Angin sepoi-sepoi menyeka wajah pria yang duduk di tepi bukit. Matanya menatap jauh ke hamparan hutan dan sungai yang membentang di hadapannya. Tak ada yang lebih menenangkan baginya berada di atas sini, jauh dari hingar bingar dan kerumunan manusia.
"Astaga, tempat ini jauh sekali!"
Sehun menoleh sejenak saat suara Jongdae mengganggunya. Semenjak pertemuannya dulu, kini ia dan Jongdae justru berteman dekat.
"Sehun, aku tidak akan pernah kemari lagi, mendaki kemari sangat sulit!" keluh Jongdae.
"Kau harus banyak berolahraga lagi," jawab Sehun datar.
"Aku berolahraga, tetapi jangan samakan olahragaku dengan olahraga di divisi asasin."
"Aku dengar kau akan segera diangkat menjadi seonjang, selamat."
"Tidak ada yang perlu diberikan selamat. Menjadi seonjang bukan sesuatu yang hebat, kita justru memikul beban berat dan tak akan bisa bepergian sesuka hati kan," jelas Jongdae.
"Aku justru ingin segera bisa menjadi seonjang, saat kau menjadi seonjang maka suaramu akan didengar dan mungkin kau bisa melakukan perubahan." Sehun bicara tanpa mengalihkan pandangannya.
"Sehun, aku tahu niatmu. Kau ingin menjadi seonjang agar soul mugi milikmu menjadi sempurna dan kau akan membunuh mereka yang telah menyingkirkan Kyungsoo," ucap Jongdae.
Sehun tak langsung menjawab. Memang benar jika niatnya sejak awal bergabung di divisi asasin agar ia dilatih menjadi pembunuh yang ulung. Jika ia sudah punya cukup kekuatan, Sehun ingin menghabisi klan yang telah membunuh Kyungsoo.
"Apa kau tahu Kim Jongdae, bertahun-tahun aku berpikir bagaimana caranya agar aku bisa menebus kesalahanku."
"Meninggalnya Kyungsoo bukan kesalahanmu Sehun."
"Tidak, aku salah. Saat aku bisa berlari menyelamatkannya, aku justru diam dan memandangi rumah itu terbakar." Mata Sehun berkaca-kaca mengingat kejadian di masa lalu.
"Tak ada jaminan jika kau masuk ke rumah itu, Kyungsoo bisa selamat. Aku yakin Kyungsoo tak pernah menyalahkanmu Sehun, ia adalah pemuda yang baik, sungguh disayangkan orang-orang di sini tidak bisa menerima kekuatannya." Jongdae ikut menerawang jauh ke depan.
Ketika keduanya larut dalam diam tiba-tiba muncul dua orang prajurit di belakang mereka. Mereka berdua bersimpuh memberi hormat pada keduanya.
"Tuan, semua pasukan elit diminta berkumpul ke Istana Bulan."
"Apa yang terjadi? Pemilihan raja masih lama," ucap Jongdae.
"Akan ada penunjukkan seonjang tiap-tiap divisi. Raja sendiri yang memerintahkannya dan disetujui oleh Daseos Gwijog."
"Baiklah, kami akan segera kembali."
Dua prajurit itu segera menghilang setelah menyampaikan pesannya. Jongdae hanya menghela napas, ia butuh waktu lama untuk sampai kemari dan sekarang ia sudah harus kembali ke istana.
"Mendekatlah Oh Sehun, kita akan ke istana dengan cepat," ucap Jongdae.
"Memangnya apa yang akan kau lakukan?"
"Seoulun cheolja: byeon-wi!"
Dalam sekejap kedua orang ini sudah berada di depan istana. Seharusnya butuh beberapa menit bagi mereka untuk kembali, tetapi dengan kemampuan mantra milik Jongdae hal itu bukanlah masalah.
"Kemampuanmu memakai cheolja semakin bagus saja," ucap Sehun.
"Tentu saja, aku harus menjadi seonjang di divisiku jadi aku berlatih keras."
KAMU SEDANG MEMBACA
KING: The Last Clan
FanfictionDo Kyungsoo adalah pewaris klan Do yang terakhir. Ketika namanya ditunjuk sebagai raja tertinggi Gongsang, ia terancam dibunuh oleh pihak yang menentang keputusan tersebut. Karenanya, ia dilarikan ke dunia manusia oleh raja terdahulu yang tidak meng...