Dua Dunia #24 #Ternyata

60 4 0
                                        

Dua Dunia
#Part 24 #Ternyata

Hari demi hari membuat mereka bersembilan semakin dekat. Semua keburukan, sikap jelek semuanya terbongkar tanpa ada yang ditutup-tutupi, dari siapa yang tidur ngorok, tidur suka ngigo, tidur yang suka gigit-gigit gigi, tidur sambil kentut, maupun yang suka kentut sembarangan, serta segala keburukan lainnya. Tidak ada lagi sikap sok cool dan sikap sok JAIM diantara mereka. Semuanya bebas lepas mengekspresikan dirinya sendiri. Mereka makin kenal satu sama lain, semakin akrab dan semakin seperti keluarga. Mereka tinggal bersama dan saling membutuhkan satu lain dan terbiasa melakukan kebiasaan bersama..

Hampir setiap hari di Desa Sagu, selalu ada undangan yasinan warga untuk mereka. Mereka menjadi suka ketika ada undangan karena mereka mengharap MAKANAN GRATIS, sekalian mencicipi masakan-masakan warga desa tersebut.

Pada siang itu setelah makan siang bersama, mereka masih berkumpul di dapur. Wijaya memainkan gitar dan Yuda bernyanyi, disamping mereka ada Fitri dan Devi yang sedang berduduk memegang handphone sambil berkipas dengan potongan kotak kardus . Sedangkan Zyan, Arif dan Tama ke halaman belakang rumah melihat-lihat pohon jambu biji yang ingin mereka ambil tapi berada cukup jauh didekat samping halaman.

 Sedangkan Zyan, Arif dan Tama ke halaman belakang rumah melihat-lihat pohon jambu biji yang ingin mereka ambil tapi berada cukup jauh didekat samping halaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arif : (menunjuk pohon jambu biji) "tu dekat sebelah kanan bawah situ ada tu yang kuning kulit buahnya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arif : (menunjuk pohon jambu biji) "tu dekat sebelah kanan bawah situ ada tu yang kuning kulit buahnya"

Zyan : (menghitung menunjuk pohon) "satu, dua, tiga, empat, mana lagi woi? Empat doang ya yang masak buahnya?"

Tama : "yok lah kesana panjat"

Zyan : "ngeri-ngeri sedap kesana Tam, kalo becek banyak lintah tu di rerumputannya"

Arif : "nanti kita makan juga lintahnya"

Susan : (sambil mencuci piring di teras belakang rumah) "cepatlah ambil sanaaa. Lelaki takut lintah, adoh gawat"

Abel : (sambil membilas piring dengan air/cuci piring berdua dengan Susan) "gak usah ajalah, lama betul rundingnya, ambilkan kami air aja ha dari sumur, kurang air ni"

Dua Dunia (END/SELESAI/TAMAT/COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang