03

1.5K 323 17
                                    

tanpa berfikir panjang, haris mendekati gadis itu dan duduk tepat disampingnya. gadis itu tetap diam dan tenang mendengarkan musiknya. sampai-sampai raut gadis itu berubah, melepaskan earphone miliknya, "maaf, bisa tolong matikan rokoknya? aku kurang nyaman".

ah iya, haris belum mematikan rokoknya. bagaimana dia bisa lupa, jika hampir semua perempuan membenci asap rokok, bodoh.

haris menjatuhkan rokoknya, dan menginjaknya. gadis itu tersenyum saat rokok itu sudah mati. setidaknya dirinya bisa melanjutkan kegiatannya tadi. cukup lama kesunyian melanda mereka. sang gadis dengan earphone-nya dan haris yang sedang memandangi gadis itu.

sudah selesai dengan kegiatannya, gadis itu menoleh, sekarang mata mereka bertemu untuk yang kesekian kalinya. "kenapa natap aku kaya gitu? cantik ya?" gadis itu bercanda.

haris, dia mengangguk sebagai jawaban "iya, ditambah lagi ada senja. cantiknya jadi nambah".

oke, sekarang pipi gadis itu memerah. dia segera membuang pandangannya kearah lain. lagi-lagi, keheningan melanda mereka. haris tak tahan akan situasi ini, dia ingin membuka obrolan tapi takut. benar kata dafa, dia ini seorang pengecut.

"o-oh ya, boleh kita kenalan?" ucap haris. tidak tau saja, sekarang jantungnya sedang berdebar sangat kencang.

gadis itu terkekeh, cantik. "tentu saja. kenalin, aku wanda ayudya. panggil aja wanda!" sang gadis semangat memperkenalkan dirinya dan segera menjabat tangan haris.


"a.. aku haris, haris aditya. salam kenal, wanda" ucapnya ragu-ragu. lagi dan lagi, gadis itu terkekeh membuat haris penasaran. wanda selalu saja terkekeh.


"kenapa, wan?"

"kau lucu. aku udah tau nama kamu dari dulu, devano"

oh sial, tunggu. apa? devano? ia tak memberi tahukan nama depannya pada gadis itu. jadi wanda telah mengenal haris lebih dulu daripada dirinya? mengapa dia tidak tau?

twilight - wonrutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang