Pulang

61 8 17
                                    

Author pov

Desir angin membuat anak rambut Vanilla bergerak dengan indah.Chico tersenyum melihat itu.Mereka kini berada di taman Rumah sakit.Chico duduk di kursi roda karena kaki nya masih cidera.Sedangkan Vanilla duduk di bangku taman.

"Kenapa?" Vanilla menoleh saat sadar dirinya terus di perhatikan oleh Chico.

"Gapapa hehe," jawab Chico sebelum akhirnya memalingkan wajah.

"Udah kan nyari anginnya? balik ke kamar yu," ucap Vanilla.

"Astagfirullah Van nanti aja kalo udah halal, " ujar Chico yang langsung di hadiahi tatapan tajam Vanilla.

Tak...

Vanilla menjitak pelan jidat Chico, kemudian berkata."Maksud gue bukan kamar yang itu Chico!"

"Hahaha kirain."

"Mau nya lo itu mah."

"Nanti juga kamu mau hehe," ucap Chico cengengesan.

"Kalo gamau?"

"Saya paksa lah hahaha," Chico makin ngakak. Dasar Chico, sedang sakit pun masih sempat-sempatnya ia bercanda.

"Ayo atau gue tinggalin nih?"

"Tuh kan gak sabaran Vanilla mah hahaha"

Vanilla hanya menepuk jidat.Ia tak habis pikir. Waktu dulu ibu nya Chico ngidam apa ya? Kok bisa punya anak ngeselin plus bikin nyaman gitu. Eh....

"Banyak bacot lo.Udah ayo nanti dokter nyariin disangka gue nyulik lo lagi."

Kini Vanilla tak mau membuang-buang waktu lagi.Ia langsung mendorong kursi roda Chico menuju kamar rawat inap nya.

***

"Loh Chico mana ya?" tanya Lisa kebingungan.

"Nah loh gatau aku," jawab Bagas sama bingungnya.

Bagas dan Lisa berniat untuk menjenguk Chico namun saat mereka sampai di Kamar , tidak ada satu orang pun yang berada di sana. Akhirnya mereka keluar untuk mencari keberadaan Chico.

Mereka bertanya pada suster dan dokter apakah Chico sudah pulang atau belum.Mereka menjawab Chico seharusnya ada di kamar. Kemudian kabar hilang nya Chico membuat para suster ikut serta dengan Bagas dan Lisa untuk mencari Chico.

"Coba cari ke taman deh , Chico kan suka banget taman," usul Lisa.

"Oke ayo ke sana."

Bagas dan Lisa pun segera bergegas ke taman. Sesampainya di pertengahan jalan mereka menghela nafas lega saat melihat Chico bersama Vanilla.Kemudian Bagas dan Lisa menghampiri mereka.

"Chico kemana aja? kirain aku kamu udah pulang," ucap Lisa saat sudah berhadapan dengan Chico dan Vanilla.

"Eh neng Lisa, itu tadi saya abis dari taman hehe," jawab Chico.

"Oalah kirain diculik hahaha," celetuk Bagas kemudian mata nya tertuju pada Vanilla.

"Ih ogah gue nyulik dia mah haha," ucap Vanilla.

Mereka tertawa mendengar jawaban Vanilla.Lalu sesaat kemudian mereka bergegas untuk kembali ke kamar rawat inap Chico lagi.

***

Tak terasa sudah 2 minggu Chico di rawat, sehingga Vanilla dan Chico semakin dekat sejak perpisahan mereka 2 tahun lalu.Hari ini Chico sudah di perbolehkan untuk pulang. Vanilla membantu Chico mengemas barang-barangnya.

"Vanilla!" seru Chico pada Vanilla yang tengah sibuk memasukkan pakaian ke dalam tas.

"Hmm?" sahut Vanilla.

"Makasih banyak ya."

"Buat?"

"Makasih karena gak benci sama saya justru kamu malah baik banget sekarang."

Vanilla tak menyahut, ia memasukan pakaian terakhir ke dalam tas besar lalu menutupnya dengan rapat.Kemudian dia duduk di tepi ranjang , tepatnya di samping Chico.

Chico gugup berada sangat dekat dengan Vanilla.Apalagi wangi parfum khas Vanilla sudah memenuhi indera penciumannya saat ini.

"Heh kenapa gemeteran? kalo masih sakit nanti gue bilang dokter biar gak pulang hari ini," ucap Vanilla cemas.

"Saya sehat kok, tapi kamu deket banget saya jadi gugup."

Vanilla langsung ngakak. Sedangkan Chico makin salting.

"Hahaha gue jadi inget pas dulu lo di halte."

"Ih itu saya akting doang hehe."

"Masa akting ampe keringet dingin kaya nahan berak hahahaa." Vanilla makin ngakak.

"Udah ayo atuh pulang," ucap Chico sembari menarik tangan Vanilla.

Vanilla kehilangan keseimbangan nya. Tanpa disangka jarak mereka malah semakin dekat. Mereka diam beberapa detik sebelum akhirnya saling memalingkan wajah.

"Maaf."

"Maaf."

Ucap mereka bersamaan.Mereka jadi salting apalagi tiba-tiba pintu di buka oleh perawat.

Ceklek...

"Saudara Chico maaf untuk segera menyelesaikan biaya administrasi,"ucap perawat itu sebelum akhirnya menghilang dari pandangan Chico dan Vanilla.

"Anjir ngangetin aja sih perawat kirain saya hantu," ujar Chico sembari menoleh pada Vanilla saat menekankan kata 'hantu'.

"Apa lo? maksudnya gue hantu?" Vanilla menatap tajam ke arah Chico.

"Iya , abisnya kamu menghantui pikiran saya mulu hahaha," ucap Chico sembari mencubit pipi Vanilla.

"Garing. Udah ayo pulang!" titah Vanilla sambil berusaha menyembunyikan sumbratan merah muda di pipi nya.

" Kebiasaan banget kalo Blushing di tutupin mulu hahaha."

Vanilla tak menyahut ia langsung menyeret Chico keluar.Bisa-bisa ia jadi gila beneran kalau ngeladenin Chico mulu.

***
1 minggu kemudian...

Saat ini Vanilla dan Chico sedang berada di Bandara. Hari ini Chico akan pulang ke Belanda. Awalnya Vanilla sedikit sedih namun ia kembali sadar bahwa ia hanya sekedar mantan jadi tak ada hak untuk mengatur hidup Chico.

"Vanilla kalau saya Chat atau telpon jangan sombong ya nanti," ucap Chico sembari menatap Vanilla.

"Iya."

"Jaga diri baik-baik," Chico mengacak rambut Vanilla.

"Iya."

"Awas aja kalau sampai saya balik kamu dah nikah ama Azka!"

"Kenapa?"

"Nanti saya jadi peisor!"

"Hah?"

"Perebut istri orang."

Vanilla ngakak mendengar jawaban Chico.Apalagi dengan ekspresi nya yang lawak.

Beberapa saat kemudian ekspresi Chico menjadi muram.

"Loh kenapa sedih gitu?" tanya Vanilla.

Chico tak menjawab pertanyaan Vanilla.Justru ia malah membawa Vanilla dalam pelukan nya.Vanilla hanya diam mematung sambil mengatur detak jantungnya.

"Saya janji saya pasti kembali Van," ucap Chico sembari mengusap pucuk kepala Vanilla.

Entah kenapa suasananya menjadi canggung.

"Maaf saya sudah lancang," ucap Chico sebelum melepas pelukannya.

"Udah sana tuh pesawatnya kayanya dah siap" ujar Vanilla sembari berusaha tersenyum.Walau sebenarnya ia sedih.

"See you Vanilla."

"See you too."

Chico berjalan menuju pesawat yang akan ditumpanginya.Sementara Vanilla masih diam di tempat sembari melihat punggung Chico yang semakin lama semakin jauh.

Gimana nih pada nungguin gak?wkwk

See you in the next chapter!!!

ICE GIRL VANILLA ( Telah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang