Reset

229 22 9
                                    

Nayeon hampir saja kehilangan keseimbangan saat mendapati seseorang yang terus mengganggu pikirannya kini berdiri di pintu masuk butiknya.

"Biar aku saja" Titah nayeon saat salah satu karyawannya berniat menghampiri pria itu.

Pria itu tampaknya sengaja tidak mau melihatnya, dan malah sibuk melihat satu persatu setelan jas yang terpajang di hanger stand—nayeon mengekori pria itu.

"Ada yang bisa ku bantu oppa?" Nayeon akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

Pria itu akhirnya menoleh, menatap wajahnya—tidak banyak yang berubah selain poni pria itu yang semakin panjang, hanya saja sekarang tidak ada lagi raut ramah di wajah pria itu, sangat berbeda dari sungjin yang ia kenal.

Ini pertama kalinya mereka bertemu lagi, setelah pembicaraan terakhir mereka.

"Bisa carikan setelan non formal yang cocok untuk ku?"

Nayeon tersenyum dan mengangguk.

"Kalau aku boleh tahu, untuk acara apa oppa?" Tanya nayeon selagi melihat satu persatu setelan di hanger stand.

"Kencan buta, sore ini aku akan pergi kencan buta"

Disitulah nayeon menghentikan kegiatannya—ada rasa sesak memenuhi dadanya, seharusnya ia bahagia bukan? tapi mengapa rasanya sakit seperti ini?

"Tenang saja, aku akan membuat oppa terlihat tampan.." Nayeon tak berani lagi menatap wajah sungjin, ia bicara sambil membelakangi sungjin.

Setelah beberapa menit, nayeon memberikan turtle neck hitam dan coat panjang berwarna coklat muda dan juga bawahan celana hitam panjang.

Tanpa berkata apapun, sungjin memasuki ruang ganti dan segera mengganti pakaiannya.

Saat keluar sungjin sudah memakai pakaian yang tadi diberikan nayeon.

Sungjin menatap pantulan cermin di hadapannya—merasa cocok dengan pakaian yang nayeon pilihkan.

"Tunggu sebentar oppa.." Ucap nayeon setelah memperhatikan penampilan sungjin—rupanya pria itu tidak melipat turtle necknya dengan benar.

Nayeon pun berinisiatif membantu, ia pun sedikit berjinjit untuk menggapai leher sungjin dan merapikan lipatan turtle neck yang sedang dipakai sungjin.

Saat pandangan mata mereka tidak sengaja bertemu—nayeon kembali kehilangan keseimbangannya untungnya sungjin meraih pinggang nayeon dengan cepat.

Setelahnya mereka terdiam dan hanya saling menatap, meskipun begitu tersirat banyak hal yang keduanya ingin sampaikan melalui mata mereka.

Sungjin tidak seharusnya memaksakan dirinya untuk menemui nayeon lagi, hanya untuk memamerkan kencan butanya. Nyatanya ia lemah jika berhadapan dengan nayeon.

Saat pertahanan dan egonya goyah, sungjin bertindak sesuai keinginan hatinya.

Dengan perlahan tangan kanan sungjin mulai menyentuh pipi nayeon, tidak ada penolakan dari nayeon. Sungjin pun berani untuk melakukan tindakan selanjutnya, dengan satu tarikan tubuh nayeon kini sudah merapat dengan tubuhnya, lagi-lagi tidak ada penolakan.

Sungjin mengambil jeda sesaat sebelum menunduk dan mendekatkan wajahnya dengan nayeon, dan saat bibir mereka hampir menyatu tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka.

Seakan tersadar dari mantra, keduanya pun mengambil jarak, dan bersikap senormal mungkin, seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya.

Jaewook berdiri diambang pintu dan menghampiri kedua orang itu.

"Sungjin ahjusshi, bagaimana bisa kau melupakan ponselmu eoh?!" Jaewook bicara sambil berkacak pinggang.

"Aku terburu-buru tadi, terima kasih jaewook-ah.. Kalau begitu aku pergi duluan, aku tidak ingin telat"

"Open Your Heart" [WONWOO-SOHYE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang