BAB 11

2K 253 73
                                    

Sebelumnya...

"Oh! Kalau begitu aku akan-"

"Tidak perlu. Tidur saja."

Sehun tidak membiarkan Hanbin menyelesaikan kalimatnya. Apa dia pikir dia peramal sampai tau apa yang akan Hanbin katakan. Menyebalkan sekali karena orang lain memotong ucapan kita.

"Tapi, kak, aku-"

Hanbin menghentikan ucapannya saat Sehun berbalik dengan pandangan matanya yang tajam. Ia tersenyum canggung, lalu pasang pose oke dengan tangan kanan. Sebuah isyarat bahwa ia akan menuruti perintah pacarnya. Hanbin takut Sehun marah lagi.

"Selamat menguras otak, kak," gumam Hanbin sebelum menjemput alam bawah sadarnya. Meninggalkan Sehun yang tersenyum kecil dengan tangan yang sibuk mengetikkan di atas keyboard laptop.

BAB 11

Hanbin pikir memiliki pacar adalah hal baik karena dia bisa berbagi banyak hal pada pacarnya. Dan itu benar adanya. Walaupun terkadang Sehun sedikit menyebalkan sebab pemuda itu terlalu jujur. Hanbin suka sakit hati mendengar jawabannya.

Hampir dua bulan menjalin hubungan Hanbin sudah mengenal lingkar pertemanan Sehun. Dan dia dapat katakan bahwa mereka adalah kumpulan orang kaya. Selain kaya, mereka juga kumpulan anak-anak berbakat. Anak-anak yang jika dilihat saja kamu akan merasa 'aku tidak level' dengan mereka. Oh, sakit hati Hanbin. Tetapi nyatanya tidak begitu. Teman-teman Sehun sangatlah ramah. Tapi bukan itu yang ingin Hanbim bicarakan dengan Sehun.

"Kakak kenapa tidak ambil seni tari saja?"

Bakat Sehun yang lebih menonjol dibandingkan musik adalah kemampuan menarinya. Hanbin dapat katakan kemampuan Sehun jauh di atas dirinya. Terutama tari modernnya.

"Aku suka tari, tapi untuk pekerjaan aku lebih memilih musik."

"Kenapa?"

"Biar bisa kerja bareng kau."

Hanbin menarik pipi Sehun kesal sebab jawaban pemuda itu melantur. Itu bukan alasan yang tepat untuk apa yang ia tanyakan. Dan itu juga tidak cocok untuk jadi alasan.

"Tidak ada alasan. Aku dan Jongin belajar tari sejak kecil, jadi mungkin hanya mencari suasana baru. Kau sendiri bagaimana? Kenapa ambil seni musik?"

"Aku suka musik."

"Hm, lalu?"

"Ya, karena aku suka musik."

Faktanya mereka sama saja. Setiap kali mendapat pertanyaan tidak pernah benar-benar menjawab. Kalau pun bersungguh-sungguh jawaban itu pasti terdengar menyebalkan.

"Kak?"

"Hm."

Hanbin perhatikan sisi samping wajah Sehun. Entah dia terlalu berlebihan atau memang Sehun yang mempesona, tetapi wajah Sehun memang sedikit tidak masuk akal.

Visualnya menampar hingga ke tulang.

"Kakak kayaknya blasteran ya," celetuk Hanbin.

Sehun menoleh pada pacarnya dengan wajah bingung. Apa maksud pemuda itu blasteran? Sedang Sehun punya orangtua yang satu ras.

"Tidak."

"Iya, kakak blasteran surga."

Sehun tertawa malu sambil memukul pelan sisi wajah Hanbin sebelah kanan. Sementara pemuda manis itu tertawa penuh kelakar sambil memeluk perut Sehun.

"Siap-siap sana," Sehun mendorong tubuh Hanbin. Mengusak pelan rambut pacarnya, lalu bangkit berdiri.

Sehun rasa sejak menjadi mahasiswa tingkat akhir hari libur tidak pernah menyenangkan. Jadi, mungkin hari ini ia bisa sedikit bersantai karena propsalnya sudah di-acc oleh dosen pembimbingnya. Weekend paling asik dihabiskan bersama teman sepermainan, juga pacar tentunya.

COVER LIFE | HUNBIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang