Penantian

37 6 0
                                    

Author POV

Tak terasa satu tahun sudah Vanilla dan Chico terpisah oleh Jarak.Mereka telah sama-sama terbiasa menghadapi rindu.Akhir-akhir ini mereka sudah jarang lagi saling menghubungi.Entah karena semakin sibuk oleh pekerjaan masing-masing atau karena alasan yang lain.

"Van mending sama saya, daripada nungguin yang gak pasti."

Kalimat seperti itu sudah bosan Vanilla dengar.Memang benar kata mereka kehadiran Chico belum tentu pasti.Namun jika ia mau menunggu Chico apa salahnya?

Kini Vanilla sedang makan siang dengan Azka—rekan kerjanya.Keduanya memang cukup dekat sejak mereka bekerja di perusahaan yang sama.Namun hati Vanilla tak bisa berbohong.Ia masih mengharap pada Chico.

"Ka gue salah gak nungguin yang gak pasti?" tanya Vanilla memecah keheningan.

Azka menghentikan aktivitas makan siangnya.Alisnya terangkat menandakan ada kebingungan di sana.

"Masih Chico?"

"Hmm."

"Kalau lo percaya sama takdir ya gak ada salahnya."

"Kalau Chico gak balik lagi gimana?"

"Kan ada gue hahaha."

Vanilla mencubit lengan Azka.Ia bahkan tak pernah membayangkan akan seperti apa jika ia bersama Azka.Pasti itu akan awkard sekali.

"Hahaha bercanda, tapi kalau mau serius juga gapapa," ujar Azka sebelum meneguk minumannya.

"Hmm Ka gue udah tua ya?"tanya Vanilla lagi.

"Iya, kaya nenek-nenek," ledek Azka.

"Sialan," umpat Vanilla.

"Cie nenek ngambek," Azka menyenggol lengan Vanilla.

Vanilla diam saja.Dari tadi ia hanya mengaduk-ngaduk jus mangganya.Makanannya pun sama sekali belum ia sentuh.

"Itu makanannya salting loh diliatin mulu," ucap Azka.

"Biarin," jawab Vanilla singkat.

"Mending liatin gue."

Pandangan Vanilla kini beralih pada Azka.Sementara yang ditatap malah memalingkan wajahnya.

"Aduh jangan liatin deh ngeri diabetes."

"Hahaha gaje lo," Vanilla menoyor Azka

"Nah gitu dong ketawa biar gak kaya nenek."

Vanilla membelakakan matanya saat mendengar kata "nenek" dari mulut Azka.

"Biar makin cantik maksudnya hehe," lanjut Azka.

Vanilla hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala.Kini keduanya melanjutkan kembali makan siangnya.

***

Kafe minimalis yang terletak tak jauh dari kampusnya, selalu menjadi tempat favorit Vanilla untuk menenangkan diri dari tumpukan tugas kuliah atau masalah yang sedang dilandanya.

Hari ini Vanilla diundang oleh teman-temannya untuk sekedar nongkrong atau mabar seperti pada saat jaman mereka masih kuliah.

"Eh nona Vanilla udah datang mana nih red carpet nya!?" seru Ucok.

Kedatangan Vanilla disambut hangat oleh teman-temannya.Vanilla bersyukur ia masih memiliki teman yang setia walau kadang bobrok dan tak tahu malu.

"Kalian udah daritadi?maaf ya tadi gue abis rapat dulu," ucap Vanilla.

"Santai aja Van kaya ama orang asing aja," jawab Rexy.

ICE GIRL VANILLA ( Telah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang