BAB 39

5.3K 456 25
                                    

Dara yang melihatnya kaget dan mengepalkan tanganya, apalagi Aezar sama sekali tak melepaskan atau membalas pelukan itu.

"Aezar." panggil Dara dengan nada pelan dan penekanan.

"Lepasin gue." Aezar tersadar dan mendorong orang itu dari pelukanya.

"Nak Dara sini." Dara tersadar, saat wanita paruh baya memanggilnya.

"Iya tan." Dara melirik Aezar bergantian dengan orang itu dan memilih untuk memenuhi panggilan dari Mevang, mama Aezar.

Dara mengikuti langkah Mevang mama Aezar, yang mengendong Qimora bersamanya.

"Kabarnya nak Dara bagaimana?" tanya lembut Mevang.

"Baik tan." jawab Dara masih menatap lurus pelataran belakang rumah Aezar.

"Tante paham, bagaimana perasaan nak Dara saat melihat gadis tadi memeluk Aezar." celetuk Mevang.

"Maaf tan, tapi dia siapa kalau Dara boleh tahu." Dara melirik mama dari kekasihnya itu yang begitu menyayanginya.

"Dia itu mantan kekasihnya Aezar namanya Elisa, Aezar udah pernah cerita ke kamu soal dia?" tanya Mevang di angguki Dara.

"Aezar cerita semua ke Dara tan, jadi bener dia tadi." Mevang mengangguk.

"Tante harap kamu tidak salah paham dulu, atau membuat langkah yang bisa menghancurkan semuanya nak Dara. Karena tante tahu jika kamu salah langkah maka semua hancur terutama kamu dari keluarga yang bisa di katakan berpengaruh, maka apa yang kamu lakukan akan berimbas ke semua." tutur Mevang di angguki Dara.

"Tante benar, Dara bukan orang seperti itu tan. Karena bunda Dara juga mengajarkan terimalah apapun dengan lapang dada meski sulit, jadi apapun yang terjadi ke depan Dara akan mencoba untuk menerimanya." Mevang tersenyum tulus dan mengusap rambut panjang Dara.

"Tante yang menyuruh Aezar untuk jujur apapun dengan kamu, karena tante tidak mau melihat Aezar terus terhanyut dalam bayangan masa lalunya, dengan Aezar jujur ke kamu tante harap kamu selalu bisa mengerti Aezar." jelas Mevang merasa Dara gadis yang tepat untuk sikap kaku Aezar.

"Kenapa harus Dara tan, kalau masih ada gadis itu yang sekarang." Dara tak sangup melanjutkan ucapanya.

"Nak Dara, tante percaya sama kamu karena tante yakin jika kamu gadis yang tak kenal menyerah dalam apapun." Dara menghembuskan nafasnya pelan.

"Jika Aezar sendiri yang melakukan hal yang tak sepantasnya, maka tante sendiri sebagai mamanya akan menghentikan semua perbuatanya." ucap Mevang sambil mengusap kepala Qimora yang tertidur di pangkuanya.

"Tan tapi kenapa gadis itu kembali lagi?" tanya Dara hati-hati, dan tak mau mengucapkan meski hanya namanya.

"Tante tidak tahu apa maksud
kedatangan nak Elisa kesini, dan tante membiarkanya saja karena dia berkata jika ada hal penting yang harus di selsaikan dengan Aezar." jelas Mevang membuat Dara berpikir apa sedekat itu hubungan masa lalu kekasihnya, dengan sang keluarga.

"Maaf tan Dara menanyakan ini, sedekat apa hubungan gadis itu dengan keluarga Parvix." Mevang tertawa pelan dan mengeleng.

Tante tidak pernah menghalangi Aezar untuk dekat dengan gadis manapun. Asal dia baik it's ok tapi dulu nak Elisa memang gadis baik sebelum dia membuat Aezar hancur bahkan urusan pendidikan, dengan keluarga sempat hancur karena masa lalu Aezar yang membuatnya, itu yang membuat tante merasa sakit saat melihat Aezar seperti itu." jelas Mevang.

Little queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang