04

1.4K 305 27
                                    

"t-tunggu. kamu tau namaku dari mana?".

wanda menatap haris heran. di pikir haris tau kenapa namanya bisa sangat populer. "devano haris aditya, ketua osis dan ketua tim basket, mana mungkin di sekolah ini ada yang tidak tau dirimu".

"sepopuler itukah?"

wanda mengangguk, dan bertanya "oh ya. kenapa kamu belum pulang? sekarang sudah menunjukkan pukul setengah lima, haris"

"bosen. orang tua aku cerai, gaada yang perhatiin aku lagi".

"oh.. maaf" wanda menundukkan kepalanya.

"ga papa, udah biasa. kamu juga, kenapa belum pulang?"

"ah.. iya. sejak awal sekolah aku bilangnya bel pulang bunyi pukul 16.50. aku juga, malas pulang kerumah".

awalnya haris terkejut, lama sekali pikirnya, jika di sekolah ini pulang pukul 15.15. lalu haris hanya mengangguk, mengerti jawaban milik wanda. aneh pikirnya, disaat para gadis ingin cepat pulang, hanya dia yang ingin berlama-lama di sekolah.

"juga, ada alasan aku mau berlama-lama di sekolah-

haris menatapnya penasaran.

-senja. senja selalu membuatku nyaman, haris. dia, seperti bundaku yang telah tiada. cantik, hangat, dan nyaman. aku selalu merasakan itu jika diwaktu senja"

haris terkejut, gadis itu menceritakan bagian hidupnya yang cukup err.. privasi?

wanda melihat jam di tangannya, memandangi senja, dan sekarang menatap haris sambil tersenyum. haris akui senyuman wanda memang cantik. dan sekarang jantungnya berdebar dengan kencang lagi.

"sudah pukul 16.55 haris, aku turun".

gadis itu merapihkan barang miliknya, dan menggendong tasnya tersebut. sedikit berlari ke arah pintu rooftop, membuka pintunya dan berhenti sejenak.

netra coklatnya bertemu dengan mata hitam milik haris selama beberapa detik. diapun melambaikan tangannya.

"semoga setelah ini, kita jadi lebih sering bertemu, haris" dan menuruni tangga. wanda sudah hilang dari pandangan haris.

haris tersenyum, benarkah dia berkenalan dengan wanda tadi? mengobrol dengannya? dengan wanda, gadis yang ia suka, sang gadis senjanya.

tak lama dering handphone milik haris berbunyi, sebuah telfon masuk, dari dafa. ia cepat-cepat mengangkatnya.

"ris, lo kapan balik?".

"ya, ini juga aku udah mau pulang" ucap haris sambil menuruni tangga, hendak ke parkiran sekolah. diam sesaat, keheningan melanda mereka. haris berhenti di depan motornya.

"daf, kenapa? kok kamu diem?".

"itu ris.. sejak kapan lo ngomong make aku-kamu?".

sial, setelah mengobrol dengan wanda yang menggunakan aku-kamu, haris jadi berbicara menggunakan aku-kamu juga.

"nanti gue ceritain".

"nanti malam? ketemuan".

"telfon aja daf. gue juga mau buat suatu rencana".

twilight - wonrutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang