16. Duel antara Razel dan Harilla

35.2K 2.3K 22
                                    

Angkasa baru saja sampai di Warsep, dengan nafas yang memburu. Dia baru saja diberi kabar bahwa Warsep di serang secara brutal oleh anak Harilla. Dan sebagian anak Razel terluka, beruntung Mang Asep sudah lebih dulu di selamatkan. 

“Gimana?” tanya Angkasa langsung saat melepas helmnya. 

“Kita di serang Harilla, dia langsung ngajak duel. Kita gak mau gegabah, dan milih untuk nunggu persetujuan dari lo. Mereka ramai-ramai langsung dateng ke Warsep, sebagian anak Razel lain masih di sekolahnhya masing-masing. Kita bentrok, dan kalah. Saat itu juga ngga ada persiapan apapun,” kata Irham. 

“Gue yakin, mereka sengaja ngelakuin ini, supaya kita emosi, dan balas dendam. Terus mereka bikin jebakan supaya kita lengah. Ketebak banget strateginya. Lebih baik kita waspada dulu, fikirin baik-baik kalau emang mau bales dendam. Supaya gak kena jebakan nya Alex,” kata Hafiz memperingati. “Kita nggak tau, apa yang akan mereka lakukan setelah ini.” 

“Gue setuju sama Hafiz,” balas Robi. “Kita jangan gegabah jadi anak, fikirin dulu baik-baik.” 

Sesaat setelah berbincang, mereka merapihkan beberapa bangku, dan sofa yang terkena imbas bentrok tersebut. Warsep memang menjadi salah satu tempat utama, yang selalu terkena imbas, karena seluruh anak Razel sudah menempati Markas itu terlebih dahulu. 

“Gak usah terlalu difikirin. Kita udah biasa kayak gini. Lagian Mang Asep juga santai, udah kebiasaan bentrok mendadak soalnya,” kata Robi menepuk pundak Angkasa. “Atau lo mikirin Raisa? Masalah tadi?” 

“Ini di Warsep, Rob,” kata Angkasa. 

Biasanya saat mereka berada di Warsep, jarang sekali yang menyampur-uruskan permasalahan pribadi, padahal Razel adalah keluarga,tetapi terkadang mereka sulit untuk berbagi perasaan masing-masing, dan lebih memilih untuk menyimpan nya secara rapat. 

“Cerita, Sa. Mungkin kita ngga bisa bantu, tetapi seenggaknya bisa lebih tau diri lo,” balas Hafiz. “Cewek kalau marah gak akan bisa lama. Lo gak perlu pusingin, Raisa butuh waktu, supaya dia tenang.” 

“Gue disini yang salah?” tanya Angkasa. 

“Gak sepenuhnya salah lo. Lo cuma nurutin kemauan Bokap lo aja. Bokap lo, pengen lo tunangan sama Clara. Sedangkan lo sendiri sukanya sama Raisa. Untuk masalah Ketos tadi, itu karena lo cemburu sama dia. Raisa pasti bisa ngertiin lo,” kata Hafiz kembali. 

“Namanya juga cewek, harus dikasih perhatian lebih,” balas Robi menyahutinya. “Lo samperin mendingan ke rumahnya. Ajak jalan-jalan, pasti dia seneng. Meskipun cuma makan di angkringan.”

Angkasa mengangguk. Dia menepuk pundak Robi dan mengucapkan terima kasih. Dia menaiki motor Ninja, dan menjalankan nya ke arah rumah Raisa. Setidaknya dia berusaha dulu, untuk membuat perempuan itu bahagia. 

Saat berada di depan gerbang rumah Raisa. Angkasa melihat perempuan itu tengah menyiram tanaman. Sontak ide jahil muncul di benaknya. Angkasa menghampiri Raisa, dan langsung memeluknya dari belakang. 

“Selamat siang,” bisiknya. 

Raisa terlonjak kaget saat merasakan tangan besar berada di pinggang nya. “Angkasa!!” bentaknya. “Jangan peluk-peluk gini dong!!” ujar Raisa kesal. 

Angkasa duduk di tepi lantai rumah Raisa. Tangannya tersodor memberikan kepada Raisa. “Ngapain?! Minta duit?!” ujarnya kesal. 

ANGKASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang