Sohye tahu seharusnya ia membenci wonwoo, tapi kenyataannya.. setelah tiga tahun berlalu, tidak ada yang berubah. Perasaannya untuk pria itu masih sama, dan ironisnya pria itu juga masih sama—masih belum membalas perasaannya.
Kali ini sohye ingin melupakan rasa sakit di hatinya dengan cara yang dilakukan orang dewasa—ya dirinya memutuskan untuk pergi ke bar sendirian.
Suara bising musik dan vodca cukup mengalihkan rasa sakit di hatinya.
Kepalanya penat, hatinya juga terasa nyeri—muncul bayangan wonwoo yang menolaknya beberapa hari yang lalu.
Memori di otak sohye tiba-tiba saja terputar jauh ke belakang, disaat pertama kali bertemu dengan wonwoo. Percaya atau tidak? sejak saat itu entah mengapa dirinya sudah merasa kalau wonwoo adalah takdirnya—dan hal itu tidak berubah meskipun setelah ia tahu wonwoo pernah menikah dan trauma dengan kematian istrinya.
Apa sekarang sudah saatnya ia menyerah?
Sohye menggeleng, menepis pemikiran gilanya—dan kembali menenggak cairan beralkohol di gelasnya dalam satu kali tegukan.
Rasa aneh lagi-lagi menyapa tenggorokannya, ini pertama kalinya sohye pergi ke bar dan meminum minuman beralkohol—setidaknya ia memesan minuman dengan kadar alkohol yang rendah, jadi itu tidak akan membuatnya hangover.
"Ya! Cepat panggil manager mu! Wonpil si gila itu berulah lagi!" Seorang pria berteriak tepat di samping sohye.
Tadinya sohye tidak perduli, tapi wonpil? Nama yang tidak asing di telinganya? Ah—mungkin saja ia salah dengar kan?
"Kim wonpil benar-benar! Bocah gila itu kenapa suka sekali membuat keributan?!" Kata seorang bartender dengan name tag 'Brian' di seragamnya—wajah pria itu tampak kesal.
Sohye tidak salah dengar, kim wonpil? Bukankah itu adik wonwoo? Ia harus memastikan sendiri apa wonpil yang mereka bicarakan adalah wonpil yang ia pikirkan—dengan cekatan sohye segera menghampiri kerumunan orang yang tampak membentuk seperti lingkaran.
Setelah bersusah payah, sohye akhirnya bisa melewati kerumunan orang itu—dan dugaannya benar! Wonpil memang terlibat perkelahian.
Sohye tidak bisa diam saja—ini kesempatan yang baik untuk berbaikan dengan wonpil. Lagi pula wonwoo pasti senang jika ia membantu wonpil.
Sohye segera menahan tangan wonpil yang tadinya ingin kembali memukul pria yang sudah tergeletak di lantai.
Tatapan mereka bertemu sesaat, sampai wonpil menghempaskan tangan sohye dengan kasar.
Wonpil kembali melayangkan tinjunya yang sempat tertunda karena sohye, meskipun lawannya sudah tidak berdaya.
Tanpa wonpil sadari, ada seorang pria dengan pisau lipat di tangannya siap menyerang dirinya, beruntung sohye dengan sigap menghalangi pria itu dengan mendorong pria itu.
Sohye tiba-tiba merintih—tangannya terasa perih, rupanya pisau lipat tadi sempat menggores tangannya, untungnya tidak parah.
Wonpil jelas semakin emosi—ia membalas pria yang hampir menyerangnya dengan tinju yang keras, dan setelah itu wonpil membawa sohye pergi dari tempat itu.
***
"APA KAU BODOH HAH?!"
Sohye bergidik ngeri, mendengar betapa kerasnya suara wonpil barusan—anehnya, pria itu tidak mengatakan apapun saat membawanya pergi dari bar, bahkan saat di mobil pria itu juga diam, tapi sekarang pria itu malah membentaknya, bukankah seharusnya pria itu berterima kasih padanya?!
"Setidaknya pisau itu tidak mengenaimu kan?"
"Ya.. tapi lihat kan? Tangan mu jadi terluka seperti itu?! Aku tidak ingin sampai berhutang budi padamu!"

KAMU SEDANG MEMBACA
"Open Your Heart" [WONWOO-SOHYE]
RomanceSohye jatuh cinta pada pria yang salah. Pria itu memiliki perbedaan umur yang jauh dengannya, bahkan sudah pernah menikah dengan orang lain, pria itu juga selalu bersikap dingin padanya. Cerita ini tentang sohye yang berusaha membuka pintu hati wonw...