Wonwoo nampak diam bagaikan patung—kini di hadapannya, ada sohye yang sedang tertidur pulas dengan infus yang terpasang di tangan kirinya.
Wonwoo bisa merasakan, trauma itu datang kembali.. mengingatkannya pada saat terakhir kali ia melihat istrinya—sebelum akhirnya istrinya pergi untuk selamanya, dan semenjak itulah ia tidak pernah lagi menginjakkan kakinya di rumah sakit. Ini pertama kalinya ia memaksakan diri untuk melawan traumanya.
Masih terngiang jelas penjelasan dokter yang memeriksa sohye tadi—gadis itu merasakan banyak tekanan baik secara fisik maupun mental. hingga akhirnya mengalami insomnia, pola makan yang tidak teratur, dan ditambah lagi flu yang cukup parah. Semua itu mungkin terjadi karenanya, jadi ialah yang harus bertanggung jawab.
Dengan penuh hati-hati, wonwoo menggenggam jemari sohye, tanpa disadari air matanya menetes begitu saja—Entah mengapa melihat sohye seperti ini, membuat hatinya sakit? sejujurnya ia takut.. takut jika sohye kelak akan meninggalkannya juga seperti istrinya. Meskipun ia sendiri tidak tahu apa alasannya, hingga ia takut kehilangan sohye?
Wonwoo segera menghapus air matanya saat mendengar pintu ruangan terbuka, tak lama masuklah sungjin, nayeon, jinyoung dan jaewook. Keempat orang itu datang bersamaan.
Sungjin menatap nanar adik semata wayangnya—yang kini terbaring di hadapannya.
"Dokter bilang apa?" Serbu sungjin, sambil menatap wonwoo. Yang lain pun ikut menatap wonwoo, meminta penjelasan pada pria itu.
"Flunya cukup parah, dan tubuhnya kurang nutrisi.. Ia tidak makan dengan teratur dan kurang tidur.. Ia sudah sadar tadi, tapi setelah diberi pengobatan ia tertidur.."
"Syukurlah.. seharusnya aku lebih memperhatikannya.." Sungjin tampak terpukul—menyalahi dirinya sendiri, atas apa yang terjadi pada sohye.
Nayeon yang melihatnya pun—segera mengusap pundak sungjin, menenangkan pria itu "Sohye akan segera sembuh oppa.. Ia gadis yang kuat.." Katanya masih sambil mengusap pundak sungjin.
"Nayeon benar.. Uri sohye gadis yang kuat sungjin-ah.. Jangan khawatir" Jaewook juga berusaha menenangkan sungjin.
Wonwoo semakin merasa bersalah—ketika melihat semua orang di sekitarnya menjadi sedih karena ulahnya.
"Ia akan baik-baik saja wonu-ya.." Bisik jinyoung—pria itu berdiri di samping wonwoo.
Tak lama, ponsel wonwoo terus berbunyi nama "Nayoung" terus muncul di layar ponselnya, meskipun ia sudah menolaknya panggilan itu terus menerus masuk, sepertinya wonwoo memang harus mengangkat panggilan itu.
"Aku akan mengangkatnya di luar" Wonwoo segera keluar dari ruangan—ia tidak ingin mengganggu ketenangan tidur sohye.
"Aku tidak bisa ke kantor sekarang nayoung-ah.." Kata wonwoo saat panggilan itu tersambung.
Suara helaan napas terdengar dari seberang sana "Memang kenapa sajangnim? Acaranya belum selesai?" Nada suara nayoung terdengar kecewa.
"Sohye dirawat di rumah sakit.. Kau bisa mengurus sisanya sendiri kan? Besok pagi aku akan memeriksanya.."
Sempat tidak ada jawaban sesaat, sampai akhirnya nayoung kembali bicara "Baiklah.. Aku mengerti sajangnim, kalau begitu aku tutup teleponnya. Maaf mengganggu mu" Panggilan itu pun berakhir.
Wonwoo mengurungkan niatnya untuk kembali masuk ke ruangan saat melihat wonpil yang duduk sendirian di ruang tunggu—ia memutuskan untuk menghampiri adiknya.
Wonpil membenarkan posisi duduknya saat wonwoo mengambil tempat di sampingnya.
"Apa dia baik-baik saja?" Wonpil bertanya sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Open Your Heart" [WONWOO-SOHYE]
RomansaSohye jatuh cinta pada pria yang salah. Pria itu memiliki perbedaan umur yang jauh dengannya, bahkan sudah pernah menikah dengan orang lain, pria itu juga selalu bersikap dingin padanya. Cerita ini tentang sohye yang berusaha membuka pintu hati wonw...