07

1K 231 9
                                    

"lo bilang wanda belun punya pacar!"

"memang dia belum punya, ris!"

haris mengacak rambutnya frustasi. rasanya ia ingin melompat dari lantai tiga ini sekarang. gila.

dafa melihat sahabatnya itu, tak tau harus berbuat apa. tapi, dia cepat berpikir. "ah, haris! pulang sekolah nanti gue akan ke rumah wanda".

"bukanya wanda suka diem dulu di sekolah sampai sore. pasti lo malam 'kan ke rumahnya?"

dafa menggeleng "kalau gue malam hari ke rumah wanda, gue gaakan di bukain pintu kali, ris".

"walaupun wanda sepupu gue tetep aja, mana ada cowo malam-malam ke rumah cewe?".

harus tertawa "lo bener. jadi, gimana?"

dafa menyalakan telepon genggam miliknya, menekan beberapa digit di layar yang menunjukkan nomer milik wanda. menekan tombol berwarna hijau, menunggu seseorang disana menjawab panggilannya.

"halo, daf?".

"wanda. pulang sekolah aku ke rumah mu, ya?".

"boleh.. tapi tumben banget kamu mau main?".

"ada yang mau aku omongin". setelah itu sambungan mati, dafa tersenyum. "bisa 'kan?" ujar dafa.

"kok lo ngomong sama wanda pakai aku-kamu?" sepintas rasa cemburu lewat.

"gapapa, dia anak baik-baik. ga kayak lo yang baru kenal sama orang aja udah pakai gue-lo".

-














ting! tong!

suara bel menggema ke seluruh rumah. wanda yang mendengarnya segera turun dari lantai atas dan membukakan pintu.

"ayo, daf. ke kamar ku aja"

wanda menutup pintu utama, menaiki tangga dan masuk ke kamarnya disusul dafa. wanda duduk diatas kasurnya, sedangkan dafa duduk di kursi di samping kasur wanda.

"jadi, apa yang mau di omongin?"

"ini tentang haris, wan"

wanda merubah posisi duduknya saat mendengar nama haris dalam percakapan mereka.

"dia, haris. kenapa?"

"kamu tau kan, dia suka sama kamu?"

wanda mengangguk dan tersenyum "tau 'kok. keliatan banget malahan".

"maka dari itu, aku mau nanya. kakak kelas yang tadi sama kamu di rooftop siapa, wan?".

wanda menghembuskan nafas "dia kak jeremi, kita makan bareng karna awalnya dia beliin makan buatku. ku kira dia cuma mau ngasih, ternyata ngajak makan siang bareng".

dafa mengangguk "mau lanjut cerita?" tanyanya. kali ini wanda yang mengangguk.

"aku sadar ada orang yang naik ke rooftop, dan waktu kulihat. ternyata haris. aku coba kejar, kak jeremi tahan tangan aku."

"a-aku... ga mau haris salah faham, daf" wanda menatap dafa saat mengatakan hal tersebut. bisa dilihat, sepertinya wanda juga mulai tertarik pada haris.

"oke, makasih ceritanya. jangan takut wan, haris bakal tetep perjuangin kamu kok. kamu tunggu aja".

wanda tertawa "pasti akan kutunggu".

mereka berpelukan, seperti yang selalu mereka lakukan sedari kecil sebelum berpisah. pamit untuk pulang, dafa keluar dari rumah mewah tersebut, disambut langit berwarna oranye yang terlihat indah.

ia menyalakan telepon genggamnya, menempelkannya didekat telinga, "ris, lanjutin rencana kedua lo besok!" setelah mengatakan itu, dafa segera memutuskan panggilan.

twilight - wonrutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang