BAB 29

1.6K 206 39
                                    

Sebelumnya...

"Tidak akan berhenti sebelum diberi maaf."

"Okay."

"Apa?"

"Aku maafkan-... hahah."

Sehun kembali menciumi wajah Hanbin, turun ke dagunya, lalu leher. Ia mendusel pelan dengan hidung mancungnya. Harum tubuh Hanbin yang seperti buah sungguh membuat candu.

.

.

BAB 29

.

.

"Antar ke rumah kak Sehun bisa tidak?"

Hanbin memegang ponselnya di tangan kanan dan ditempelkan sebelah telinga. Sehun yang baru selesai mandi dan sedang usap kepala dengan handuk menaikkan sebelah alisnya. Benaknya bertanya-tanya dengan siapa gerangan Hanbin bicara.

"Kau kan punya motor. Aku ini apalah, bisa naik ojek online saja sudah syukur."

Percayalah Hanbin katakan kalimat terakhirnya untuk sindir suami yang sedang angkat salah satu alis padanya. Ia bahkan tambahkan dengan lidah melet dan wajah menyebalkan. Sehun selalu tidak mau kasih izin Hanbin naik ojek online.

"Iya, makanya datang kemari. Nanti aku kasih cokelat batangan satu."

"Itu punyaku!" Sahut Sehun cepat. Wajahnya mencebik dan itu terlihat tidak cocok untuk Sehun. Dia pikir, dia lucu apa? Tidak.

"Okay, siap. Siap, bos. Tenang saja. Atau mau kasih kecup sekali?" Hanbin tertawa setelah katakan itu. Ia berguling di karpet bulu berwarna cream yang baru diganti dua hari lalu.

Kalau bisa lelang istri Sehun akan lelang Hanbin untuk sejenak. Tingkahnya sungguh menyebalkan.

"Siapa yang telpon?" Tanya Sehun setelah Hanbin mematikan sambungan. Hari ini mereka tidak ke kampus karena sedang libur nasional. Niatnya hanya ingin cuddle seharian. Tapi itu akan sulit karena tingkah Hanbin yang mirip ulat nangka tidak bisa diam. Ada saja yang dia lakukan.

"Kimbab."

Dahi Sehun mengernyit. "Makanan bisa nelpon?"

Entah apa yang lucu, tapi Hanbin tertawa hingga kepalanya terantuk kaki ranjang.

"Syukurin," ejek Sehun. Ia berdiri menuju jemuran mini di dekat kamar mandi, lalu menjemur handuk kecilnya. Tidak niat bantu Hanbin sama sekali.

"Jahat kali kakak ini. Tadi aku ditelpon Bobby."

"Kok bisa jadi kimbab?"

"Suka-sukakulah."

Sehun tertawa sinis dengan salah satu sudut bibir terangkat. Ada manusia macam Kim Hanbin ini. Menyebalkannya sudah mirip level tiga puluh bon cabe.

"Terus kenapa kau bilang mau kasih kecup tadi?"

"Suka-sukakulah."

"Coba bilang sekali lagi."

"Suka-sukakulah AHHHH."

Hanbin menutup wajah dengan tangannya saat Sehun turun dan menimpah tubuhnya. Tidak. Ia tidak akan biarkan Sehun mencium wajahnya habis-habisan sampai memunculkan suara kecup-kecup menyebalkan. Sial. Wajah Hanbin akan basah dan habis digigit Sehun.

"Sakit, kak."

"Jangan banyak drama. Aku bahkan gigitnya pakai bibir, bukan gigi."

Sehun sudah hapal tabiat Hanbin yang suka sekali main drama. Kemarin sore dia dibuat terkejut karena tiba-tiba Hanbin menangis di depan ponsel miliknya. Ketika ia lihat, ponsel itu mati. Buat kepala Sehun  sakit kepala karena bertanya-tanya apa yang salah. Ketika ditanya, pemuda itu malah marah, dan bilang Sehun selingkuh. Sehun kaget. Seumur hidup belum pernah dia selingkuh. Terpikirkan saja tidak. Sehun bilang dia tidak pernah selingkuh. Tapi Hanbin ngotot. Setelah Sehun frustasi dan hampir lempar ponselnya pemuda itu bilang, 'apa aktingku bagus?', sial. Sehun mengumpat di depan orang yang dia sayang pertama kali dalam hidup. Bukan sekadar umpatan bilang bodoh, tapi bajingan. Dan Hanbin hanya tertawa sambil bilang maaf, lalu peluk leher Sehun erat-erat. Bagaimana bisa marah kalau seperti itu.

COVER LIFE | HUNBIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang