Banyak mitos yang beredar hampir diseluruh peradaban yang menceritakan sebuah negeri tak terlihat. Sebuah negeri yang berada di tengah-tengah manusia, tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memasukinya atau melihatnya.
Ada salah satu negeri yang terpisah dari dunia manusia, mereka memiliki kehidupan layaknya manusia pada umumnya, tetapi mereka dikaruniai berbagai anugrah tak terkira. Negeri tersebut bernama Gongsang, sebuah negeri tak kasat mata yang membentang luas di semenanjung Korea.
Manusia yang hidup di sana sama sekali tidak berbeda dengan manusia pada umumnya. Perbedaanya, mereka memikiki sistem pemerintahan dan teknologi yang jauh berbeda.
Gongsang dipimpin oleh seorang raja yang penujukkannya hanya dapat dilakukan seribu tahun sekali. Benar, usia manusia di Gongsang sangat berbeda dengan umur manusia yang biasa diketahui. Mereka mampu hidup ribuan tahun dan proses penuaan mereka juga terbilang sangat lambat. Untuk seseorang yang usianya hampir dua ribu tahun, mereka masih terlihat seperti seseorang yang menginjak usia empat puluh tahun.
Walau terkadang penuaan mereka juga tak bergantung dengan umur. Banyak juga yang meski sudah berumur ribuan tahun, tetapi wajahnya tetap terlihat muda.
Selain dipimpin oleh seorang raja, Gongsang juga memiliki kaum elit yang dipercayai memegang peran penting dalam pemerintahan. Terdapat lima klan bangsawan di Gongsang yang memiliki pengaruh besar di kerajaan. Mereka disebut Daseos Gwijog, kelima klan ini adalah klan Kim, Lee, Park, Choi dan Jong.
Kelima klan tersebut sudah jelas menjadi orang-orang terhormat di Gongsang. Sehingga bukan hal aneh jika setiap pergantian raja, maka salah satu keturunan dari kelima bangsawan itu yang akan terpilih.
Setidaknya itulah yang dipikirkan semua orang saat mereka berkumpul di Istana Bulan malam ini. Malam ini untuk seribu tahun sekali cermin bulan akan dikeluarkan, saat cermin besar itu nantinya akan disinari oleh cahaya bulan, maka sebuah bayangan dari sosok raja berikutnya akan muncul.
Selain kelima bangsawan utama, Gongsang memiliki banyak keluarga bangsawan lain walau memang tak seberkuasa kelima klan tadi. Jauh dari hiruk pikuk orang-orang yang berkumpul di sekitar Istana Bulan, seorang pemuda justru larut dalam keseriusannya membaca buku-buku tentang sejarah para raja Gongsang.
"Kyungsoo! Kau tak mau melihat pemilihan raja?" Seorang pemuda tampan lainnya tiba-tiba muncul.
"Untuk apa? Bukankah sudah jelas, jika raja berikutnya pastilah berasal dari Daseos Gwijog."
"Bukan itu masalahnya, kita bisa melihat cermin bulan kan? Ayolah cermin itu hanya dikeluarkan seribu tahun sekali!"
"Pergilah sendiri Oh Sehun, aku tidak tertarik."
"Apa kau masih takut orang-orang akan memandangmu aneh lagi? Kau tidak usah khawatir, jika ada yang mengejekmu aku akan membunuhnya!"
"Dengan apa?"
"Soul Mugi!" seru Sehun semangat.
"Kau belum memiliki Soul Mugi, Sehun. Soul Mugi hanya diwariskan jika pemimpin klan sudah pergi," jelas Kyungsoo. "Apa kau lupa, aku dianggap aneh karena tanpa sengaja mengeluarkan Soul Mugi di ujian akademik, ayahku bahkan dianggap melanggar aturan dan dihukum karenaku," imbuh lelaki bermata bulat itu.
"Mereka saja yang bodoh! Itu artinya kau spesial Kyungsoo! Ayahku saja mengatakan jika ia harus berlatih luar biasa untuk bisa memanggil Soul Mugi, tetapi kau bahkan memiliknya di usia yang sangat muda!"
"Hal itu tetap dilarang Sehun, aku tetaplah dianggap anak aneh."
"Hah! Ya sudahlah! Kalau begitu aku tidur dipangkuanmu saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KING: The Last Clan
FanfictionDo Kyungsoo adalah pewaris klan Do yang terakhir. Ketika namanya ditunjuk sebagai raja tertinggi Gongsang, ia terancam dibunuh oleh pihak yang menentang keputusan tersebut. Karenanya, ia dilarikan ke dunia manusia oleh raja terdahulu yang tidak meng...