BAB 5

2.4K 332 82
                                    

Sebelumnya...

"Kau mau punya anak?"

"Mau," jawab Hanbin sambil menganggukkan kepalanya antusias.

Sehun terdiam sejenak sebelum mengambil bungkus rokok di kantung kemejanya beserta korek mancis. Ia juga tidak lupa mematikan rokok di selipan jarinya. Kemudian membuang semua barang-barang tersebut dalam tong sampah di sisi kiri.

Hanbin mengernyit bingung. Apa maksud tindakan Sehun.

"Kenapa dibuang?"

"Demi calon masa depan. Ayo, pulang."

"Hah?"

Otak Hanbin kosong seketika.

BAB 5

Laju motor Sehun melambat setibanya di sebuah rumah dengan pekarangan luas sebelum akhirnya berhenti. Hanbin yang hampir tertidur diboncengan segera membuka mata lebar-lebar saat tidak sengaja terantuk helm yang Sehun kenakan.

"Ck," decak Sehun. Memang ada-ada saja tingkah Kim Hanbin ini.

"Maaf, tidak sengaja. Aku ngantuk," ujar Hanbin sambil mengelus dahinya. Dan turun dari boncengan dengan sempoyangan. Hampir pula ia terjengkang ke belakang saking beratnya ransel yang ia kenakan.

Sehun tidak bilang apa-apa selain ikut mengelus singkat dahi pemuda itu setelah turun dari motor. Ia bantu Hanbin membawa tas ranselnya yang penuh dengan pakaian. Sementara si pemilik hanya diberi beban membawa tas selempang dan seplastik makanan ringan.

"Ini rumah kakak?"

"Punya mama."

"Iya, punya kakak juga."

Sehun tidak menanggapi lagi. Ia sibuk mencari kunci rumah di pot bunga mawar milik mamanya. Setelah dapat Sehun segera membuka pintu dan masuk. Hanbin mengikuti dibelakangnya.

Pemuda manis itu melihat sekeliling. Tidak seperti luarnya yang sederhana ternyata rumah Sehun sangat mewah. Ada banyak lampu hias di dalam. Keren. Dua jempol hanbin kasih. Empat tambah jempol kaki. Jadi, keren sekali.

"Aku numpang sini malam ini ya, kak?" Tanya Hanbin. Sehun yang sudah akan naik ke lantai dua menoleh pada pemuda itu dengan wajah datar.

"Perlu ditanya lagi?"

Hanbin tersenyum lebar disertai suara 'hehe' pelan. Ia lanjut mengikuti Sehun dengan semangat. Baru kali ini Hanbin masuk rumah orang kaya. Dan ternyata kamar Sehun jauh lebih keren. Ini sih namanya kamar idaman semua anak laki-laki.

"Kalau aku jadi kakak pasti tidak akan keluar rumah," komentarnya kagum. Main game di kamar Sehun rasanya tidak akan pernah bosan.

"Untung kau tidak jadi aku," kata Sehun sambil membereskan kertas yang berserak di meja belajar. Ada banyak jurnal ilmiah menumpuk. Bahan skripsinya itu benar-benar banyak dan memuakkan. Sehun mau muntah melihatnya.

Hanbin duduk di ujung kasur sambil memperhatikan Sehun. "Ada yang bisa kubantu, kak?"

"Hm? Oh, tolong susun pakaianmu di lemari itu."

Hanbin mengikuti arah telunjuk Sehun. Ia melihat lemari kecil di samping meja belajar Sehun. Warnanya putih bersih, senada dengan perabotan di kamar ini. Tidak buang-buang waktu Hanbin segera melakukan apa yang diperintahkan. Namun baru menyusun beberapa baju kegiatan Hanbin berhenti.

"Kak, tapikan aku cuma nginap satu malam saja. Untuk apa susun semua pakaian?"

"Siapa bilang hanya satu malam?"

Hanbin garuk kepala. Iya, benar. Tidak ada yang bilang. Tapi, Hanbinkan orang yang tahu diri. Masa iya dia tinggal dengan Sehun lama-lama. Satu kamar lagi. Apa kata ibu bapak?

COVER LIFE | HUNBIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang