya. Dan Aleyya sekarang sedang duduk bersama Siska.

"Hiks.. eh Jani, gue gapapa kok." kata Sarah sambil menghapus sisa air matanya. Entah apa yang terjadi, tapi yang pasti hati Sarah sedikit tersentuh melihat lelaki yang ada di dalam mimpinya itu menangis.

"Mimpi buruk apa mmm?" tanya Rinjani peka sambil mengusap keringat yang ada di kening Sarah.

"E..engga kok Rin, ga mimpi apa-apa" kata Sarah bohong sambil memijat pelipisnya.

Rinjani tahu ada yang disembunyikan dari Sarah. Rinjani mengangkat tangannya, bermaksud untuk meminta izin kepada guru yang sedang mengajar di kelas.

"Bu, Sarah sakit, bu. Saya ijin nganter ke UKS ya" kata Rinjani sambil menarik Sarah ke UKS.

---

"Gue tau tadi lo mimpi buruk, dan gue juga tau kalo tadi lo bohong sama gue. Gue gak akan maksa lo buat cerita, Sar. Tapi kalo lo butuh cerita tentang masalah hidup, gue, Aleyya, Siska siap buat dengerin semua masalah lo" kata Rinjani to the point.

Sarah menghela napas panjang, lalu membuangnya perlahan. Siap untuk bercerita.

"Gue udah dua kali mimpiin ibu-ibu rin..." kata Sarah menggantung.

Sarah melihat Rinjani hanya diam menunggu kelanjutan cerita darinya.

"Pertama gue mimpi itu pas hari senin, pas lo bangunin gue tidur di kelas. Itu gue mimpi ibu-ibu nitip anaknya sama gue, gue ga ngerti maksud dari ibu-ibu itu. Dan tadi gue mimpi ibu-ibu itu lagi, tapi tadi ada anaknya lagi nangis, gue ga ngerti apa yang dimaksud anaknya. Tapi anehnya hati gue sakit liat dia nangis, dia ngerasa kehilangan banget, Rin." kata Sarah menjelaskan dengan apa adanya.

"Emang anaknya ngomong apa?" tanya Rinjani.

"Gue gak tau, tapi yang jelas dia nangis karna ditinggal seseorang yang mungkin dia sayang banget. Dan dia frustasi, dia kayak ngerasa gagal ngejaga orang yang dia sayang" kata Sarah lanjut bercerita.

"Hmm, mungkin cuma mimpi aja kali" ucap Rinjani untuk menenangkan Sarah, padahal dia sendiri pun bingung apa yang dibicarain sama ibu-ibu tadi kepada Sarah.

-

-

-

-
#janganlupavote

My Badboy is my enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang