Erol POV
Begitu sampai di Honolulu, kami segera menuju resort milikku. Daisy tidak membawa banyak barang bawaan sehingga tidak harus membongkar. Tubuhnya mendekati jendela dan menikmati pemandangan laut tersebut. Tercipta senyum kecil diwajahnya, aku hanya mengamati dari jauh tanpa ingin menghalangi. "Aku ingin berjalan-jalan." Katanya kemudian.
"Baiklah." Aku segera bangkit dan mengantongi dompet serta handphone milikku. Meski tak akan kugunakan tetapi aku memilih berjaga-jaga. Daisy telah bersiap dengan kamera mirrorlessnya. Kami berjalan menyusuri lorong resort sembari bergandengan tangan. Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang sehingga aku memutuskan untuk mengajak Daisy menikmati makan siang.
"Bos..." sapa managerku saat kami memasuki restaurant. Pengunjung saat itu didominasi oleh pelanggan pria. Saat melihat Daisy, mata mereka nyaris keluar dan tanpa ragu-ragu menggodanya. Daisy sudah memilih bangku yang berada didekat jendela yang menunjukkan view laut. Aku bangkit dan mendekati managerku di area kasir. "Apa kabar?" Arvin menyapaku,
"Baik. Bagaimana resort?" tanyaku sembari membuka menu.
"Sejauh ini stabil." Lapornya. "Aku tak percaya anda memutuskan menikah. Awalnya aku pikir itu hanya prank belakang." Lirik Arvin kearah Daisy sambil tertawa.
"Yah... itu terjadi begitu saja." Jawabku pendek dan memesan beberapa makanan, red wine, pina colada dan mojito (cocktail) dari menu. Aku masih mengobrol ringan dengan Arvin ketika pandangan Arvin tak lepas dari arah tempat duduk Daisy.
"Sepertinya istri anda sangat popular." Tawa Arvin menggoda. Aku menoleh cepat dan menemukan 3 orang pria sudah duduk didepannya dan mencoba mengajak Daisy mengobrol. Aku sudah akan berjalan pergi ketika Arvin menghentikanku. "Jangan terlalu keras bos. Mereka bertiga adalah pengusaha-pengusaha tambang dan politikus. Mereka pelanggan tetap disini. Anda harus bisa mengontrol emosi."
Aku bisa mendengar mereka berusaha keras meminta nomor handphone Daisy. Langkahku semakin cepat. "Ehem." Kataku menganggu mereka.
"Oh... dia pria mu?" tanya salah satu dari mereka dengan tertawa.
"Erol Shane." Sebut pria yang paling ujung.
Pria yang terakhir kemudian mengeluarkan kartu namanya, "Hubungi aku jika malam ini dia sudah mencampakkanmu. Aku akan dengan sangat senang menjadikanmu pasanganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel Sunset (COMPLETED)
RomanceWARNING!!! 21+ (Sudah di peringatkan ya. Jangan ngeyel yang belum cukup usia.) *Belum diedit sedikitpun. Penuh gramatikal eror.* "Kamu cinta dia bukan aku. Aku bisa memiliki semuanya, tapi tidak dengan hatimu." Kecewa Erol. "Aku memberikannya padamu...