Camer?

77 32 4
                                    

Kita tak bisa memilih untuk siapa hati kita di jatuhkan.
Kita hanya bisa memilih ingin membiarkannya memupuk harapan atau memperjuangkan.

-Author

-----------------------------------------------------------

Author Pov

Suasana dalam salah satu Mall besar di ibu kota terlihat sangat ramai juga menegangkan. Karena tepat Hari ini, Turnamen Mobile legends yang di nantikan oleh Vanilla dan teman-teman nya Akhirnya mulai juga.

Saat ini giliran Tim Humans (Vanilla Dkk) bertanding melawan Tim Killer. Mereka terlihat Serius dan sangat fokus dalam permainannya masing-masing.

Permainan sudah masuk di menit ke 10 tapi belum juga ada yang berhasil mencetak poin atau mengkill dari masing-masing tim.

First blood

Vanilla Akhirnya berhasil membunuh hero lawan. Ia sangat mahir dalam memainkan hero Kagura.

Enemy Has been slain

Double kill

Triple kill

Maniac

Shutdown

Tim Vanilla sangat kompak dan berhasil memimpin pertandingan.

VICTORY

Tim Vanilla bersorak ria saat gema suara kemenangan berpihak pada mereka. Akhirnya mereka pun memenangkan pertandingan itu dengan mudah. Dan otomatis mereka berhasil masuk Final.

***

"Van mau gue anter pulang?"

Bagas menghampiri Vanilla yang dari tadi terlihat seperti menunggu seseorang.

"Hmm yaudah deh, ayo"

Vanilla mengiyakan tawaran Bagas. Kemudian ia menuju basement. Sudah hampir satu bulan Vanilla tidak mengendarai Vespa matic kesayangannya. Karena sebulan yang lalu ia pernah jatuh dari Vespa nya itu dan menyebabkan Vespa tersebut harus menginap di bengkel. Kalau saja seandainya tabungan ia cukup, pasti ia sudah menjemput Vespa nya itu dari bengkel. Hanya saja Vanilla tidak mau merepotkan siapapun, sehingga ia harus menabung dulu agar bisa menebus Vespa kesayangannya.

Di perjalanan, baik Vanilla ataupun Bagas, tidak ada satupun yang membuka suara. Bagas fokus dengan Mobil nya. Sedangkan Vanilla Fokus pada Handphonenya.

"Daritadi diliatin aja tuh HP, kaya yang punya Doi aja lo" celetuk Bagas

"Suka-suka gue lah" jawab Vanilla yang tetap fokus pada benda pipih dalam genggamannya itu.

"Van lo udah deket banget ya sama chico?"

"Hm yagitu, dia yang deketin gue mulu"

"Apa lo ga risih?"

"Risih. Tapi udah terbiasa"

"Lo mulai suka ya ama dia?"

"Hah suka? Suka pengen nabok iya"

"Serius van"

"Entahlah gue bingung"

"Oh gitu ya van"

Setelah perbincangan singkat barusan. Tidak ada lagi yang membuka suara di antara Mereka.

ICE GIRL VANILLA ( Telah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang