DUA BELAS

11.4K 522 28
                                    

[21+]

Daisy POV

Pekerjaan hari ini cukup melelahkan. Pengawal Erol bersedia mengantarku pulang tetapi 2 jam perjalanan sudah membuatku malas. Satu hari tidak bertemu Erol tidak akan menyakitiku. Seharian tidak melihat wajahnya justru membuatku tenang. Entah mengapa 6 bulan pernikahan ini semakin menyakitiku dari hari demi hari, terlebih jika wanita-wanita itu bersetubuh dengannya didepan mataku.

Aku menghela napas dan menatap langit malam. Aku nyaris lupa bagaimana rasanya menikmati perasaan 'damai'. Jika bersama Erol aku tidak akan bisa tidur tenang, tangannya tidak akan diam menggerayangi tubuhku. Aku heran dari mana asalnya stamina itu, siang hari dia bersetubuh dengan wanita-wanitanya dan malam harinya denganku. Aku beruntung jika hotel ini juga membuka cabang Victoria Secret, sehingga aku bisa tertidur dengan lingerie dan bukannya pakaian kantor.

Teh hangat yang berada ditanganku perlahan menjadi dingin. Jam sudah menunjukkan pukul 11.30, aku butuh beristirahat karena pagi-pagi benar akan kembali berkantor. Aku sudah terlentang diatas tempat tidur dan menutup mata ketika aku mendengar suara bel membangunkanku. Awalnya aku bersikap sangat cuek karena merasa tidak memesan apapun dan tak akan menerima tamu selarut ini. Namun bel itu tak berhenti berbunyi. Aku bangkit dengan bingung dan mengenakan piyama. Aku mengintip diarah lubang pintu dan melihat sosok Erol berdiri dengan wajah keras. HA? Untuk apa dia berada disini? Aku membuka pintu dengan segera.

"Ada ap....." kataku terkesan kesal. Erol tidak membiarkanku menyelesaikan kalimat itu, dirinya meraih wajahku dan mengulum bibirku buas. Dengan kakinya yang panjang, Erol menutup pintu. Kedua tangannya memeluk tubuhku sangat erat seakan aku akan lenyap dengan seketika. Lidahnya sudah mengeksplor ruang mulutku dengan keras, dia tak membiarku bernapas sedikitpun.

Aku berusaha mendorong tubuhnya namun otot-ototnya begitu keras seakan meremukkanku. "Hmp.... E...Erol!" kataku pada akhirnya dan mendorong tubuhnya keras setelah 5 menit pergulatan dengan bibirnya. Aku mencari udara dengan terengah-engah. "Ke...kenapa kamu bisa berada di sini?" tanyaku bingung. Napasnya pun ikut memburu, matanya menatap tubuhku liar. Ah... Sial. Makiku. Jadi dia datang jauh-jauh untuk menyetubuhiku? Betapa menyedihkannya statusku ini.

Aku berbalik mengabaikannya tanpa harus menunggu jawaban tetapi tangan kuat Erol meraih tubuhku dan mulai mengecupi leherku yang terbuka. Aku bisa mencium bau parfum wanita dari tubuhnya. Pria playboy ini menghampiriku setelah menyetubuhi wanita lain.

Mengetahui itu dengan keseluruhan tenagaku, aku mendorong tubuhnya. Wajahku nampak begitu kesal. Aku sudah merasa damai beberapa waktu lalu dan dia datang jauh-jauh mengangguku. "Mencariku setelah menyetubuhi wanita lain?" tawaku sinis. Aku memperbaiki piyama yang sudah berantakan memperlihatkan lingerieku yang semakin membuat tatapan Erol menggila.

"Apa?!" balasnya tajam.

"Aku bisa mencium parfum wanita lain dari tubuhmu. Aku sudah mengatakan beberapa kali bukan? Aku tidak ingin bau itu masih menempel ditubuhmu jika kamu ingin menyetubuhiku!!!!" jawabku sengit. "Aku tidak main-main, Erol." Ancamku kesal.

Bukannya marah karena aku berani menjawabnya balik, Erol justru mengendus tubuhnya. "Benarkah?" tanyanya polos. "Aku akan mandi kalau begitu." Erol segera membuka kaos miliknya dan memperlihatkan perut sixpacknya "Aku tak akan lama." Aku menghela napas panjang ketika Erol sudah menghilang dibalik kamar mandi. Aku segera menghubungi Carolus untuk menghadapku.

"Kenapa tuanmu bisa kemari?" tanyaku cepat saat membuka pintu kamar. Carolus yang menyewa kamar disebelah kamarku segera menghampiriku.

"Maaf nyonya.. tuan memaksa untuk kemari."

"Aku baru saja akan istirahat." Kataku memijat kening lelah.

"Tuan tidak bisa tertidur sehingga menemui anda."

Caramel Sunset (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang