Tutup mata dan telingamu ketika banyak orang menggunjingmu. Banyak orang yang selalu melihatmu dari luarnya saja tanpa tau dari dalam. Tugasmu hanya latihan dan menaikan bendera Merah Putih untuk berkibar lebih tinggi dari negara lain.
-Adiba Putri Setiawan
"Ha? Diba? Lo juga suka sama Fajri Dib? Lo suka sama siapa? Rian? Fajar?" tanya Cyndy tanpa jeda
"Cyn bisa gak kalo nanya satu satu jangan kek gini puyeng dengernya. Disini rame atuh malu kalo diliatin orang" ucap gue
"Tau lo Cyn! Nanya itu satu satu" seru Alwan
"Heh bakwan lo ini gue sebagai fans garis kerasnya Fajar gue juga mau nyari temen yang sama sama suka kali. Biarin kalo ngehalu bisa barengan hahaha" ucap Cyndy sambil tertawa
"Hahaha ada ada aja lo Cyn" ucap gue
"Jawab geh Dib?" tanya Cyndy kepo
"Gue suka sama semua team Md INA, gue suka Xd, Wd, Ws, dan Ms. Gue suka sama permainan Rian dan Fajar tadi karena mereka konsisten banget. Yang buat gue seneng banget setelah mereka selesai tanding mereka berpelukan di lapangan sebagai teman bukan lawan itu yang selalu gue sukain di badminton" jelas gue
"Oalah gitu toh" ucap Cyndy
Adiba PoV Off
Rian PoV On
Semalem Diba ngingetin gue untuk gak lupa nemuin dia di tempat tertutup deket gor. Gue yang sering kesana aja baru tau kalo ada pintu kecil yang memang tertutup kayak gitu.
Pas gue sama yang lain udah nemuin dia. Gue ngeliat dia nyenderin punggung di deket tembok situ. Satu kata untuk dia hari ini "Cantik".
Diba pun celingak celinguk kek anak ilang mencari keberadaan kita bertiga. Terus Ginting nepuk pelan pundak Diba. Diba kaget dengan tepukan itu
"Astagfirullah" ucap Diba kaget.
Lucu banget muka dia pas kaget kayak tadi.
"Eh kaget ya sorry sorry" ucap Ginting.
Tau nih gue gak enak pasti dia sama Diba karena ngagetin.
"Ya Allah kalo jantung gue copot gimana coba? Lo mau tanggung jawab?" dumel Diba ngegas
"Ya maap atuh neng. Ada apaan manggil nyuruh kesini?" tanya Ginting
"Ka, Koh maaf aku hanya bisa ngasih ini. Aku harap kalian selalu bisa ingat ini dimana pun kapan pun kalian berada. Jangan sampai ke banting. Bawanya jangan di tenteng ke bawah kalau bisa di peluk ngerti kan" ucap Diba ke mereka berdua sambil menyodorkan kotak berukuran sedang ke mereka.
Gue pun natap Diba aneh
"Dib kenapa repot repot gini sih" ucap Koh Sinyo
"Koh ini bukan buat Koh Sinyo aja tapi ini juga buat Cines dan Junior selalu ingat aku ya Koh" ucap Diba
"Kita cuma butuh dukungan lo bukan ini" ucap Ginting
"Ka anggep aja ini hadiah buat kalian karena kalian berdua udah mau nemuin aku disini itu juga bukan buat lo doang tapi buat Cimit juga" ucap Diba
"Makasih Dib" ucap Koh Sinyo dan Ginting barengan
"Koh, Ka di dalam keluarga dan sahabat tidak ada kata maaf dan terima kasih" ucap Dia
"Semangat terus. Buka kotak itu setelah gue pergi ya" pesan Diba lagi
"Iya" ucap mereka
"Koh, Ka boleh tinggalin gue dan Mas Rian berdua?" tanya Diba ke mereka.
Gue cuma diem aja ngeliat interaksi mereka bertiga ada rasa penasaran juga sih kenapa dia kayak gini.
"Koh, Ka boleh tinggalin gue dan Mas Rian berdua?" tanya gue
"Yaudah kalo gitu kita tinggal ya. Gue duluan ya Jom kedalem" pamit Koh Sinyo ke gue
"Gue juga Jom" ucap Ginting dan gue cuma anggukin kepala doang
Setelah Koh Sinyo dan Ka Oni pergi sisa gue dan Diba berdua.
Canggung banget di antara kita berdua.Hening...
"Ada apa Dib?" tanya gue halus
"Permintaan gue jangan di jadiin beban Mas. Gue cuma bercanda minta medali emas itu ke elu" ucap Diba sambil menatap lurus kedepan.
Jujur perasaan gue dah gak enak kalo dia ngomong begini.
"Dib itu bukan beban bagi gue. Itu adalah pecutan terbesar gue. Lo minta medali emas ke gue itu kebanggan bagi gue sendiri. Karena selama ini gak ada yang minta medali emas itu ke gue kecuali masyarakat Indonesia" ucap gue sambil tertawa
"Gue tau kekalahan lo kemarin membuat lo di bully habis habisan di ig kan?" tanya gue
"Ya seperti yang lo liat. Setiap atlet yang kalah akan selalu di bully di ig. Apalagi gue sama Fajar sering banget di bully di ig gara gara kekalahan kita. Jangan kan kalah menang aja kadang di bully. Dibilang inilah, itulah. Ya serba salah jadinya" ucap gue berdiri di samping Diba
"Tugas lo sekarang tutup telinga lo dari semua omongan netizen. Tutup mata lo di saat lo melihat komentar netizen. Komentar mereka semua gak guna. Yang berguna buat lo saat ini adalah komentar dan masukan dari pelatih lo. Mereka hanya bisa berkomentar tanpa mau melakukan. Mereka jarang menghargai setiap air mata dan keringat yang kalian keluarkan. Lo hanya perlu berlatih Mas. Lo jangan pernah takut dengan orang lain. Kemampuan lo itu sangat keren. Smash lo keras dan tajem tinggal lo asah dan lo manisin dikit lagi. Jangan pernah takut dengan orang orang yang naik podium Mas. Ketika seseorang itu naik podium belum tentu dia akan bisa naik podium lagi disini. Semangat apapun yang terjadi gue akan selalu ada di belakang lo. Jika mereka semua fans sejati, mereka akan selalu mendukung lo baik lo di atas maupun dibawah. Pada dasarnya seorang fans sejati hanya akan mendukung apapun keputusan dari idolanya tanpa menghakimi dan menjudge idolanya" nasehat Diba.
Dia bener bener dewasa banget dalam mengahadapi keadaan. Dia bisa menjadi seseorang yang cocok untuk diajak sharing untuk masalah seperti ini.
"Iya Dib. Thanks for support me. Gue gak tau lagi apa yang mau gue ucapin ke lo Dib. Lo itu selain Angle bagi orang banyak tapi lo juga bisa menjadi moodbooser bagi orang banyak" ucap gue
"Gue hanya manusia biasa Mas yang selalu melakukan kesalahan. Gue hanya manusia biasa yang banyak dosa. Manusia yang tidak sempurna. Gue bukan Angle seperti yang lo bilang. Gue cewe yang kasar, dingin, jutek, gak punya hati, keras, dan egois" ucap Diba merendah.
Dari sekian banyak cewe yang gue kenal baru dia yang gak suka di puji orang.
"Lo cuma merasa seperti itu karena lo gak mau lihat banyak kelebihan lo Dib. Gue nyaman deket sama lo. Dan bahkan lo buat semua orang nyaman dekat sama lo. Gue harap setelah qf, lo bisa ngeluangin waktu lo untyk gue, gue pengen ngomong berdua sama lo bisa?" tanya gue
"Bisa. Mas ini buat lo. Sorry gue gak bisa ngasih apa apa sama lo. Semoga lo bisa selalu ingat gue ya disini. Pesan gue sama kayak tadi gak boleh di pegang di bawah pusar. Kalau bisa di peluk. Lo bisa buka ini ketika gua gak ada di hadapan lo ya. Terus semangat gue selalu nunggu medali dari lo. Gue pamit ya udah di tungguin sama Lili disana. Kalo lo mau liat gue. Selalu liat ke arah jam 2. Gue pamit Assalamualaikum" ucap Diba sambil berlalu meninggalkan gue.
"Wa'alaikumsalam" ucap gue
Setelah Diba pergi, gue pun langsung kembali ke players louge.
Bersambung
Double up ?
Jangan lupa vote and comment nya guys🙏❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta (MRA)
FanfictionDiba merupakan seorang gadis yang sangat dingin terhadap siapapun. Selain dingin ia juga memiliki sikap yang kasar dan sangat tegas dalam sesuatu hal. Sifatnya berubah 180 derajat ketika mengenal seorang Rian Ardianto. Seseorang atlet bulu tangkis k...