2|Sebuah Misi

170 68 102
                                    

Baca Secara tenang,dinikmati apa yang ada dicerita ini.

Happy reading...

Arka memutar bola mata nya malas,ia terus berjalan tidak menghiraukan teriakan-teriakan Eric yang ditunjukkan untuk nya. Meraih kunci motor ninja nya yang tergeletak dimeja ruang tamu.

"ARKA!!!"

...

Arka melangkah kan kaki nya dengan santai di koridor. Sambil memutar-putar kunci motor milik nya. Arka menuju satu tempat yang jadi rutintas pagi hari nya.

KANTIN.

Kedua teman nya sudah berada disana dengan seputung rokok yang diselipkan di jari-jari mereka. Wilayah kekuasaan nya berada dikantin pojok,hingga tidak ada guru yang bisa melihat kenakalan mereka. Tentu saja karena bagi nya tertutup tembok jika diliat dari luar kantin.

Arka menduduki diri di depan keduanya. Mengambil nya seputung rokok dari sebungkus rokok yang tergeletak di meja dan menyalakan nya menggunakan pematik api milik Joe. Tempat yang di duduki nya memang sangat strategis maka dari itu mereka memilih tempat tersebut.

Selain tidak terlihat dipojok,disana mereka bisa merokok bebas karena tidak akan menganggu yang lain. Penjual kantin sudah sangat akrab dengan ketiga nya. Meskipun sering menasehati,mereka bisa apa? Jika Arka dan kawan-kawan saja tidak mendengernya.

"Besok jadi?" Tanya Joe pada Arka.

"Ya,mereka harus dikasih pelajaran!" Jawab Arka dengan nada serius,sambil menghisap rokok yang masih ia nikmati.

"Oke,Lo atur aja Ar,gue sih seterah lo tinggal tunggu aba-aba dan baru kita serang!" Balas Steven.

Arka terlihat berpikir,ia berusaha mengatur strategi yang ampuh untuk rencana nya kali ini. Arka menghelas nafas nya kemudian ia melanjutkan menghisap rokok nya ia berusaha tenang.

"Oke,gua ada ide!" Entah ide apa yang muncul dipikiran Arka kali ini. Kedua sahabatnya menoleh kearah nya terlihat penasaran apa yang arka rencanakan.

Arka terlihat serius "Gini aja,nanti pulang sekolah kita pancing kemarahan mereka dan lo Joe tugas lo datang ke sekolah mereka lalu bocorin ban motor mereka semua,sedangkan lo Steven tugas lo jaga-jaga di gerbang sekolah dan pastikan semua murid jangan ada yang melewati jalan biasa. Dan tugas gue sama anak-anak yang lain menghajar mereka setelah Joe pancing ke marahan mereka,nanti gue kabarin anggota lain,Gimana setuju?" Tanya Arka.

"Kenapa gue lagi yang harus ngalangin jalan?" Protes Steven kepada Arka.

"Udahlah Stev masih mending kaya gitu tugas lo! Kan lo bisa sekalian sama cewek-cewek cantik." Ejek Joe,kemudian Joe melihat jijik kearah Steven yang sedang tersenyum-senyum sendiri.

"Ck,lo benar juga Joe! tumben ya lo pinter siapa tau gue bisa sekalian minta nomer cewek-cewek itu hahaha,oke Arka gue siap bantu!" Ujar Steven dengan penuh semangat,Arka yang melihat nya menjadi jijik sendiri.

Benar-benar Arka mempunyai teman yang kurang waras! Liat saja gimana sikap Steven sekarang senyum-senyum sendiri membuat Arka malu terhadap sikap nya.

"Gimana Joe lo juga setuju?" Tanya Arka.

"Setuju gue mah!" Ujar Joe.

Ketiga nya terus menghisap rokok yang diselipkan di jari-jari mereka. Tanpa mereka sadari jika seorang pria sudah mendekati ketiganya,dengan membawa setongkat kayu yang sudah menjadi ciri khas nya.

"Enak ya kalian? Sudah bolos pelajaran merokok pula!"

Mendengar sebuah suara yang amat sangat dikenal nya Arka menyahuti nya,"iya dong nama nya juga enggak belajar jadi gak pusing. Kalau rokok kan udah jadi kebutuhan!"Arka terlihat tenang dan masih melanjutkan untuk menghisap rokok nya.

Joe dan Steven mengerjapkan mata nya beberapa kali sebelum melirik satu sama lain. Sadar ada yang salah disini. Joe memukul bahu Arka berkali-kali agar Arka sadar siapa orang yang baru tadi menegur nya. Arka menoleh ke arah Pria tersebut. Lalu ketiga nya buru-buru mematikan putung rokok nya meski tau jika mereka sudah terlambat.

Ketiga nya hanya tertawa lugu dihadapan pria tersebut,ya itu pak Joni selaku guru kesiswaan berdiri tegak dan menyorotkan mata tajam ke arah mereka sambil memegang senjata andalan nya yang berada ditangan kanan nya.

Joe dan Steven merutuki kebodohan Arka dalam hati,sudah tau itu suara Pak Joni kenapa masih saja dijawab. Begitu juga dengan Arka yang merutuki orang di depan nya itu.

"kenapa gak sekalian aja,habis pulang sekolah ketahuan nya?" Batin Arka

....

Dan disinilah ketiga nya berakhir dengan tangan di posisi hormat. Berdiri penuh peluh didepan tiang bendera, apa lagi jika bukan hormat ke bendera merah putih. Arka dan kawan-kawan melaksanakan perintah dengan sesuai lagi pula sejujurnya mereka sangat menikmati hukuman tersebut

Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi, bebrapa siswa terlihat berhamburan keluar kelas. Semua pasang mata menatap kearah mereka bertiga dengan pandangan yang berbeda-beda. Kemudian terlihat beberapa orang datang mehampiri mereka. "ketauan kali?" tanya Dimas, kemudian melirik kearah merka bertiga.

"hmm." gumam Arka sambil menaikan sebelah alisnya tanpa mau memandang orang disampingnya.

Kemudian orang itu bertanya lagi," Kenapa lo?" lirik matanya kearah Steven.

"Udalah cabut aja lagian gurunya gak ada." Tio menyambar bicara.

"Kenapa gak bilang daritadi pentol korek." decak Joe kesal.

"Lah kita bertiga aja baru keluar kelas, lagian main lo kurang bagus sih!" Ujar Dino.

Mereka berenam berjalan santai menuju kantin. Arka bernafas lega dia merentangkan keduayangannya. Untung aja kesialannya itu cuma sebentar.

____________

Revisi bab 2 selesai :)

Terimakasih banyak kepada kalian semua yang telah percaya dan masih ingin membaca CERITA ARKA walaupun diulang revisi.

kalian luar biasaaaaaa:")

Doakan saja ya semoga mood ku bagus supaya bisa lanjutin dengan baik.

jangan sinder dong,harus dilike hahaha

#janganlupashare.

Luv!
Debya.

Follow yuk🤗
@revandoarka_
@dbydnr_







ARKA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang