SEBELAS

11.3K 511 25
                                    

Daisy POV

beberapa lama aku tertidur, tubuhku merasa sedikit ringan. Mataku melihat sekeliling ruangan itu tidak terlalu luas hanya terdapat tempat tidur dengan perabotan yang seperlunya. Tak jauh terlihat kamar mandi. Aku bangkit dan menyadari jika celana dalam milikku masih diluar. Heels yang kukenakan sebelumnya juga masih disana. Aku kembali melirik ruangan dan melihat jam yang menunjukkan pukul 11 siang. Aku sudah tertidur kurang lebih 2,5 jam.

Dengan kaki tanpa alas, aku berjalan menuju pintu. Seketika aku mendengar suara erangan dari ruangan Erol. Tanganku terus membuka perlahan pintu itu dan terpampanglah pemandangan Erol sedang bersetubuh dengan seorang wanita diatas meja mahoganynya. Aku terdiam seketika. Aku sudah melihat ini berulang kali dimana Erol menyetubuhi wanita lain didepan mataku sendiri. Aku berpikir, situasi tadi pagi sudah perlahan menyentuh penghalang tinggi disekitar Erol. Sedikit demi sedikit aku bisa dekat dengannya, apa itu hanya pada sisiku? Aku terlalu banyak berharap? Aku menghela napas dan kembali duduk diatas tempat tidur. Lagi-lagi rasa kecewa itu.

Beberapa waktu berlalu, aku bangkit berdiri. Saat keluar dari ruangan, wanita itu sudah berpakaian lengkap dan mengecup pipi Erol manja. Erol menatapku dingin, aku menghampirinya dan meraih heels milikku. Aku juga meraih berkas dimeja Erol dan memilih keluar ruangan. Aku memilih duduk dibangku sebelah Reta.

Reta tertawa kecil, "Kamu tak tahan?"

"Huh?"

"Jangan pura-pura bodoh. Calon suamimu bersetubuh dengan wanita lain didepan matamu. Atau kamu juga bergabung dengan mereka?" syok Reta sembari menggoda.

"Oh..." hanya itu jawabku tak tertarik.

Reta memandangku lekat, "Kamu serius?" bingungnya. "I mean.... dia calon suamimu dan telak berselingkuh dihadapanmu?"

Aku yang sedang membaca file itu merasa terganggu, "Lalu?" tanyaku balik.

Reta tertegun melihat ekspresiku, "Sejujurnya diawal melihatmu aku merasa iri. Bagaimana mungkin wanita secantik dan seperfect dirimu mendapatkan Erol Batmajaya. Dunia begitu tak adil. Tetapi setelah dipikir-pikir, berada diposisimu tidaklah menyenangkan."

Aku tersenyum kecil, "Thanks."

"Kamu terlihat menyenangkan, aku Reta." Reta mengulurkan tangannya. "Maaf sikap tidak sopanku sebelumnya."

"Daisy." Jawabku singkat dan menjabat tangannya.

"Tenang saja. Erol belum pernah menyentuhku." Tambah Reta sambil mengedipkan matanya. Aku kembali tersenyum. "Ini pertama kalinya kamu berada di New York?"

"Tidak. Sebelumnya aku juga berkuliah di Amerika."

"I see." Reta mengeluarkan handphonenya. "Bisakah kamu memberikan nomor handphone milikmu?"

"Sure." Reta menyimpan nomor yang aku sebutkan.

"Kapan-kapan kita keluar untuk makan bersama. Aku tidak memiliki teman di kota ini. You know... I am introvert." Reta tertawa kikuk.

"Sure." Jawabku lagi dan kembali membaca file itu. Reta juga menjelaskan beberapa tugas yang harus aku handle berhubungan dengan privasi Erol. Jam menunjukkan pukul 12, aku merasa lapar. Aku bangkit berdiri dan memencet intercom. "Aku akan mencari makan siang." Kataku kepada Erol singkat. Saat Erol akan menjawab, aku mematikannya.

Reta memandangku bergidik, "Bos akan marah besar kamu mematikannya seperti itu."

Aku hanya tersenyum kecil dan bangkit berdiri, Reta mengikutiku dan kami berdua menuju kantin kantor. Erol sedang sibuk dengan wanitanya, dia tidak akan punya kesempatan untuk marah. Kantor ini besar dan mewah, pegawai-pegawainya pun terlihat professional. Aku dan Reta mengantri makanan, Reta menyikutku pelan.

Caramel Sunset (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang