Seerat apapun aku menggenggam. Kau pasti akan pergi.Segigih apapun aku berjuang. Kau pasti tak akan teraih.
-Ananda chico Alatas
-----------------------------------------------------------
Author povSudah hampir sebulan chico terus saja mengganggu hidup Vanilla. Ia makin penasaran dengan Gadis yang ia temui di halte saat itu. Bagi Chico, mengenal Vanilla mengingatkannya dengan Lisa, teman masa kecilnya. Hingga saat ini Lisa tak kunjung memberinya Kabar. Hampir tiap malam Chico curhat dengan Vanilla tentang Lisa. Hampir tiap malam ia menelpon Vanilla, meski sering sekali Vanilla reject. Semakin dekat dengan Vanilla semakin ia sakit, selalu saja ia mengingat Lisa, Lisa, dan Lisa lagi.
Malam ini, Chico lagi-lagi menelpon Vanilla.
"Assalamualaikum Van, kamu udah tidur?"
"Belum."
"Hehe saya ga akan curhat Tentang Lisa lagi van tenang aja."
"Kenapa?"
"Saya nyerah van, saya mundur."
"Oh yaudah."
"Hehehe gitu doang? Ga kaget kamu?"
"Gak lah, kenapa juga harus kaget"
"Masih aja jutek kamu teh van, padahal kan kita udah jadi teman sekarang"
"Hmmm, maaf"
"Yaudah deh van, selamat tidur udah dulu ya besok Ke kampus bareng kan?"
"Iyaa"
⛅⛅⛅
Vanilla pov
Dari tadi gue duduk ampe kesemutan di teras cuman nunggu si cowok aneh doang. Udah hampir 30 menit dia belum datang-datang juga. Gue Sebenernya kesel banget ama dia. Gimana gak kesel coba? Gue lagi ngerank ama temen-temen gue.Dia malah nelponin gue. Pas gue angkat cuman curhat tentang temen kecilnya. Please deh lo salah jalur kayanya, lo yang anak psikologi Kenapa curhat nya ke gue? Udah pasti gue iya iya in doang lah njir. Dan dia kaya begitu hampir tiap malem bayangin coba. Perhatian sih perhatian kek doi gitu tapi kan gue risih kalo dia terus nyebut nama "lisa" pas manggil gue. Emang semirip apa sih gue ama temen masa kecilnya dia Itu. Paling juga masih cakepan dia.
Akhir-akhir ini juga gue jarang nongkrong ama sahabat-sahabat gue.Ya itu semua karna chico si cowok aneh.Dia kek ngambil alih semua kuasa.Mending kalo suami. Lah ini dia gua anggep temen aja harusnya bersyukur tuh anak.
"Hai van,sorry dah nunggu lama,tadi kebelet boker saya."
Tiba-tiba si cowok aneh itu membuyarkan lamunan gue. Gue cuman masang wajah datar pas dia ngomong sama gue. Sumpah gue gak peduli mau dia abis boker kek mau abis ngepet kek bodo amat lah.
"Van ayo berangkat, kok diem mulu?"
Tanpa berbicara satu kata pun, gue Langsung naik aja ke motor ninja dia.
Sampe parkiran kampus pun masih diem-dieman kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE GIRL VANILLA ( Telah Terbit )
Ficção AdolescenteTerimakasih pernah hadir walau tak sampai akhir. Pernah singgah walau mungkin tak pernah sungguh. Pernah mengukir tawa walau hanya sementara. Bila kau memang untukku, sejauh apapun jarak memisahkan pasti akan dipersatukan kembali. Semoga saja. **...