BAB 15

8.5K 578 20
                                    

Bintang melihat adiknya dari ambang pintu kamarnya itu hanya menggelengkan kepala, karena sejak kenal media sosial Dara cenderung sering bermain hp.

"Mata kamu sakit lihat hp terus, dan setelah itu nangis." celetuk Bintang membuat Dara bangun dari tiduranya di ranjang.

"Gak kok...gak bakal nangis mending nangis gara-gara sakit mata, dari pada nangis gara-gara sakit hati." sewot Dara malah merubah posisi jadi tengkurap.

"Di ajarin siapa lagi ngomong gitu, Tirta atau Rain." Bintang mengusap lembut rambut Dara adiknya itu.

"Gak ada yang ngajarin, kak Bintang ngapain kesini mending keluar deh." dengus Dara kesal melihat kehadiran Bintang.

"Kakak cuma mau bertemu ayah, dan apa kakak salah pingin liat tuan putri tunggal keluarga kita." Dara hanya diam tak menyahuti.

"Kak Bintang punya urusanya only with ayah kan. Jadi mending sekarang kakak keluar." Bintang hanya menghela nafas kasar dan menuruti permintaan adiknya. Bintang sendiri bingung dengan sikap Dara yang belakangan ini dingin denganya.

"Jangan banyak main ponsel gak baik." setelah mengatakan itu Dara melanjutkan aktivitasnya di media sosial.

"Gue bosen...masa rebahan aja pindah-pindah dari benua ruang keluarga, benua sofa, dan terakhir benua kamar lagi." gumam Dara menatap langit kamarnya.

"Note untuk hari ini, kau punya waktu untuk memulai sesuatu yang bagus jadi lakukan dan bersenang-senanglah." Dara bangun dan menulis di paper note mini miliknya.

"Bersenang-senang apanya." Dara mengacak rambutnya kasar.

"Aku bosen dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan." Dara membuka ponselnya dan menulis kalimat itu di media sosialnya.

Klung...
Dara membelakan matanya ketika seseorang memgirim pesan lewat DM.

Mau keluar?
Isi pean itu yang membuat Dara berguling-guling di atas kasurnya.

"Ini beneran dia ngechat gue, tapi nanti kalau prank gimana." gumam Dara tak yakin, saat yang mengirim chat itu adalah Aezar setelah melihat postinganya.

Boleh
balas Dara. Seperti remaja lainya Dara yang mendapatkan pesan khusus itu terus bergumam tak jelas dan terus berjalan mondar-mandir.

Lima belas menit gue sampai lo harus siap
Dara langsung membuang asal ponselnya dan memasuki walk in closetnya, untuk memilih baju mana yang akan ia kenakan.

"Udah bagus, cantikan." Dara memutar tubuhnya saat memakai T-shirt putih dan rok mini tak lupa rambut yang ia ikat samping dan tas mininya semakin menambah kesan imut cantiknya.

"Astaga masker jangan lupa." seru Dara mengambil maskernya.

"Bunda, ayah, Dara pamit mau keluar ama teman." Dara menghampiri bunda dan ayahnya yang sedang berkumpul dengan kakak-kakaknya.

"Mau kemana?" tanya Bara berdiri dan memperhatikan tampilan feminim putrinya dari atas hingga bawah

"Ya mau main ayah." keluh Dara.

"Sama siapa dek?" tanya Bintang.

"Penting buat kak Bintang." mereka kaget dengan ucapan Dara yang terkesan sewot.

"Tuan putri kamu mau kemana hm dan sama siapa." Sementara saat di tanya Rain seperti itu Dara menunjukan senyum manisnya

"Paling jajan gitu aja dan perginya sa...ma Aezar, jangan marahin Aezar ayah, kakak kasihan nanti kalau gak mau ngajak Dara main lagi gimana." ucap polos Dara membuat semua tertawa.

Little queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang