Chapter 1

2.7K 116 32
                                    

Seorang gadis berhijab duduk menatap pemandangan alam yang indah dari balkon apartemen miliknya. Melihat rintik hujan turun membasahi bumi untuk kesekian kalinya. Tanpa sadar ada yang menepuk pundak nya.

"Mau sampe kapan lo begini terus?"

"Astagfirullah, lo ini ngagetin gue aja."

"Dah 2 tahun lo menghilang. Lo harus sadar bukan begini cara lo melupakan dia Dib. Ada anak kecil yang butuh lo. Lo harus sadar, dia butuh dukungan lo. Bukan hanya lo yang ngerasa kehilangan tapi 170 orang lainnya juga merasa kehilangan. Kami kehilangan pelita kami, tujuan hidup, api semangat kami. Dan Ashley pun butuh lo untuk selalu mendukung dia pas dia tanding," ucap wanita berambut sebahu tersebut.

"Dia bukan anak kecil lagi Li! Dia sudah remaja! Dia tau dia akan kemana. Dia sudah memiliki tujuan hidupnya. Gue gak bisa selalu ada buat dia Li," ucap wanita berhijab itu.

"Bukan gak bisa. Namun, lo masih belum bisa berdamai dengan masa lalu. Lo hanya bisa ikhlas dia pergi. Tapi, lo gak bisa berdamai dengan keadaan lo. Lo selalu menyalahkan diri lo karena kepergian dia. Lo gak salah, lo itu orang hebat, orang yang sangat tegar, orang yang selalu berkorban untuk orang banyak. Sudah saat nya lo bahagia."

"Udah berapa kali lo bilang kayak gitu Li, gue kan udah bilang Li, gue akan bahagia pada waktunya. Lo tenang aja."

"Gue gak akan bosen ngingetin lo untuk keluar dari keterpurukan ini. Weak up! Sadar kalo masih banyak yang sayang sama lo disini. Lo hanya perlu buka mata lo dan hati lo untuk berdamai Dib! Ashley, gue, Zack, Ridwan, Cyndy, dan yang lain selalu sayang sama lo karena lo keluarga kita. Bangkit yuk, jangan nyalahin diri lo sendiri lagi. Lo gak salah," ucap wanita itu sambil menangis.

"Li hati gue mati, mata gue tertutup. Karena gue dia pergi ninggalin kita semua. Karena gue dia gak ada. Karena gue kalian menderita. Seandainya gue ikut dia ke sana, pasti gue juga akan ikut dia. Gua gak akan ngerasa kayak gini Li! Gak akan!" seru wanita berhijab itu sambil menangis.

"Sudah, hari senin lo wajib temenin gue nonton French Open bareng gue. Gak ada penolakan pokoknya wajib!"

"Lo maksa gini Li. Males lah gue ikut nonton, Oppa Lee gak turun hahaha."

"Heh, Oppa LYD mulu lo mah. Gak usah Oppa LYD mulu ngapa, banyak Tim Indonesia yang cakep-cakep," dumel gadis itu.

"Ah udah lah gak kelar ntar kalo bahas kehaluan lo mah ahahaha."

"Tau aja lo. Dah sana masuk, terus mandi gak usah ke balkon mulu dingin ogeb."

"Lo yang ogeb. Gue mah pinter ahahaha," ledek wanita berjilbab itu.

"Gc mandi! Gue tunggu di ruang tengah kita makan di luar."

"Asik di bayarin lo kan? Ahahaha."

"Iye, gua yang bayarin tapi pake duit lo ahaha."

"Dasar bunga Lili!"

"Au ah gue masuk, bye!"

"Yaudah sono. Kalo bisa gak usah balik lagi ahaha."

"Sialan lo!"

"Hahaha."

***

Adiba Putri Setiawan. Seorang gadis cantik dan manis, di balik parasnya yang cantik dan manis dia seorang yang misterius. Banyak hal yang gak pernah orang ketahui selama hidupnya. Dia juga sering di sebut warkaholic oleh teman-temannya. Banyak orang yang ingin mencari tahu sifat aslinya. Di balik sifat nya yang dingin dia memiliki sisi yang sangat rapuh. Orang banyak mengira dia seorang gadis yang sombong dan tidak mau berbaur dengan orang lain.

Adiba sangat multitalent, bisa melakukan semuanya. Tetapi, dia tidak mau menunjukkan kepandaian nya di depan khalayak ramai. Dia akan menunjukkan semuanya jika keadaan urgent. Jika tidak, jangan harap dia mau ngelakuin itu semua. Diba merupakan seorang penggemar bulu tangkis sejati. Dia tak hanya penggemar namun dia merupakan salah satu atlet kesayangan di Universitas nya. Dia bermain rangkap antara ganda campuran dan ganda putri.

Lili syafika. Dia mahasiswa semester akhir. Dia seorang gadis yang baik dan ramah pada sekitarnya. Dari sifatnya banyak laki-laki yang mengejar-ngejarnya. Dia tipikal orang yang setia. Lili merupakan pasangan ganda Diba di lapangan. Mereka berdua sudah jarang mengikuti turnamen-turnamen di tingkat Universitas sejak dua tahun lalu, mangkanya jarang orang yang mengetahui tentang prestasi mereka.

***.

Adiba PoV On

"Udah 2 tahun lo menghilang. Lo harus sadar bukan begini cara lo melupakan dia Dib. Ada anak kecil yang butuh lo. Lo harus sadar dia butuh dukungan lo. Bukan hanya lo yang ngerasa kehilangan tapi 170 orang lainnya juga merasa kehilangan. Kami kehilangan pelita kami, tujuan hidup, api semangat kami. Dan Ashley pun butuh lo untuk mendukung dia pas dia tanding," ucap Lili.

"Dia bukan anak kecil lagi Li! Dia sudah remaja! Dia tau dia akan kemana. Dia sudah memiliki tujuan hidupnya. Gue gak bisa selalu ada buat dia Li," ucap gue sambil nahan nangis.

Gue orang paling sensitif untuk bahas kejadian 2 tahun yang lalu dan lo ngungkit lagi. Kenapa lo harus ngungkit lagi Li!!!

"Bukan gak bisa. Namun, lo masih belum bisa berdamai dengan masalalu. Lo hanya bisa ikhlas dia pergi. Tapi, lo gak bisa berdamai dengan keadaan lo. Lo selalu menyalahkan diri lo karena kepergian dia. Lo gak salah, lo itu orang hebat, orang yang sangat tegar, orang yang selalu berkorban untuk orang banyak. Sudah saat nya lo bahagia," ucap Lili.

Bukan sekali dua kali lo ngomong kayak gini sama gue Li. Lo udah sering ngomong kayak gini, kenapa kalian gak pernah ngertiin gue? Dengan kalian ngungkit ini semakin gue terpuruk, batin gue berteriak. Ingin rasanya teriak di hadapan lo tapi gak bisa.

"Udah berapa kali lo bilang kayak gitu Li? Gue kan udah bilang Li, gue akan bahagia pada waktunya. Lo tenang aja," bales gue.

"Gue gak akan bosen ngingetin lo untuk keluar dari keterpurukan ini. Weak up! Sadar kalo masih banyak yang sayang sama lo disini. Lo hanya perlu buka mata lo dan hati lo untuk berdamai Dib! Ashley, gue, Zack, Ridwan, Cyndy, dan yang lain selalu sayang sama lo karena lo keluarga kita. Bangkit yuk, jangan nyalahin diri lo sendiri lagi. Lo gak salah," ucap dia sambil menangis.

"Gue paling benci orang yang gue sayang nangis. Li maafin gue yang udah jadi beban bagi lo dan yang lain. Maafin gue," sesal gue dalam hati.

"Li hati gue mati, mata gue tertutup. Karena gue dia pergi ninggalin kita semua. Karena gue dia gak ada. Karena gue kalian menderita. Seandainya gue ikut dia ke sana pasti gue juga akan ikut dia. Gua gak akan ngerasa kek gini Li! Gak akan!" seru gue sambil menangis.

Kata-kata itu selalu terngiang di otak gue. Bener apa yang Lili bilang, gue harus bangkit dari semua ini! Udah 2 tahun gue kayak gini. Gue menghilang dari semua teman-teman gue. Dari kejadian itu gue gak pernah sama sekali yang namanya tuker kabar sama Ci Agnes dan Ci Mitzi. Karena kalo gue tuker kabar sama mereka, buat apa gue ngilang? Sama aja gak guna.

Hidup gue selalu gak tenang, gue ngerasa gimana gitu selama ini. Gue selalu di hantui rasa bersalah,  tapi gue harus bangkit dan membuka lembaran baru lagi buat kedepannya. Gue terlalu bodoh udah nyia-nyiain apa yang udah di kasih Allah sama gue. Gue nyia-nyiain orang-orang baik di sekitar gue. Gue ngaku salah dan gue harus bangkit! Bangkit, bangkit, dan bangkit! Gua harus buka lembaran baru untuk orang-orang di sekitar gue. Pokoknya gue harus bisa! Gue harus keluar dari semua ini!

Selamat datang lembaran baru dan selamat tinggal lembaran lama.

Adiba PoV Off

Bersambung

Vote and comment nya guys😊💞

Semesta (MRA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang