[21+]
Daisy POV
Hari-hari kulalui dengan tenang. Erol memperlakukanku bagai seorang puteri. Apa yang bahkan belum kuucapkan dengan cepat dapat di pahami olehnya. Satu contoh seperti saat aku yang ingin memakan sesuatu, dia akan menyuruh pengawalnya untuk mencarikannya meski makanan tersebut sangat sulit di temukan sehingga tidak banyak yang menjualnya. Kesehatanku menjadi prioritasnya. Aku mengikuti beberapa terapi di bawah pengawasan ketatnya setiap hari. Erol tidak pernah absen memberi video call di manapun dirinya berada. Seiring waktu aku menyadari bahwa cintaku juga semakin tumbuh kuat atas perlakuan menyenangkannya. Aku sedang menanda tangani beberapa berkas ketika nama Kei tercetak di layar handphoneku.
"Hey Baby." Sapa Kei riang.
"Hey!" kataku kemudian.
"Kamu sudah makan? Makan sianglah bersamaku, aku akan menjemputmu. Aku akan kembali ke Jepang dalam beberapa hari." Kei berusaha membujukku. Aku melirik jam tanganku dan mengiyakan ajakannya. Tak beberapa lama, aku sudah duduk di hadapan Kei yang telah mengorder makanan kami. Kei mengajakku ke restaurant Jepang favoritenya selama berada disini. "So, kamu terlihat baik-baik saja." Kata Kei kemudian.
"Yeah. Seperti yang terlihat." Aku menyesap ocha yang terhidang.
"Jadi akankah kamu menyusulku ke Jepang?" tanya Kei hati-hati.
Aku menatapnya, Kei terlihat sangat berharap akan jawabanku selanjutnya. "Kei..."
"Jadi no?" potongnya. "Dae... aku bisa merawatmu dengan baik. Aku bisa memberikan hidup yang nyaman untukmu. Aku bisa melakukan apapun untuk membuatmu selalu tertawa."
"Kei..."
"Aku mengetahui beberapa informasi jika pria itu bahkan bersetubuh dengan wanita lain di depanmu!"
"Kamu mematai-mataiku?" tanyaku dingin.
"Tentu saja! Aku..." Kei sudah akan melanjutkan perkataannya ketika makanan kami tiba. Kei memilih menundanya dan mengajakku makan. Kami menikmati dalam diam. Setelah selesai, Kei kembali mengantarku kembali menuju kantor. Kami masih di dalam mobil di ruang parkir. "Bisakah aku bertemu denganmu esok?" Kei mengatakannya.
"Entahlah. Aku belum bisa memastikannya. Ada beberapa dinas luar yang membutuhkanku langsung di lapangan."
"Aku bisa mengantarmu."
"Erol tidak akan menyukai itu."
Kei tertawa kecewa, "Ah.. jadi dia sekarang memperhitungkan kehadiranmu setelah melihatku? Baru sekarang dia merasakan betapa pentingnya posisimu?" tanya Kei menohok. "Pria brengsek." Umpatnya.
"Aku harus pergi." Aku membuka pintu mobil. Tepat saat akan keluar Kei menarik lenganku dan mengecup bibirku dalam. Dengan sekuat tenaga aku mendorong tubuhnya.
"I love you." Kata Kei melepaskanku kemudian dan tidak melihat ke arahku lagi. Tatapan matanya dingin menatap lurus kedepan. Aku meninggalkannya dengan cepat karena kesal. Bagaimana bisa dia hanya menciumku seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel Sunset (COMPLETED)
RomanceWARNING!!! 21+ (Sudah di peringatkan ya. Jangan ngeyel yang belum cukup usia.) *Belum diedit sedikitpun. Penuh gramatikal eror.* "Kamu cinta dia bukan aku. Aku bisa memiliki semuanya, tapi tidak dengan hatimu." Kecewa Erol. "Aku memberikannya padamu...