BAB 28

1.7K 210 66
                                    

Sebelumnya...

"Astaga, ini terakhir kali aku berbuat baik padamu. Mau minta tolong apa?" Tanya Bobby agak menyentak.

Minho tertawa senang. Berlari mendekati Bobby dan langsung naik ke boncengan.

"Hei, apa yang kau lakukan?"

"Antarkan aku ke butik Solfagio di pusat kota."

Pertama kali dalam hidup Bobby membantu orang yang bahkan tidak ia kenal dengan baik.

.

.

BAB 28

.

.

Di hari yang lalu ketika Chanyeol bilang dia harus pastikan sendiri dan datang ke rumah pemuda itu, Daniel pikir itu adalah candaan. Daniel yakin, Woojin pasti akan datang ke kampus paling tidak setelah seminggu kecelakaan. Namun faktanya pemuda bergingsul itu tidak datang sampai dua minggu.

Entah Daniel tidak tahu. Dia tidak sadar sudah hitung keabsenan seorang Park Woojin yang mengganggu.

"Mending datangi rumahnya, Dan."

Bobby berkata sambil sesekali petik gitar di pangkuan. Kelas instrumen mayor gitar sudah selesai sejak satu jam lalu, tetapi mereka putuskan bertahan di ruang praktik untuk beberapa waktu.

"Iya, daripada tidak tahu kabarnya."

Taehyung yang sedang duduk di lantai menyahuti. Matanya tidak pernah lepas dari ponsel. Daniel yakin anak itu sedang chatting dengan pacarnya. Sejak perasaan bersalah Daniel muncul pada Woojin entah mengapa perasaan sukanya pada Taehyung perlahan seperti berkurang. Ia benar-benar tidak paham.

"Nanti nyesal loh kalau sudah kehilangan," kali ini Hanbin yang sedang susun sepatu menjadi tingkat ikut berkomentar. Mereka harus lepas sepatu jika mau masuk ruang praktik. Dan anak itu dengan isengnya menyusun sepatu di rak menjadi tumpukan sepatu.

"Kenapa kau buat seperti itu? Nanti berserak, Kim Hanbin!"

Taehyung menegur sambil lempar bolpoin. Tetapi Hanbin tidak peduli dan terus menyusun sepatu teman-temannya.

"Sepatuku putih, bodoh. Nanti kotor," kesal bukan kepalang Kim Taehyung kalau Daniel perhatikan. Ia menghela napas bukan karena pusing lihat tingkah Taehyung dan Hanbin. Tetapi karena perasaan gundah di hatinya.

"Pergi."

"Apa?"

Bobby menatap Daniel dengan pandangan penuh pertimbangan. "Pergi sebelum terlambat."

"Aku agak takut. Ini sudah dua minggu sejak terakhir kali kak Chanyeol memberitahuku."

"Apa yang ditakutkan, Dan. Ini akan lebih menakutkan jika dia pergi."

"Kenapa aku harus takut?" Tanya Daniel gamang.

Bobby paham betul. Daniel hanya masih denial soal perasaannya. Dia pasti bingung mengapa bisa jatuh ke orang yang paling tidak ingin ia kenal dan temui.

"Sampai kapan? Sampai kapan kau akan begini? Apa nunggu seperti aku ini?"

Bobby mengalihkan pandangannya pada Hanbin dan Taehyung yang sedang saling tendang.

"Aku baru sadar suka dia saat dia sudah ada yang punya. Dulu, waktu dia terang-terangan bilang suka aku, aku justru pura-pura tuli." Perhatiannya teralih pada Daniel. Menepuk pelan bahu sahabatnya, kemudian bilang, "mumpung masih ada kesempatan, Dan." Lalu bangkit untuk menghampiri dua bocah kekanakan di pintu masuk studio praktik.

COVER LIFE | HUNBIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang