BAB 21

7.1K 618 56
                                    

Tirta, Rain dan Dara kini hanya bersantai di rumput taman mereka, karena selesai menghabiskan waktu untuk menanam bunga mawar putih kesukaan Bulan.

"Gue gak nyangka pernikahanya si curut satu bakal di ujung tanduk gini." celetuk Rain merebahkan dirinya di rumput hijau bersih itu.

"Lo kira lo doang gue juga kali, gue kira dia orang yang bertanggung jawab, ngelindungin ketimbang kita yang masih ngestuck sama status yang masih remang-remang, dia nikah duluan ekh....dia juga yang cerai duluan." cerocos Tirta ikut membaringkan diri.

"Lo emang nanti mau cerai kalau udah nikah kak? kok pakai ngomong cerai duluan segala." celetuk Dara melirik Tirta sementara Rain sudah tertawa.

"Ogah banget gue jadi duren aliyas duda keren, belum apa-apa udah cerai." tawa Rain semakin kencang ketika mendengar pembelaan Tirta.

"Terus surat cerainya itu udah di urus sampai pengadilan belum?" tanya Rain bingung.

"Itu urusan pengadilan dan udah di atur semua sama pengacaranya kak Andini." mereka mengangguk mengerti.

"Terus kalau masa lalu lo gimana kak Tir?" Tirta terdiam lalu tersenyum manis.

"Gue? gue emang punya masa lalu gitu?" tanya Tirta pada dirinya sendiri.

"Ya kak Aliora itu gimana." ucap Dara, Rain mendorong Tirta pelan.

"Oh Aliora gak ada masalah gue cinta sayang sama dia, selama apapun kita berpisah tapi jika udah jodoh pasti di satukan sih tapi gue percaya, kalau Aliora itu jodoh gue." mendengar ucapan Tirta membuat semua ingin mual.

"Bucin banget sih lo perasaan sejak ketemu sama Aliora, kata-kata lo tuh alay tahu nggak." Tirta menatap Rain datar yang mengoloknya.

"Tapi kasus lo sama kak Aliora bukan kak Aliora yang ninggalin lo kan?" tanya Dara di jawab gelengan oleh Rain.

"Kita terpisah karena kondisi bukan orang lain. Bonyoknya Aliora sering pindah-pindah tempat bisnis itu yang buat kita terpisah dan lost contact." jelas singkat Tirta.

"Oh...kirain karena orang masa lalu alias jadi orang ke tiga." Tirta mendengus mendengar ucapan Rain.

"Lo kira gue Bintang." kesal Tirta di jawab cengiran Dara dan Rain.

"Kirain sih ya Dar." ucap Rain ke Dara yang malah di setujui.

"Lo udah apalan belum al-quran belum, mampus lo kalau lo belum apal pas di tanya bunda." celetuk Tirta melihat ponselnya dan melihat hari ini hari apa.

"Gue apal 30 juz remang-remang, kadang apal, kadang juga kagak itu aja udah bersyukur banget." sahut Rain mentertawakan dulu mereka masih di bawah Bulan bundanya, selalu menekan anak-anaknya agar sekedar tahu apa itu agama, meski tidak mendalam.

"Udah lah...gak usah ngeremehin gue, IQ gue 145 gak kayak kalian alah cuma berapa." mendengar itu dan melihat gaya Dara yang mengesalkan membuat Tirta dan Rain langsung mengelitikinya.

"Akh...oy berhenti...kak...berhenti geli banget njer haha...bunda, ayah..." pekik Dara tergelak keras.

Sementara di kejauhan sosok lelaki yang melihat itu merasa iri, dunianya hancur karena ia sendiri.

"Hai." sapa orang itu mendekat, sementara Tirta, Rain dan Dara hanya menatap datar orang itu adalah Bintang.

"Ngapain lo kesini? ada urusan sama ayah ya sono lah ngapain kesini, bidang pekerjaan lo sama kita kan beda." ketus Rain menatap datar Bintang.

"Gue ada keperluan sama Dara." jawab Bintang menatap Dara yang menatapnya sinis sekarang.

"Ngapain sama gue?" Dara mendudukan dirinya.

"Dimana alamat pengacara Andini dan siapa namanya?" tanya ketus Bintang.

"Buat apa lo tanya gitu, kalau mau mempercepat perceraian lo sama kak Andini biar gue ngomong sama bunda atau ayah yang akan melakukanya." Bintang mengeleng mendengar itu.

"Gue mau batalin perceraian gue, gue mau mundur dari perceraian ini. Jika Andini ingin melanjutkanya silahkan tapi gue gak mau nerusin." mereka kaget mendengar ucapan Bintang yang tiba-tiba seperti ini.

"Lo kesurupan setan dimana lo?" celetuk Tirta melihat miris kondisi saudara kembarnya satu ini.

"Egois lo." Bintang diam mendengar umpatan saudaranya.

"Lo mau bicara sama guekan, jadi anggap aja lo bicara sama Tuan putri di rumah ini bukan adek lo." Dara berdiri dan mendekati Bintang.

"Tolong berikan alamat pengacara Andini, kakak ingin batalin semua tuan putri, kakak mohon." Dara menatap melas Bintang.

"Gue gak tahu bisa atau nggak, tapi percuma jika semua berkasnya udah di pengadilan lo bisa apa." Dara terkekeh kecil menampilkan smirknya.

"Wait! jangan bilang kalau lo nyesel gak mau ngelepasin kak Andini dan milih balik lagi sama kak Andini terus lo poligami gitu." pekik Dara kaget membuat Tirta dan Rain yang mendengarnya ikutan kaget.

"Kamu bener kakak nyesel, tapi niat untuk poligami sama sekali tidak ada di pikiran kakak tuan putri." Dara mengerenyitkan dahinya bingung.

"Sumpah demi Aezar jadi jodoh gue, pikiran lo itu sempit tahu nggak." mereka kaget saat mendengar Dara tiba-tiba nyeletuk seperti itu.

"Lo suka sama Aezar, Dar." sahut Tirta di belakang.

"Elah diem dulu napa bacot lo." kesal Dara.

"Gini kembali ke topik pembicaraan lo gila sumpah gila, lo udah sakitin, hina, khianatin kak Andini sekarang mau ngebatalin semuanya seenak jidat lo, gue gak bisa ngebayangin saat bunda tahu ini." Dara menatap tak menyangka Bintang.

"Dar kakak tahu kamu orang yang paling tahu semua, kakak mohon berikan kakak alamat pengacara Andini, kakak akan perbaiki semua dari awal Dar." Tirta dan Rain di belakang tertawa puas mendengarnya.

"Gue bakal bantu lo buat ngasih tahu alamatnya, tapi gue gak tahu lagi kalau semisal semuanya udah di pengadilan gue gak bisa apa-apa meski gue pakai kuasa atas nama keluarga kita, kalau semuanya sudah di atur sama ayah atau bunda, gue udah gak bisa sama sekali ngebantu lo terlebih bunda dan lo tahu sendiri ayah bakal ngelakuin apapun itu yang udah jadi keputusan bunda." jelas panjang Dara tersenyum sinis.

"Udah sono pergi lo, mata gue sepet ngeliat lo." usir Rain membuat Bintang mendengus.

"Mau jadi calon duren aja repot." dengus Tirta kembali merebahkan diririnya.

VOTEEEEEEEEEE
&
COMEENTTTTTTTTT

GINI KALAU YANG SUKA COMEENTTT

NEXT/ LANJUT

AKU GAK TAHU LAGI MAU BALESINYA GIMANA, UDAH KEHABISAN KATA-KATA AKU TUH...
TAPI YA MAU GIMANA LAGI...
INGET LIRIK LAGU YANG

SYUKURI APA YANG ADA
HIDUP ADALAH
ANUGERAH...

Little queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang