sudah beberapa hari ini haris tampak err.. kurang waras? bagaimana tidak, ia tidak bertemu gadis senjanya lagi sejak hari itu. dafa hanya menggelengkan kepala ketika melihat betapa mengenaskan sahabatnya itu.
"ga ada niatan cari cewe itu?" katanya.
haris menatapnya malas "harus? gue aja ga tau dia dimana".
dafa kesal melihat tingkah sahabatnya itu, ingin sekali dirinya mengatai, mencaci, dan memaki. tapi dia ingat dosa. sungguh, dafa ini anak yang masih ingat azab.
"terus lo maunya gimana tuan devano yang terhormaat?".
haris tampak memikirkan sesuatu. tapi serius, hanya wajahnya yang seperti itu. pikirannya? entahlah. lelah menunggu haris yang masih berfikir, dafa segera memasukkan barang miliknya ken dalam tas dan siap pergi keluar kelas. oh ya, omong-omong, mereka selalu keluar paling terakhir.
"gue cape nungguin lo, duluan ya bro!" setelahnya dafa benar benar meninggalkan haris sendirian dikelas.
oke, haris mulai kesepian. ini sudah jam empat, dan sekolah sudah pulang sejak satu jam yang lalu. tapi ia juga malas untuk pulang kerumah. tanpa pikir panjang ia membereskan barangnya juga dan pergi ke rooftop.
sesampainya disana, haris mengambil sebarang rokok dan menyalakannya. kepulan asap itu semakin tebal, hampir menutupi mukanya. baru saja melihat pemandangan diatas rooftop, haris disuguhkan dengan pemandangan indah di sudut sana. kaget? senang? entahlah. yang penting haris sangat bahagia. mungkin sekarang dia sedang beruntung?.
ia, melihatnya. gadis senjanya, lagi. gadis itu sedang duduk di salah satu kursi sambil mendengarkan musik melalui earphone miliknya. wajahnya tampak tenang, menikmati alunan musik yang terdengar di telinganya.
tak ingin menyia-nyiakan waktu, haris ingin cepat-cepat berkenalan dengan gadis itu. tapi, apakah dia bisa, menetralkan degup jantungnya jika bertemu gadis itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
twilight - wonruto
Short Storyft. wonyoung, haruto tentang seorang gadis dan hubungannya dengan sang senja. ⓒsvmrday, 2020