BAB 10

2.1K 255 52
                                    

Sebelumnya...

"Kalau begitu, biar aku coba belajar untuk suka sama kakak. Kakak pacarku sekarang," ujar Hanbin dengan ekspresi polosnya yang minta dicium berkali-kali. Namun meskipun ekspresinya polos, tetapi tetap saja mulut itu menyolot keras.

Okay, jangan pedulikan itu. Karena yang terpenting adalah Sehun diakui, diakui. Tolong bold kata itu, Sehun suka sekali. Diakui.

Tanpa banyak kata Sehun membungkukkan tubuhnya dan menarik dagu Hanbin untuk kemudian mencium bibir penuh milik pemuda itu dalam-dalam.

BAB 10

PLAK

Sehun memegang dahinya yang dipukul Hanbin. Ia pandang pacarnya itu dengan wajah bingung. Apa-apaan. Bibirnya yang tipis mendesis kesal. Dahinya terasa panas seperti tersengat lebah.

"Kenapa dipukul?" Tanya Sehun setengah teriak. Suasana romantis mendadak kabur seperti ayam dilempar sapu.

Hanbin dengan wajahnya yang selalu dihiasi kerutan di dahi menjawab tanpa rasa bersalah, "siapa suruh menciumku tanpa izin."

"Cium pacar sendiri juga harus izin?" Tanya Sehun kaget. Wajah tidak santainya itu benar-benar menyalak tidak terima. Apalagi saat Hanbin mengangguk. Sudahlah, Sehun buang muka sambil sibak rambut hingga dahi apiknya terekspos sempurna. Kesal setengah mampus.

"Bodohlah, Bin. Lebih baik aku kerja saja kalau begini," ujar Sehun. Beranjak dari duduknya dan meninggalkan Hanbin seorang diri di piggir kolam renang. Tidak guna memang ajak Hanbin manis-manisan. Pasti akan gagal total.

"Ish, dia yang salah. Dia pula yang marah," gumam Hanbin. Bersikap masa bodoh dan lanjut menangis. Terharu dia karena jadian dengan orang ganteng macam Sehun.

.

.

.

.

.

"Kak, tau kemarin aku main ke FSD. Terus lihat kak Sehun narik kak Hanbin dari kak Bobby,"cerita Chanwoo dengan semangat sambil memasukkan sup ayam ke dalam mulutnya. Pipi chubby pemuda itu menggembung tanpa dapat dicegah. Wajah boleh nampak tidak peduli, tetapi faktanya adalah, Chanwoo salah satu jenis orang yang suka memperhatikan orang lain.

Yugyeom suka heran dengan pacarnya ini. Mainnya jauh sekali. "Kenapa bisa kau di FSD?"

"Bisalah. Cuci mata lihat anak FSD yang keren-keren. Kakak tau sendiri anak FSD terkenal karena selain keren juga ganteng-ganteng," jelas Chanwoo. "Apalagi anak seni musik."

Fakultas Seni dan Desain menurut Chanwoo adalah surga makhluk cantik dan tampan. Tidak seperti anak Teknik yang kumal dan urakan. Meski sama-sama pakai baju tidak rapi, tapi Chanwoo rasa anak Seni punya aura aestetik yang sulit ditangkal. Tapi, meskipun anak Teknik kumal dan urakan. Chanwoo lebih pilih cari pacar anak Teknik. Lebih asik diajak jorok-jorokan.

Lupakan. Itu tidak penting.

"Di Teknik juga banyak yang ganteng."

"Siapa?"

"Kakak."

Chanwoo tertawa sinis. Ia memasukkan nasi sesendok penuh ke dalam mulutnya sebelum menjawab, "bosan lihat kakak setiap hari."

"Kau saja yang tidak bersyukur. Pacarmu ini ganteng, makanya banyak yang suka. Masa bisa bosan."

"Bisalah. Lagipula, aku juga ganteng," sahut Chanwoo tidak mau kalah. Yugyeom terkadang terlalu percaya diri, tetapi Chanwoo jauh lebih percaya diri. Mereka adalah lawan yang cocok untuk saling menjatuhkan, tetapi juga partner yang baik untuk saling sayang.

COVER LIFE | HUNBIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang