BAB 15

1.8K 236 49
                                    

Sebelumnya...

"Sehun, mama mau- OH!"

Jessica terdiam dengan wajah terkejutnya di ambang pintu. Sementara Hanbin refleks mendorong Sehun hingga pemuda itu terjengkang ke belakang.

Sehun meringis. Sial, bokongnya terasa panas. Ungh, tulang ekornya ngilu.

"Maaf, mama tidak niat mengganggu. Nanti saja, okay?"

Ini tidak okay, Sehun menggerutu dalam hati. Ia berdiri dan lekas menyentil dahi Hanbin.

"Kenapa kau mendorongku? Sakit, bodoh."

"Ya, maaf."

Sudahlah, lebih baik Sehun menemui mamanya. Mood untuk meraup bibir Hanbin sudah hilang tak bersisa. Sial.

BAB 15

Hanbin menggaruk kepalanya untuk menghilangkan kegugupan. Setelah kejadian terpergok tante Jessica semua mendadak menjadi canggung. Ternyata tante Jessica minta tolong agar mereka membersihkan taman depan rumah.

"Kakak akan rapikan tangkai bunganya. Kau yang bersihkan. Sekalian nunggu kakak motong kau cabut rumputnya," ujar Sehun. Hanbin menoleh dengan cepat pada pacarnya.

"Tidak, tidak. Aku akan rapikan tangkai bunganya, kakak yang kerjakan sisanya."

Sehun pikir dia bisa bodohi Hanbin dengan mudah. Enak saja. Sehun pasti tidak tahu dia selalu juara satu di kelas selama sekolah. Peringkatnya bertahan selama dua belas tahun, turun sesekali, itu pun karena Hanbin kasih keringanan pada temannya yang lain. Jadi, jangan harap bisa bodohi Hanbin.

"Enak saja, kita harus adil."

"Tapi tadi kakak baginya tidak adil."

"Masa sih?"

Hanbin memberengkan matanya kesal. Ia ambil alih pemotong ranting di tangan Sehun, lalu mulai kerja. Kalau yang seperti ini Hanbin sudah biasa. Di kampung dia bahkan sudah ahli menebang pohon, ranting bukan tandingannya.

"Itu kak, kutip."

Sehun menghela napas. Ia berkacak pinggang sejenak sebelum mulai mengutipi ranting yang jatuh ke tanah. Memasukkannya ke dalam kantung plastik hitam yang cukup besar, lalu mencabuti rumput yang mulai tumbuh di sekitar bunga milik mamanya.

Mereka bekerja dalam diam. Fokus pada pekerjaan masing-masing sebelum suara Hanbin memecah keheningan.

"Kak, kak."

Panggil Hanbin berulang dengan cepat. Sehun yang agak bad mood menggumam pelan masih sambil mencabut rumput.

"Tau tidak, bau apa yang paling so sweet?"

"Hah?"

Ini dia, satu yang mulai Sehun sadari bahwa Hanbin suka sekali dengan random menanyakan hal-hal aneh. Di saat sedang serius dalam keheningan dia akan tanya hal random dengan tiba-tiba.

"Bau... kentut."

"Heh!" Hanbin menegur disertai tawa. Sehun pun tidak beda jauh. Pemuda itu tertawa dengan kepala mendongak untuk melihat Hanbin. Seram juga lihat anak itu tertawa sambil pegang pemotong ranting. Mirip psikopat mau bunuh korbannya.

"Kakak ini ih, kupukul juga lama-lama."

"Ya lagian kau tanya aneh-aneh saja. Sejak kapan bau bikin so sweet."

"Ada tau."

"Bau apa?"

"Bau amis; amis you so much," jawab Hanbin sambil lempar finger heart pada Sehun.

COVER LIFE | HUNBIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang