Alunan musik klasik menjadi latar belakang sebuah pesta di sebuah hotel mewah di Seoul. Para konglomerat tersebut berkumpul demi menyambut pemimpin baru dari sebuah perusahaan properti ternama.
"Do Kyungsoo-ssi, selamat atas jabatan Anda, orang tua Anda pasti bangga sekali, anaknya sudah mampu menjadi direktur diusia muda."
"Terima kasih, saya hanya berusaha sebaik mungkin."
"Saya harap kita bisa bekerjasama dengan baik di masa depan."
"Tentu Tuan Choi, saya juga mengharapkan hal yang sama."
Kyungsoo tersenyum menyambut semua tamu undangannya. Mereka semua adalah kolega perusahaanya dan beberapa lagi orang-orang yang berinvestasi di perusahaanya.
Di samping Kyungsoo tak pernah menjauh, Kim Seonho berdiri layaknya pengawal pribadi. Ia juga sesekali ikut tersenyum saat beberapa tamu wanita mencuri pandang ke arahnya.
"Sepertinya banyak yang mengagumimu hyung," bisik Kyungsoo.
"Mereka melihatmu bukan aku."
"Kau lupa aku bisa membaca semua pikiran orang di ruangan ini? Dan jelas sekali wanita itu tertarik padamu." Kyungsoo menunjuk salah seorang wanita yang menatap ke arah mereka.
"Lebih baik jika kau kendalikan pikiran mereka seperti biasanya dan sudahi pesta ini, kita masih ada urusan yang lain." Seonho berbisik pelan.
"Hah, kau semakin banyak mengatur saja hyung," jawab Kyungsoo.
Kyungsoo berjalan menuju podium. Ia mengetuk mikrofonnya sekali lalu mulai menyapa lagi tamu-tamunya.
"Selamat malam semua tamuku yang terhormat. Terima kasih sudah mau menyempatkan hadir di acara ini, tetapi pesta ini harus berakhir, jadi silahkan pulang dan ingatlah bahwa di ingatan kalian, pesta ini begitu menyenangkan dan membuat kalian senang."
Bak dikomando, para tamu undangan itu tersenyum mengangguk. Mereka meletakkan semua gelas minuman yang mereka pegang lalu berjalan dengan tertib menuju pintu keluar.
Setelah ruangan itu kosong dan para pegawai hotel mulai membersihkan barulah Kyungsoo bisa bernapas lega. Seonho nampak mengarahkan para pekerja hotel untuk segera merapikan ruangan ini.
"Mereka akan segera datang, ini tamu besar Kyungsoo, tolong bersikap dengan ramah." Seonho kembali mengingatkan.
"Hyung, aku tahu bagaimana cara membedakan tamuku," jawab Kyungsoo.
Ruangan hotel tadi mendadak disulap menjadi seolah aula kerajaan. Ada satu singgasana di ujung sana yang sudah diduduki Kyungsoo. Seonho sendiri juga sudah berdiri tak jauh dari kursi singgasana tersebut.
Pada dasarnya hotel yang dimiliki oleh Kyungsoo ini bukanlah hotel biasa. Seonho menggunakan kemampuan sihirnya untuk membuat isi hotel ini bisa berubah-ubah tergantung bagaimana kebutuhan mereka. Orang-orang yang bekerja di hotel ini pun bukan manusia biasa. Mereka adalah jiwa-jiwa terbuang dari Gongsang.
Pintu di ujung ruangan tersebut akhirnya terbuka. Nampak dua orang pria dengan memakai pakaian khas Jepang memasuki ruangan tersebut.
"Sungguh luar biasa, aku tak akan pernah mengira jika aku bisa bertemu raja Gongsang di dunia manusia."
"Jangan berpura-pura tidak tahu Tatsuya, aku bukanlah raja Gongsang seperti yang kau katakan tadi."
"Ah benar juga, kau hanyalah raja terbuang dari Gongsang, bukan begitu?" Tatsuya tersenyum mengejek.
Kyungsoo juga ikut tersenyum. Sudah banyak ia menghadapi tamu dari negeri lain, dan respon seperti ini sering ia dapatkan. Semenjak datang ke dunia manusi, Kyungsoo mengetahui jika Gongsang bukanlah satu-satunya negeri yang tersembunyi, banyak di luar sana negeri-negeri lain yang juga sama seperti Gongsang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING: The Last Clan
FanfictionDo Kyungsoo adalah pewaris klan Do yang terakhir. Ketika namanya ditunjuk sebagai raja tertinggi Gongsang, ia terancam dibunuh oleh pihak yang menentang keputusan tersebut. Karenanya, ia dilarikan ke dunia manusia oleh raja terdahulu yang tidak meng...