BAB 10

8.9K 599 12
                                    

Dara memakai maskernya ketika hendak keluar ke minimarket bersama Theara yang mengajaknya.

"Kak The gak capek?" tanya Dara saat berada di dalam mobil Theara yang menjemputnya.

"Maksud kamu?" tanya balik Theara tidak mengerti.

"Di haramin sama kak Rain, terus kapan di halalinya." jawab Dara membuat Theara tertawa.

"Nggak orang kita berdua juga lagi jalanin aja prosesnya." ucapan Theara terpotong suara ngegas Dara.

"Proses juga butuh hasil kak, masa udah proses mulu gak ada hasilnya." sewot Dara membuat Theara semakin tertawa.

"Gini ya tuan putri kita ngejalanin atau ngelakuin apapun itu harus butuh proses gak bisa kita melakukan apapun langsung instant jadi, maka nikmati aja prosesnya biar tuhan yang menentukan hasilnya and sometime we need a process to get something, right?" tanya Theara cewek berdarah Jerman itu menganggap gadis di hadapanya ini adalah adiknya sendiri.

"Right, tapi kak Theara gak pernah minta di nikahin gitu apalagi kak Rain arsitek ternama, rumah sendiri juga udah punya, mobil, investasi property juga punya." Dara akui jika kakak-kakaknya selalu milih gadis yang sempurna seperti Andini dan Theara.

"Kita sama-sama nikmatin karier aja dulu, lagian pemikiran kita juga sama sunsunlah semua bersama dari awal jika sudah sempurna baru jalanin dengan kebahagiaan." Dara tidak tahu jalan pikir kakaknya Rain dan Theara yang begitu santai tentang hubungan mereka yang sudah terjalin lumayan lama.

"Kakak juga gak mandang kalau Rain itu arsitek atau apa, lagian semuanya buat apa kakak juga punya bisnis sendiri, kakak bisa ngehasilin pengeluaran sendiri, jadi kakak gak melulu harus minta cepet di nikahin gitu, it's not me tuan putri." Dara mengangguk mengerti.

"Kalau kak Rain semisal nanti ngelakuin kekerasan atau perselingkuhan nanti reaksi kakak gimana." tanya Dara mengingat tentang permasalahan Andini dan Bintang.

"but I know it's difficult and has to do, kakak bakal milih ninggalin langsung gak peduli mau alasanya apa jika udah ada api di hubungan kayaknya kakak gak bisa buat nerusin, and i chose go away." jawab Theara tersenyum.

"Lagian ngapain kamu nanya gitu dan ya kamu tuh masih kecil belum waktunya kamu tanya seperti tadi." mendengar itu Dara mendengus kesal.

"Nggak cuma iseng, soalnya ada kakak temanku yang kek gitu." alibi Dara mencoba terlihat biasa.

"Keterlaluan, but i belive with Rain kalau dia gak bakal seperti itu because kakak tahu perjuanganya dapetin kakak dulu gimana, apalagi kakak bukan orang sini dan Rain bisa ngeyakinin orang tua kakak kalau di sini kakak aman." cerita Theara.

"Yes i know." jawab Dara menyandarkan kepalanya.

"Siapa cowok yang ketemu kita waktu di cafree day waktu itu?" tanya Theara bingung.

"Aezar." celetuk Dara di jawab anggukan Theara.

"Iya dia tampan tapi sayang sepertinya kulkas." bisik Theara membuat Dara tertawa.

"Kak Theara kalau ngomong suka bener, emang dia tuh bukan kulkas tapi lebih ke bodo amat ke sekitar." jawab Dara tersenyum.

"Udah lah ayo kita turun udah sampai." seru Theara saat mobilnya sampai depan minimarket.

"Kak mau beli apa aja?" tanya Dara membawa trolly belanja.

"Paling cuma kebutuhan penthouse." jawab Theara memilih daging dalam lemari es.

"Kak udah cocok tahu jadi ibu rumah tangga kayak kak Andini yang kalau udah di rumah tuh beda banget ketimbang di sekolah." bisik Dara tertawa lepas.

"Masih lama." jawab Theara seenkanya.

"Siapa tahu hayo nanti kak Rain datang dan langsung ngajak kakak nikah siapa tahu." Theara menggelengkan kepalanya.

"Nggak mungkin orang kita aja masih sama-sama sibuk." jawab Theara tertawa mengambil bahan instant masakan.

"Ya kali aja." Dara terus mendorong trolynya mengikuti Theara.

"Dan kakak juga masih nikmatin masa karier kakak, sebelum nanti kakak udah berkeluarga dan takutnya semisal punya anak terus anaknya gak keurus karena kesibukan masing-masing jadi kakak selsain semuanya aja dulu, nanti kalau udah bisa handle sendiri dari jarak jauh kakak gak khawatir."

Dara selalu berfikir apakah dia bisa seperti calon kakak iparnya ini yang terus berfikir positif lewat logika dan sifat keibuanya ini sungguh kentara.

"Kak The aku mau tanya, kenapa kakak selalu bisa nyikapin apapun dengan positive dan menganggap apapun itu santai banget." bingung Dara.

"Gini kakak jelasin yang nyiptain kita siapa? tuhan bukan, kita di ciptakan dengan tujuan salah satunya untuk membuat siapa saja bahagia karena kita, nyaman dengan kita, kita akan selalu merasa nyaman dan santai saat kita bisa membawa aura positive dimanapun itu, orang akan bahagia jika orang di sekelilingnya itu ikut bahagia." jawab Theara bijak.

"Kak...kak." panggil Dara menepuk keras pundak Theara yang memilih sabun cuci.

"Apa sih tuan putri, bentar kakak lagi milih yang promo lumayan." jawab Theara yang tak memperhatikan Dara.

"Itu...itu ada orang tua kak, kasihan." Theara mengikuti arah tunjuk Dara di bagian perabot rumah.

Theara membelakan matanya saat melihat wanita paruh baya memegang bagian dadanya kesakitan.

"Cepetan tuan putri kita tolong kasihan." seru Theara.

"Bu...bu ibu gak papah." tanya Dara memegangi wanita itu dengan Theara.

"Saya nggak papa kok nak, cuma nafas saya gak teratur." jawab wanita itu membuat Dara dan Theara cemas.

"Ibu kesini sama siapa bu?" tanya Theara menoleh jika wanita ini sendirian.

"Sama supir saya, tapi tadi katanya isi bensin dulu." Theara dan Dara saling melempar pandang.

"Pak Udin tolong bayar semua, saya mau nganterin ibu ini keluar dulu kasihan." Theara memberikan beberapa lembaran warna merah.

"Baik nona." jawab pak Udin supir yang tadi mengikuti kedua majikanya ini.

"Ibu anak atau suaminya gak suruh jemput aja kesini?" tanya Theara.

"Anak saya sibuk sama pekerjaan dan sekolahnya, kalau gitu makasih ya nak biar saya nunggu disini." ucap wanita itu.

"Nggak biar kita menunggu disini sampai jemputan ibu datang. Kalau tidak biar nanti kita antar ibu pulang." jawab Dara kasihan ia tidak mungkin meninggalkan wanita ini sendirian.

"Terima kasih ya nak." Dara dan Theara mengangguk dan mengajak duduk di bangku.

VOTE & COMEENT

VOOOTTTEEE & COOOMEENTTT

JANGAN LUPAAAA....JANGAN AMNESIA...OK ...STAY SAFE GUYS...DI RUMAH AJA KARENA KALAU KALIAN KELUAR PASTI MUNCUL PERKATAAN

"BERSATU KITA KIAMAT, BERCERAI KITA SELAMAT"

HAH...DENGERKAN...

Little queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang