12

697 173 3
                                    

"gue sudah mutusin!" ucap haris menggebu-gebu sambil memukul keras meja dafa. dafa yang sedang membaca novelnya kaget dan kesal.

"berisik! ga usah gebrak meja juga. memang mutusin apa sih?".

haris menyeringai "ya nembak wanda lah!".

dafa memutar bola mata malas "wanda dah sakit, hidupnya cuma bentar, eh, mau ditembak, matinya makin cepet lah" ucapnya dengan suara pelan.

"lo bilang apa?".

"ga, bukan urusan lo".

"lo sebut-sebut wanda di omongan lo. urusan wanda ya urusan gue juga".

"ga harus, haris. ini urusan keluarga. dan kalau mau tau, wanda lagi stres sekarang, jangan diganggu dulu, ya?".

"kenapa?".

"olimpiade bakal mulai dua minggu lagi, dan wanda juga pastinya ikut. Lo mau wanda gagal dalam olimpiadenya?" dibalas gelengan kepala haris.

haris sebenarnya tak ingin jauh-jauh dari gadisnya itu, tapi apa boleh buat. karna haris tau jika wanda gagal ia, ayahnya tak akan memperbolehkan wanda keluar rumah.












disaat yang sama, dikelas wanda, "wanda, dipanggil bu rina. katanya ada latihan soal untukmu".

"sekarang bu rina ada dimana?" tanya wanda.

"di ruang guru, tapi kamu langsung datang saja ke perpustakaan. suruhnya sih begitu".

"aah.. terima kasih" kemudian anak itu pergi.

wanda meminum obat yang selalu ia bawa, takutnya saja sakitnya kambuh. setelah meminum obat, wanda mengambil beberapa alat tulis dan pergi menuju perpustakaan.











waktu sudah menunjukkan pukul 16.00. hampir semua murid sudah pulang, hanya ada beberapa anak olimpiade dan anak dengan jadwal ekskul yang ada di sekolah.

niatnya wanda ingin segera pulang hari ini. ia mempunyai banyak tugas, dirinya juga harus mengerjakan latihan soal untuk olimpiade nanti.

wanda memasukkan barang bawaannya kedalam tas, tapi setelah ia mengecek kolong mejanya, ia menemukan sebuah surat. surat dengan kertas polos berwarna peach berukuran sedang. wanda membuka surat itu, dan membacanya.





teruntukmu, wanda

mungkin kau sudah tau siapa aku. jadi, mulai sekarang aku akan jarang bertemu denganmu. aku tak ingin mengganggu waktu belajarmu.

sebagai gantinta, aku akan mengirim surat padamu setiap hari. aku tau, pasti ponselmu akan disita. benar?

dan juga, jaga kesehatanmu. aku tak mau gadis kesayanganku sakit hanya karna olimpiade ini. sekian dulu suratku, wanda.

-d. haris

twilight - wonrutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang