Haloooo guyss, maaf ya kalo makin lama makin gajelas ceritanya. semoga ga bosen.. jangan lupa vote dan komen biar update terus, dan cepat selesai hehe..
Melawan takdir itu sulit. Sekuat apapun kamu berjuang, kalau akhirnya bukan jodoh kamu. Kamu bisa apa?
"Sar nanti ke rumah gue ya? Udah lama lo gak kerumah gue" ajak Rinjani pada Sarah.
"KUI LAHHH" Teriak Aleyya yang mendengar ajakan Rinjani.
"Yeee maen aje cepet lo, Tai" kata Rinjani sambil menjitak kepala Aleyya mengunakan pulpen.
"Yaudah! Nanti pulang sekolah ya. Lo ikut kan Sis?" tanya Sarah pada Siska.
"Iya, gue ikut" jawab Siska.
---
"Lo kenapa sih Vin diem aja dari tadi?" tanya Yudha.
Yudha adalah sahabat yang paling mengerti sifat Vino. Makanya Yudha yakin kalau sakarang Vino sedang ada masalah.
Vino menghela napas panjang dan membuangnya dengan kasar.
"Pindah" satu kata yang keluar dari mulut Vino membuat ketiga temannya melongo, mereka masih belum bisa mengetahui maksud dari kata-kata Vino.
"Apaan sih Vin, lo ngomong apa sih? Kalo ngomong jangan setengah-setengah!" ketus Firman yang sudah memiliki firasat tidak enak.
"Gue mau pindah ke London" ucap Vino memperjelas maksud dari kata yang tadi ia ucapkan.
"Serius Vin? Lo ga lagi bercanda kan?" kata Radit tak percaya.
Vino hanya mengangguk, tatapan matanya kosong melihat ke depan. Ia memikirkan bagaimana nasib gadisnya nanti jika dia pindah ke London.
"Lusa nanti gue udah harus berangkat ke London. Gue titip Sarah sama lo semua. Pantau dia terus, jangan sampe dia jatuh di tangan orang yang salah." kata Vino dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Semua diam, hening. Tak ada yang berani bicara lagi setelah Vino mengatakan itu.
Vino nangis? Cowok nangis? Lemah? Mungkin bisa dibilang begitu.
Cowok pun bisa nangis gais, karena mereka juga punya hati seperti perempuan. Oke! (Author POV).
Semua niat awal Vino yang ingin berubah menjadi lebih baik agar bisa hidup bersama dengan Sarah, semuanya kandas, semuanya hancur hanya karena Vino harus pindah ke luar negeri. Entah kenapa takdir tidak pernah bisa bekerjasama dengannya, hingga dirinya dan Sarah tidak dapat bersatu.
"Terus Sarah tau kalo lo mau pindah?" tanya Yudha tiba-tiba, meghilangkan kesunyian.
Vino hanya mengeleng sebagai jawaban.
"Gue gak sangup bilangnya, gue gamau pas gue bilang ke Sarah, nanti gue nangis. Gue gak mau keliatan lemah di depan dia." kini suara Vino sudah serak dan gemetar seolah ia tak dapat menahan tangisnya lagi.
"Lo salah, Vin. Lo harus bilang ke dia. Dia juga perlu tau. Yaa...Walaupun waktu pertama kali kalian ketemu itu caranya gak baik, setiap ketemu suka berantem, adu mulut. Tapi lo harus berpisah sama dia dengan cara yang baik-baik, itung-itung salam perpisahan." kata Firman dengan bijak.
Vino melihat Radit dan Yudha secara bergantian seolah meminta jawaban, meminta pendapat dari mereka berdua, dan mereka berdua mengangguk, setuju dengan apa yang dikatakan Firman.
Tak lama kemudian, Vino mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik sesuatu.
Sarah Ktlea.A
Gue jemput lo besok jam 7 malem.
---
RavinoArdi.S
Gue jemput lo besok jam 7 malem.
"Ngapain dia jemput gue, mau ngajak berantem lagi? Huh gada capenya nih orang." gumam Sarah saat melihat pesan masuk dari Vino.
"Kenapa Sar?" tanya Siska yang melihat Sarah berbicara sendiri.
"Mm.. gapapa Sis, aneh aja gue sama Vino, kok tumben si Vino besok mau-mauan jemput gue"
"Yaudah balik gih, udah mau jam 6, sekalian siap-siap besok ketemu sama Vino." goda Rinjani.
"Yeeee...ape sih loh, gak jelas banget."
Sarah bersiap-siap untuk pulang, tak butuh waktu yang lama akhirnya Sarah berpamitan pada teman-temannya dan juga mama dan papanya Rinjani.
---
"ASSALAMUALAIKUM, SARAH PULANGGGG" teriak Sarah. Suaranya langsung bergema.
"Wa'alaikumsalam, jangan tereak-tereak dek." kata Hendra.
"Ayah mana, Bang?"
"Lembur di kantor, kenapa emang?"
"Gapapa, nanya aja. Yaudah, gue ke atas dulu ya, Bang" kata Sarah, Hendra hanya mengangguk.
---
Esoknya.."Sarah, ada Vino tuh di bawah. Buruan kasian dia nunggu" kata Bunda Risa sambil membuka pintu kamar Sarah.
Setelahnya, Sarah keluar dari kamar dan ikut turun ke bawah bersama dengan bunda tercintanya.
"Bunda, Vino ijin ajak Sarah keluar bentar ya" kata Vino meminta izin pada bunda Risa.
"Iya sayang, Hati-hati ya"
"Assalamalaikum" Vino dan Sarah mengucapkan salam bersamaan.
-
-
-
-
#janganlupavote
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy is my enemy
Teen Fictioncerita remaja yang dimana selalu labil soal cinta, ketika dia yang kita cintai hanya menjadi musuh dalam bicara. saat semua sudah membaik, kita kembali terpisah karna jarak. dan ada seseorang datang dan berkata "mulai sekarang lo jadi...." sebelum...