Sungguh tawa mu itu lah yang membuatku selalu tersenyum saat memikirkanmu.
-Ananda Chico Alatas
----------------------------------------------------------
Author povAngin berhembus tenang meniupkan sebagian dirinya pada tubuh Vanilla .Udara dingin malam ini mampu membuatnya kedinginan. Cardigan tipis miliknya pun tak mampu menahan dinginnya udara malam ini ditambah hujan deras semakin membuatnya seperti sedang di dalam kulkas.
Vanilla sedang berada di depan sebuah Indomaret yang tak jauh dari kampusnya.Tadi sore sepulang kuliah ia berniat untuk membeli perlengkapan kemah yang akan dilaksanakan besok lusa.Namun, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya,Vanilla pun terjebak di depan indomaret ini.
Ia duduk sambil memperhatikan Vespa matic nya yang basah karena terguyur hujan. Kemudian Vanilla lagi-lagi menengok jam yang terlingkar di tangannya. Ia mulai gelisah Saat sadar ternyata jam sudah menunjukan pukul 18.00.Ia semakin gelisah saat menyadari Handphone nya mati karena Lowbat. Lalu, Ia hanya menunduk pasrah sambil berharap hujan segera reda.
Hingga tiba-tiba sebuah payung terulur di depan matanya. Vanilla terbelakak saat tau siapa yang menyodorkan payung tersebut.
"Ekhem sendirian aja"
Ya, Vanilla sangat mengenal suara itu. Suara yang akhir-akhir ini ia rindukan. Suara milik chico.
"Kenapa lo bisa disini?" Vanilla mengernyitkan dahinya.
"Mungkin kita memang jodoh Van" ucapnya santai.
Vanilla memperingatkan dirinya sendiri dalam hati. Jangan sampai dia Baper hanya karna kata-kata receh milik chico.
"Gue nanya serius"
"Saya juga jawabnya serius."
Vanilla menghela nafas panjang. Kemudian ia mengambil payung yang tadi disodorkan oleh Chico.
"Ett siapa yang bilang payung itu buat kamu?"
Chico menahan tangan Vanilla. Ia bisa merasakan dinginnya tangan Vanilla. Sekaligus dinginnya sikap Vanilla.
"Terus?" Tanya Vanilla.
"Buat kita berdua lah, masa saya ditinggal. Kan payung nya cuman satu atuh." Ujar Chico lalu dengan cepat merebut payung itu dari Vanilla.
Vanilla lagi-lagi di buat kesal. Kenapa Chico selalu saja membuat ia malu.
"Lo pulang aja. Gue bisa pulang sendiri." Ucap Vanilla ketus.
"Tuh taxi nya udah datang. Kalau kamu mau pulang sendiri. Biar nanti saya yang antar Vespa kamu ke rumah." Ujar chico
"Lo pulangnya gimana?" tanya Vanilla.
"Ya naik Vespa kamu atuh masa terbang.Emangnya saya Kalong haha" jawab chico.
"Bagus juga modus lo buat maling vespa gue " Vanilla tersenyum miring.
"HEH ORANG NIAT BAIK KOK DITUDUH MALING!" Chico menoyor dahi Vanilla.
Vanilla tertawa. Akhirnya Chico bisa melihat tawa Vanilla lagi. Tawa yang membuat hati nya hangat sekaligus senang.
"Hahaha yauda gue balik dulu, nih kuncinya awas loh jangan dibawa kabur."
Vanilla mengambil tangan Chico kemudian ia meletakan kunci Vespa miliknya disana.
"Udah sana liat tuh supir taxi nya gabut kelamaan nunggu kamu." Ujar chico. Lebih tepatnya ngusir wkwk.
Vanilla pun berlari ke arah taxi tersebut dan langsung menaiki nya. Sementara Chico terus memperhatikan taxi yang di tumpangi Vanilla hingga taxi tersebut hilang dari pandangannya.
Setelah Vanilla pulang, ia kemudian masuk ke Indomaret untuk membeli beberapa Cemilan. Karena memang itu tujuan awalnya. Kali ini ia tak bawa motor sebab tadi hujan lumayan deras. Untung ada Vespa Vanilla. Jadi ia Bisa sekalian modus main ke rumah Vanilla. Mwehehe.
***
"Van liat ada apa tuh?"
Chico membuat Vanilla seketika menoleh ke belakang. Karena ia tiba-tiba menunjuk ke arah belakang Vanilla.
Slruup..
Saat Vanilla sedang menoleh ke belakang. Chico dengan cepat merebut Jus mangga milik Vanilla. Dan menyedotnya hingga habis.
"Heh punya gue!!" Vanilla mencoba merebut kembali jus mangga nya namun ia pasrah saat tau jus mangga nya telah habis.
"Pelit amat. Haus tau."
"Dasar gamodal."
"Biarin wle yang penting ganteng"
"Makan tuh ganteng"
Vanilla geram dengan sikap songong nya chico sehingga ia melempar muka chico dengan cup bekas Jus mangga nya tadi.
"Yee Galak amat bini nya Bagas." Ucap Chico sembari mengacak rambut Vanilla.
"Krik bgt lo" ucap Vanilla ketus.
"Lah kan kamu pacar nya bagas sekarang." ujar chico.
"Apaansi orang cuma temen."
Vanilla mendengus kesal. Kenapa orang-orang selalu mengira bahwa ia adalah Pacar nya Bagas.
"Temen apa temen?"
"Serah lo."
"Yee gitu aja marah"
...
"Van jangan diem. Makin jelek tau"
...
"Van senyum dong biar saya makin cinta"
Vanilla sebisa mungkin menyebunyikan senyumnya. Walau tetap saja ia tak mampu menyembinyikan rona merah di pipi nya.
"Itu kok merah?Abis di tabok siapa neng? Hahahaha" chico tak bisa menahan tawanya.
"Bacot banget lo."
Vanilla memukul bahu Chico. Perasaan Vanilla bukan mengelitikinya Kok chico malah ketawa. Aneh emang manusia itu.
"Van maafin saya ya." ujar chico
Setelah berenti ngakak. Kelihatannya sih ini udah masuk mode serius."Buat?" tanya Vanilla.
"Udah ngediemin kamu waktu itu." Jawab Chico "saya cuman gamau bikin risih kamu lagi. Kirain saya kamu teh beneran jadian sama Bagas." Lanjutnya.
"Ohh soal itu. Gue udah maafin kok."
"Serius Van? Kamu emang Temen terbaik saya hehe."
Chico mencubit pipi Vanilla. Vanilla hanya tersenyum tipis. Ada sedikit sesak di dadanya saat chico bilang ia Hanya Teman terbaiknya. Tapi itu lebih baik daripada harus saling menjauh seperti tempo hari.
Sejak saat itu hubungan mereka mulai membaik. Hubungan sebagai teman Maksudnya hehe. Mereka mulai sering belajar bersama atau sekedar hang out di hari libur. Chico juga mulai akrab dengan Bagas. Walaupun mereka tetanggaan tapi selama ini tidak terlalu Akrab. Berkat Vanilla kini Chico tak pernah kesepian lagi.
Lagi-lagi Bukan ending wkwk
Pokoknya pantengin aja lapak ini dan jangan lupa Voment ya gais. See you!!

KAMU SEDANG MEMBACA
ICE GIRL VANILLA ( Telah Terbit )
Fiksi RemajaTerimakasih pernah hadir walau tak sampai akhir. Pernah singgah walau mungkin tak pernah sungguh. Pernah mengukir tawa walau hanya sementara. Bila kau memang untukku, sejauh apapun jarak memisahkan pasti akan dipersatukan kembali. Semoga saja. **...