BAB 28

7.3K 521 19
                                    

"Thank's buat jadi ojek balik gue." ucap Dara saat mobil sudah berjalan.

Aezar hanya mengangguk dan memakan permen yang ada di atas dashboardnya.

"Lo laper kagak?" tanya Aezar diangguki Dara.

"Ayo turun, kita makan." seru Aezar berhenti di warung pinggir jalan.

"Lo mau ngajak gue makan di sini, yang bener aja tempat murahan gini." gidik Dara membuat Aezar menatapnya lekat. Jantung Dara semakin berdegub kencang saat Aezar mendekatkan dirinya.

"Lo mau ngapain." kikuk Dara mendorong dada Aezar.

"Ayo makan kita turun." ucap Aezar penuh penekanan.

"Gak mau, gue gak mau makan di sini mending kita ke restaurant Itali atau apa, it's ok gue yang bayar." debat Dara tak mau kalah.

"Lo kenapa sih hah, di sini sama aja astaga Dara...udah gue jamin enak, emang ya cewek kayak lo gak bakal bisa di ajak hidup susah." kesal Aezar pada akhirnya.

"Ya iyalah gini ya, mana mau gue hidup susah sementara ayah gue aja sebisa mungkin ngebuat gue bahagia tertawa tanpa merasakan susah, kesakitan, lah lo yang orang asing bisa-bisanya mau ngajak hidup susah udah...lewat aja kalau gitu." omel Dara membuat Aezar terdiam, yang ada benarnya juga.

"Lo nantinya ngajak hidup susah tanpa usaha, mau di kasih makan apa bini ama anak lo. Mau lo kasih makan rumput atau kembang tujuh tupa hah." kesal Dara akhirnya.

"Iya...iya jadi mau ganti nih tempat makannya." pasrah Aezar akhirnya mengalah dengan Dara.

"Ke restaurant Itali aja, atau nggak ke mall." putus Dara diangguki Aezar.

"Coba sekarang lo pikir logikanya, mana ada cewek yang tadinya hidup enak ama keluarganya, ekh...datang buaya rasa kecebong ngajak hidup susah." Aezar mengangguk, berdebat dengan gadis super keras kepala seperti Dara akan membuat masalah.

"Iya...gue tahu, udah sekarang kita ke mall aja." putus Aezar malas berdebat dengan Dara yang berujung tidak ada habisnya.

Aezar menjalankan mobilnya menuju mall sesuai kemauan Dara.

"Udah ayo sekarang ini baru makan." pekik Dara saat sampai dan langsung keluar dari mobil Aezar.

"Lo lihat itu." tunjuk Aezar melihat pasangan mengunakan motor ninja.

"Kenapa memangnya? ada yang aneh." tanya Dara bingung.

"Nggak ada yang aneh, tapi lihat aja bagian kakinya terus cara duduknya gimana?" Dara mengangguk mengerti apa maksud Aezar.

"Maksud lo cara duduknya yang radak gitukan, terus gue tahu soal kaki dan bagian paha sih terutama." ceplos Dara.

"Udah lah biarin." Dara berjalan saat Aezar mengandeng layaknya anak kecil.

"Mau pesen apa lo?" tanya Dara melihat buku menu.

"Americano." ucap Aezar singkat sambil membuka ponselnya.

"Oh ok, mbak beef burgernya 2, americano satu, terus lemon tea satu." ucap Dara memesan makanan.

"Zar...Aezar." panggil Dara saat makanan sudah datang, tapi Aezar hanya diam dengan ponselnya.

"Nih makan." seru Dara memberikan satu burgernya.

"Gue gak pesen tadi." Aezar meminum americano miliknya.

"Udah makan tinggal makan aja apa susahnya, tenang kalau lo kagak punya duit gue masih ada." seru Dara.

"Gue bukan orang miskin." ucap Aezar membuat Dara tertawa.

"Yaudah kalau gitu makan, kayak orang takut kagak bisa bayar aja lo." ledek Dara melahap burgernya.

"Gak pahit Zar, hidup lo kan udah pahit tambah minum gituan tambah suram yang ada." seru Dara bergidik melihat kopi warna hitam di depanya.

"Sok tahu lo, mau nyoba." Dara mengeleng dan langsung menyeruput lemon tea miliknya.

Setelah beberapa menit menghabiskan makananya dan membayar, Dara dan Aezar memilih untuk segera pulang.

"Udah sore biar gue yang ngomong sama bunda lo, terutama ayah lo." Aezar melihat jam tangan yang melekat di tanganya.

"Harus dan memang, karena kata bunda gue lelaki harus mengembalikan perempuan ke oramg tuanya dengan baik-baik meski udah di sakitin." jawab Dara dengan senyuk mengembang.

"Gue tahu itu." jawab Aezar fokus dengan mengemudi mobilnya.

"Kamu kok baru pulang tuan putri, what happend with you sampai pulang sangat sore?" tanya Bulan yang masih menyirami tanaman, melihat Dara bersam Aezar yang sudah ia kenal.

"Maaf tante, tadi mampir ke mall karena Dara yang minta di sana kami cuma makan lalu pulang, jika Dara mau di ajak makan di dekat sekolah mungkin tidak akan sesore ini." jelas Aezar langsung to the point.

Bulan mengangguk mengerti, mendengar itu Dara tersenyum lalu masuk ke dalam rumah meninggalkan Aezar tanpa perkataan apapun.

"Kamu lihatkan dia seperti apa, ini lah Dara dia akan membuat kamu jengkel denganya dulu sebelum tahu dirinya, dia akan menunjukan dirinya yang angkuh, sombong, sebagai putri keluarga kita, maka dari situ cara dia tahu kamu berani akan menyakitanya atau tidak."

"Dara memang pemilih jika dia tidak mau maka akan jelas tidak, jadi tante yakin jika Dara sudah bersikap seperti itu kamu akan jadi salah satu pilihanya, tante harap kamu bisa mematahkan ujianya itu." jelas Bulan bijak.

"Saya tahu tan, paham sikap Dara itu hanya ingin melindungi dirinya sendiri dan saya ingin yang mengantikan dirinya untuk menjaga Dara." jawab Aezar.

"Bagus, pulang lah pasti mama kamu mencarimu sekarang." Aezar mengangguk.

"Saya pamit tan." Bulan mengangguk. Bulan sendiri bukan tipikal orang yang sangat terbuka untuk seorang pria asing bertamu ke kediamannya terlebih untuk Dara putrinya, putri tunggal di keluarga mereka.

VOTE & COMEENT GUYSSS...STAYY TUNE KEK BIASANYA KESADARAN DIRI KALIAN

Little queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang