BAB 34

5.1K 401 2
                                    

Aezar dan Dara sampai di sebuah hotel mewah dengan para pelayan langsung menyambut mereka.

"Ini kunci kamar lo, sebelahan sama gue." seru Aezar melempar kunci kamar Dara.

"Thank's" Aezar mengangguk dan naik lift bersama Dara.

"Kalau ada apa-apa langsung telphone atau gedor aja kamar gue." Dara mengacungkan jempolnya.

"Soal sekolah udah gue izinin, dan bokap lo juga udah ngasih surat izin tidak hadir untuk sekitar seminggu ke sekolah atau nyuruh nyampein tugas sekolah setiap harinya ke kita biar gak ketinggalan." jelas Aezar yang tahu pasti Dara memikirkan soal sekolahnya.

"Syukurlah kalau gitu, gue gak perlu khawatir ketinggalan pelajaran." gumam Dara.

"Istirahat yang bener, jangan kebanyakan main hp inget besok masih ada hari yang harus di lewati." tutur Aezar saat Dara membuka kamar hotelnya..

"Iya Aezar...gue dengerin kok, lo jangan kebanyakan main game terus istirahat juga yang bener." seru Dara masuk ke dalam kamarnya.

Dara terperangah tak menyangka bisa melihat hamparan salju sangat indah dan menatap Aezar yang setia memeluknya dari samping.

"Suka?" tanya Aezar di angguki Dara.

"Gue terakhir kali kesini sekitar lima tahun yang lalu, terus gue pikir gue gak bisa kesini lagi dan melihat salju tapi nyatanya." Dara menatap Aezar lekat dan langsung memeluknya erat.

"Nyatanya lo bisa kesini lagi." Dara mengangguk dan melepaskan pelukanya dari Aezar.

Pukk...

Dara tertawa saat lemparan saljunya mengenai wajah Aezar.

"Sumpah dingin banget haha." Dara bermain menghambur-hamburkan salju.

"Aezar...dingin, jangan kenak muka." pekik Dara kaget, saat Aezar melempar bola salju.

"Haha...Sukurin, tadi yang mulai siapa dulu." Dara mendengus dan bergiliran melempar bola salju.

"Rasain nih...haha." Aezar berlari saat Dara terus melemparinya.

"Haha...Dar, Dara stop it." seru Aezar yang hendak membentuk bola salju, tapi gagal karena Dara terus merusaknya.

"Akh...Aezar." pekik Dara kaget saat Aezar langsung mengendongnya dan berputar bersama.

"Mau lagi hm?" tanya Aezar dengan Dara, masih di gendonganya.

"Huft...turunin gue." seru Dara diangguki Aezar.

"Naik kereta gantung yuk, sekalian lihat pemandangan khas Swiss." ajak Dara antusias.

"Gak takut ketinggian hm." Aezar mengusap kepala Dara yang tertutup topi yang terbuat dari bahan rajutan.

"Gak ngapain takut, orang penakut itu  hanya untuk orang yang lemah." seru Dara tersenyum manis.

"Lemah?" bingung Aezar mengerenyitkan keningnya bingung.

"Iya karena mereka terlalu memikirkan resiko terlebih dahulu, ketimbang berani mencoba, dan satu lagi jika kita tidak mencoba apa kita akan bisa, jawabanya nol besar." tutur Dara berlari lebih dulu.

Aezar mengelengkan kepalanya dan berlari mengejar Dara, yang akan naik kereta gantung.

"Wow...Aezar ini sungguh indah banget." pekik Dara saat melihat pemandangan dari atas.

"Dar." panggil Aezar tiba-tiba, membuat Dara terdiam bingung.

"Terus tersenyum seperti ini, jangan pernah ngeluarin air mata jika bukan karena kebahagiaan." Aezar menatap lekat, wajah cantik Dara dan mengusap pipinya.

Little queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang