I lied to you

279 36 4
                                    

"APA KAU HILANG INGATAN HAH?!" Suara sungjin menggema kencang di setiap penjuru ruangan, untung saja jinyoung sudah menutup barnya.

"Yah! Kau lupa? Betapa seringnya kau membuat adik ku menangis eoh?! dan apa barusan kau bilang tadi? Menikah?! Kepala mu pasti sudah terbentur sangat keras wonu-ya?!"

Jika sudah seperti ini, jaewook pun tidak berani menghentikan sungjin. Maka itu dirinya dan jinyoung memilih untuk diam dan menyimak saja.

"Mungkin bagimu ini terlalu tiba-tiba, aku mengerti itu. Sungjin-ah.. Kau tahu betul betapa kerasnya aku menolak kehadiran sohye? Selama ini aku terus menekan diriku untuk tidak menghiraukannya, tapi pada akhirnya aku kalah.. tanpa ku sadari aku sudah jatuh hati padanya. Aku akan tetap menikahinya, dengan atau tanpa restu darimu sungjin-ah.."

Dari raut wajah sungjin, tampaknya pria itu tidak senang dengan jawaban wonwoo barusan.

"Yah! Sohye pasti terlalu mudah untuk mu kan?! Apapun yang kau lakukan, ia tetap akan menyukai mu? Karena kau tahu perasaan sohye bukan berarti kau bisa bersikap seenaknya padanya?!"

"Bagaimanapun sohye sudah menerima lamaran ku, jadi sebaiknya kau juga menerima ku sebagai adik ipar mu sungjin-ah.. Aku tidak ingin meributkan hal seperti ini dengan mu?! Kau tahu kan ini juga keinginan sohye.."

"Wahh.. Apa kau memang sebrengsek ini wonu-ya?"

"Aku akan memperlakukan mu dengan sangat baik sebagai kakak ipar ku.."

"Sekalipun aku menentangnya, kalian akan tetap menikah kan? Adik ku yang bodoh itu pasti akan lebih memilih mu daripada aku.. Ia bahkan akan mengajak mu kawin lari jika aku bersikeras menentangnya, tapi ingat.. kau akan berurusan dengan ku, jika melukai hatinya lagi?! Aku tidak akan memaafkan mu, ingat baik-baik itu!" Kecam sungjin, pria itu tampaknya tidak main-main dengan perkataannya.

Wonwoo tersenyum, membuat sungjin mendadak ngeri. Pasalnya pria itu hampir tidak pernah menampilkan ekspresi seperti itu sebelumnya.

"Aku mengerti sungjin-ah.. Terima kasih" Wonwoo pun mengulurkan tangannya, mengajak sungjin bersalaman.

"Cih.. Apa kau kira kita sedang melakukan transaksi eoh?" Cibir sungjin namun tetap menyambut uluran tangan wonwoo.

"Ku kira tadinya kalian akan bertengkar.. Padahal aku sudah menunggu itu sejak tadi haha.." Jaewook mengguyon. Pria itu menunggu waktu yang tepat untuk bergabung.

"Jadi.. Kapan pernikahannya?" Jinyoung pun akhirnya bergabung.

"Kalau tidak ada hambatan, bulan depan pernikahannya akan dilaksanakan"

"Hmm.. bukankah terlalu tiba-tiba eoh? Aku penasaran apa yang membuatmu berubah pikiran seperti ini wonu-ah? Tapi aku juga sudah menduganya sih.. Mana mungkin kau tidak akan tergoda dengan gadis muda dan menggemaskan seperti sohye.." Jaewook menginterogasi wonwoo dengan tatapan curiga.

"Akhirnya si pengecut wonwoo, berani membuka hatinya.. Kalian tidak tahu saja, selama ini saat kami minum bersama dan ia mabuk, ia selalu menggumamkan nama sohye dan membicarakannya. Aku menceritakan ini untuk meyakinkan kalian, kalau sebenarnya wonu sudah lama jatuh hati pada adik mu sungjin-ah.. Aku bahkan tidak menceritakan ini pada wonu sebelumnya, aku ingin ia menyadari sendiri perasaannya" Jinyoung merangkul pundak wonwoo.

Wonwoo jadi tertegun—bahkan jinyoung sudah menyadarinya lebih dulu, dibandingkan dirinya sendiri?

"Jadi itu alasan mu memilih mendukung wonu daripada wonpil? Yah jinyoung-ah! Kau curang! Taruhannya kita batalkan saja eoh?!" Protes jaewook merasa dibohongi.

"Jaewook-ah.. Perjanjian tetap perjanjian.. Siapkan apa yang ku pinta eoh?! Siapa suruh mengajak ku taruhan" Kata jinyoung kemudian memasang senyum penuh kemenangannya.

"Open Your Heart" [WONWOO-SOHYE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang