The Dragon Spell

979 108 16
                                    

Semuanya sudah ia lakukan sesuai dengan apa yang tertulis di buku, sungguh. Seperti menggambar simbol dengan kapur berwarna hitam, menyajikan sebutir permata phoenix berwarna jingga cerah, dan yang terakhir adalah merapal mantra tanpa bernafas.

Tao tidak tahu apa yang salah dari semua syarat ritual yang sudah ia lakukan, karena ia tak melihat naga dengan tubuh sekeras batu dan sisik tajam di punggung dan tanduk di dahinya yang seharusnya muncul setelah ia selesai merapalkan mantra sebagai syarat terakhir.

Huang Zi Tao sudah membayangkan tubuh naga yang sangat besar dan berwarna hitam dengan semburat merah menyala layaknya api yang berkobar mengaliri tubuh besarnya muncul di dalam kamarnya yang luas. Dirinya bahkan tidak mempermasalahkan jika kamarnya hancur berantakan setelah sukses memanggil naga itu, karena baginya semua itu adalah harga yang pantas.

Lagipula kedua orangtuanya akan dengan mudah membangun kamarnya atau mungkin rumah mereka lagi. Itu semudah menjetikkan jari seperti karakter titan berwarna ungu yang terdapat di film yang dibuat oleh manusia.

Kembali ke permasalahan awal.

Kenapa bukan sesosok naga yang sudah tertulis di buku sihirnya yang muncul setelah ritual ini?

Asal kau tahu, untuk mendapatkan permata phoenix itu sangatlah sulit. Tao harus meng-akali mantra pengunci milik ibunya untuk membuka kotak permata di kamar orangtuanya.

"Siapa kau?" kerutan di dahinya semakin dalam melihat sesosok pria yang berdiri di dalam simbol buatannya dan sedang menguap lebar.

Laki-laki itu tinggi, rambutnya sedikit berantakan dengan cara yang keren dan coklat keemasan, pakaiannya seperti seorang raja lengkap dengan jubah hitam di punggungnya dan dia tidak seperti dirinya yang memiliki telinga runcing, dan tidak pula berkulit ungu. Kecuali sebuah tanduk di dahinya yang sama sekali tidak membuatnya terlihat aneh, sebaliknya, dia terlihat keren.

Oh crap, apakah tadi dirinya mengolok makhluk titan berwarna ungu di sebuah film?

Karena warna kulit mereka sama! Hahaha

"Itu adalah bagianku. Siapa kau?" pria itu memiliki suara yang cukup berat dan sedikit serak.

Tao mengangkat tubuhnya untuk berdiri, menunjukkan sebuah halaman di buku sihirnya pada pria itu yang kini menatapnya dengan pandangan seolah dirinya sudah mengganggu waktu penting si pria.

"Seharusnya aku memanggil seekor naga legenda dan bukannya seseorang dengan tanduk di dahinya dan berpakaian fancy seperti anggota kerajaan seperti kau" jari telunjuknya tepat berada disebuah sketsa naga yang tengah menyemburkan api di halaman buku yang terbuka.

Pria itu menatap dengan pandangan malas, kemudian memperhatikan ke seluruh kamar sang peri. "Aku tidak ingat kapan terakhir kalinya seorang peri memanggilku. Apakah 100 tahun yang lalu?" itu bukan pertanyaan. "Dunia ini sudah banyak berubah, kalian bahkan sudah tidak membutuhkan sihir saat ini" keping emasnya kembali menatap Tao.

"Kami masih menggunakannya" ia membantah cepat. "Huang masih menggunakan sihir, setidaknya keluarga kami sejak turun temurun. Tapi kau tahu? Bukan itu pertanyaanku, Tuan bertanduk. Siapa kau?" Tao mulai kesal, laki-laki di hadapannya itu sungguh sangat aneh, tapi juga keren.

Dia seperti manusia, kecuali tanduk dan pakaian anehnya itu. Karena peri seperti dirinya seharusnya berwarna ungu dan berteliga runcing. Jelas sekali jika laki-laki itu buka bagian dari kaumnya.

"Pertama, aku punya nama. Kedua, kau sudah mengganggu waktu tidurku dengan memanggilku kemari. Bisakah kau sopan sedikit padaku, young elf?" laki-laki itu terdengar serius kali ini. Kedua keping emasnya menatap tajam pada sang peri.

Kris And Tao Ship: And How To Sail ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang