BAB 33

6K 485 17
                                    

Dara dan Aezar tengah berjalan bersama untuk masuk ke dalam pesawat dengan kualitas first class yang di pilih keduanya, Dara terlihat sangat cantik dengan crop tee putih dan hotpants denim miliknya membuat Aezar sendiri harus ekstra sabar melihat mata lelaki yang curi-curi pandang.

"Kenapa pakai baju gini sih" ucap Aezar memandang Dara yang tingginya hanya selehernya, jangan lupakan tangan Aezar sedari awal terus mengengam tangan Dara.

"Kenapa jelek ya, padahal gue ngaca tadi fine-fine aja." seru Dara melihat dirinya sendiri.

"Enggak tapi tanpa lo sadar lo ngebuka kesempatan, buat lelaki hidung belang." kesal Aezar.

"Udah lah, iya nanti gue ganti." Dara menarik Aezar agar lebih cepat.

Saat sudah di dalam pesawat, Aezar langsung menyalakan ponselnya sambil menunggu Dara menganti pakaianya.

"Itu lebih baik." ucap Aezar mengengam kembali tangan Dara, dan menciumnya jelas itu membuat Dara kaget dengan perlakuan Aezar sedari tadi.

"Lo kenapa sih hah, jadi manis banget." ucap Dara menatap lekat Aezar dari jarak yang dekat.

"Gak papa, takut lo hilang gitu aja." jawab Aezar terus mengengam tangan Dara sambil bermain game.

"Emang seru banget ya." gumam Dara menyandarkan kepalanya di dada bidang Aezar.

"Mau coba hm, sini." Aezar meraih kedua tangan Dara dan mengajarkannya.

"Zar...ini gimana, udah mati belum musuhnya." pekik Dara fokus ke game di ponsel Aezar.

"Gemes banget sih lo." gumam Aezar mengacak rambut Dara, serta mencium puncak kepalanya tanpa sepengetahuan Dara.

"Yaudah sih tinggal di mainin gini, terus lo bunuh deh musuhnya pakai yang ini aja senjatanya." tutur Aezar mengajari sesekali mencium puncak kepala Dara, yang wanginya sungguh membuat dia nyaman.

"Yeay...Zar gue menang, musuhnya mati." pekik Dara senang dan mendongakan kepalanya melihat Aezar yang tersenyum tulus.

"Dingin hm." tanya Aezar yang kini merangkul Dara yang memainkan ponselnya.

"Tidur aja dulu, mainnya entar lagi kalau udah sampai." seru Aezar, mencoba mengambil ponselnya.

"Gak mau, entar aja nunggu cemilan atau makanan datang." keukeh Dara, melihat wallpaper ponsel Aezar yang kosong hitam.

"Kok gak pakai foto lo, kenapa?" tanya Dara bingung.

"Males foto." jawab sigkat Aezar.

"Yaudah yok foto ama gue." seru Dara membuka kamera, dan melihat Aezar yang hanya diam.

"Ayo dong, senyum gih rambut lo kok jelek banget sih." Dara menyugar rambut Aezar yang tak tertata.

"Mau gimana lagi sih hm, udah lo foto aja sendiri." dengus Aezar mencubit pipi Dara.

"Enggak boleh, udah sini." Dara tersenyum sementara Aezar dengan mencium puncak kepala Dara.

"Lagi." seru Dara, yang kini menatap Aezar yang memeluknya, sementara Aezar juga menatap Dara.

"Eum...Zar, sorry ya." cicit Dara memberikan ponsel Aezar.

"Kenapa hm." bingung Aezar tiba-tiba karena Dara, yang menunduk.

"Gue terlalu bawel ya, atau buat lo risih iya jadi sorry ya." Aezar tersenyum mengeleng pelan.

"Bawa enjoy aja kali, gue akui lo anaknya manja, cerewet, ketus, realistis tapi gue suka bisa ngerasain fun aja gitu saat lo begini." ucap Aezar membuat Dara tertawa kecil.

"Receh sumpah, tadi lo sebelum berangkat kepentok apa sih kepala lo kok jadi sweet gini parah." seru Dara tertawa.

"Gak tahu alami udah gitu aja." jawab Aezar.

"Sumpah uwu banget, gue kapan ngerasain keuwuan itu biar gak cuma lihat keuwuan orang lain" bisik salah seorang pramugari dengan pramugari yang lain, yang sempat melihat Dara dan Aezar begitu mesra.

"Letakan saja." seru Aezar datar saat melihat pramugari membawakan minuman dan makanan ringan.

"Terima kasih." ramah Dara.

"Enggak makan hm?" tanya Aezar melirik makananya.

"Lagi males." seru Dara memutar film yang di sediakan fasilitas pesawat.

"Buka mulut lo." Dara mengeleng.

"Gue suapin." Dara menatap Aezar yang sudah menyendok makanan.

"Yaudah." Dara membuka mulutnya dan menerima suapan makanan dari Aezar.

"Sekarang tidur gih." tutur Aezar di angguki Dara.

"Nanti janji di bangunin." ketus Dara, menodongkan jarinya.

"Iya promise, kalau gak gue tinggalin karena gue lupa kalau bawa anak orang bareng gue." Aezar tertawa kecil, membuat Dara mendengus dan memukul lengan Aezar pelan.

"Lo mau di sunat lagi ama ayah gue." kesal Dara, malah semakin membuat Aezar gemas dan mencubit hidung Dara.

"Jangan pegang hidung gue, kalau pesek gimana perawatan gue mahal ya kalau hidung gue sampai mancung ke belakang." ketus Dara mengusap hidungnya.

"Halah...bakal gue biyayain kalau mancung ke belakang, lo pesek aja tetep cantik malah semakin kelihatan kayak squishy." Dara memalingkan wajahnya dan tersenyum menghadap lain.

"Udah lah gue mau tidur, males ngurusin lo." Aezar tertawa dan membiarkan gadis di sampingnya ini terlelap.

Sekitar delapan belas jam berlalu akhirnya mereka sampai di Swiss negara yang mereka kunjungi.

"Ternyata dia yang ketiduran." gumam Dara melihat Aezar yang tertidur.

"Zar...wake up now udah sampai, Zar hey." Dara menghela nafas ternyata membangunkan Aezar tak semudah yang ia pikirkan.

"Zar...lo mau gue tinggalin disini." kesal Dara menjepit hidung Aezar hingga dia terbangun.

"Udah nyampek ya." Aezar mengucek matanya, yang di angguki Dara.

"Udah ayo turun, lagian supir udah nunggu kita." Aezar mengangguk.

Mereka berjalan bersama dengan Aezar yang terus setia mengengam tangan Dara.

"Besok aja jalan-jalanya, sekarang langsung ke penginapan kita istirahat ok?" putus Aezar di angguki Dara.

VOTE & COMEENT GUYS THANK KESADRAN DIRI KALIAN

Little queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang