29. Meninggalkan nya

40.7K 2.5K 61
                                    

3 Hari kemudian. 

“Kondisi ginjal pasien sudah tidak berfungsi kembali. Cuci darah tidak akan berefek pada tubuhnya, sudah banyak racun yang menumpuk. Kami sudah melakukan operasi sebanyak dua kali, dan hal itu membuat kondisi pasien semakin drop. Kami tidak bisa berbuat apapun selain menunggu pendonor ginjal untuknya.” 

“TUNGGU!!!” bentak Angkasa berjalan tertatih menghampiri mereka. “APA MAKSUDNYA ITU?! APA YANG DOKTER UCAPKAN?!” 

“Santai Bos. Lo masih sakit,” kata Erick. 

Sudah seharian Angkasa melakukan perawatan dipunggungnya yang terkena pisau. Luka pisau itu memang tidak terlalu dalam, tetapi menyayat kulit punggung Angkasa secara jelas. Beruntung setelah dijahit dan diobati, Angkasa sudah bisa sembuh. 

Baru semalam Angkasa mendapatkan kabar dari anak buahnya bahwa Raisa berada dirumah sakit yang sama. Dia ingin menemui Raisa semalam untuk menanyakan kenapa Raisa bisa sakit, tetapi Adam terus mencegahnya. Dan sekarang Angkasa baru memiliki kesempatan untuk menemui Raisa. 

“Biar gue cerita,” kata Kevin menghampiri Angkasa. “Di taman belakang. Gak disini.” 

Angkasa, Hafiz, Robi, Erick, dan Aan mengikuti Kevin untuk pergi ke taman belakang rumah sakit. Sejujurnya, Angkasa masih tidak mengerti apa yang terjadi sini. 

Dia terluka karena kejadian tiga hari lalu, dan Raisa masuk rumah sakit. Kejadiannya bisa sangat bersamaan, Angkasa juga masih belum mengerti apa yang terjadi pada Raisa. Perempuan itu sebenanrnya sakit apa? 

“Sebenarnya Raisa kenapa sih, Vin?” tanya Angkasa. 

10 tahun yang lalu. 

Seorang anak perempuan dengan bangganya mengayunkan tangan yang terdapat lembaran kertas ulangan Matematika bernilai seratus. 

“BANG KEVIN!! MAMA!! PAPA!! RAISA DAPAT NILAI 100 MATEMATIKA!!” teriak anak itu dengan bangganya. 

“Anak papa,” Riza merentangkan kedua tangannya untuk dipeluk Raisa. “Anak papa pintar sekali, papa senang jika Raisa senang.” 

“YEEEEYYY!! PAPA BANGGA SAMA RAISA!!! BUKAN SAMA ABANG!!” teriak Raisa. 

“Halah, soalnya cuma 1+1, abang bakalan dapat nilai 120 kalau ngerjain itu,” kata Kevin mengelak. 

“Vin, jangan gitu,” kata Alina memperingatiKevin. 

“Bela aja terus Raisa,” sungut Kevi n kesal. 

“Abang, aku dapat nilai 100, pokoknya abang harus beliin boneka yang ada di istana boneka sana!! Abang harus beliin boneka beruang warna pink!!” 

“Gak mau! Minta aja sama mama dan papa, gak usah minta sama abang,” balas Kevin. 

“Tapi Raisa maunya abang yang beliin pakai uang abang, nanti papa yang ganti!! Pokoknya Raisa mau boneka itu sekarang!!” 

“Ga!!!” balas Kevin. 

“Vin beliin, nanti papa ganti uang kamu.”

ANGKASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang