Hopeless love

348 46 2
                                    

Wonwoo berhasil mengacaukan dunia sohye dalam sekejap—kini, gadis itu tidak bisa tidur dengan nyenyak, kehilangan selera makannya, dan bahkan merasa tidak punya semangat untuk hidup. Mungkin tampak berlebihan? Tapi wonwoo memang mempunyai peranan penting di dalam hidup gadis itu.

"Kau.. melamun lagi?" Sungjin mengibaskan tangannya di depan wajah sohye, ya saat ini keduanya sedang sarapan bersama.

"Sohye-ya.. Jangan kira oppa akan mengasihani mu, dan mengurangi hukuman mu.. Kau tetap tidak boleh keluar selama satu minggu?! Renungkan baik-baik perbuatan mu!"

Ya.. Sungjin memang memutuskan untuk melarang sohye keluar—setelah malam itu mendapati adiknya diam-diam pergi ke bar dan meminum minuman beralkohol, sebagai kakak ia merasa lalai dalam menjaga adik satu-satunya itu.

Sohye memilih untuk tidak meladeni sungjin—dan hendak kembali ke kamarnya.

"Mau kemana sohye-ya? Habiskan dulu sarapan mu eoh!"

"Aku tidak lapar oppa.. Aku ingin ke kamar ku.." Sohye tidak tahan lagi—saat ini ia hanya ingin sendirian dan menangisi nasibnya yang malang.

"Kau begini karena wonwoo kan? Kali ini apalagi eoh? Apa kau tidak lelah terus mengejarnya?"

Sohye terdiam di tempatnya saat mendengar nama pria itu disebut—seketika dadanya terasa sesak, matanya pun tak kuasa membendung air mata.

Sohye terdiam di tempatnya saat mendengar nama pria itu disebut—seketika dadanya terasa sesak, matanya pun tak kuasa membendung air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sohye-ya.. dengarkan oppa.. terkadang.. ada sesuatu yang tidak bisa kau dapatkan, meskipun sekeras apapun kau berusaha.. yang harus kau lakukan adalah merelakannya pergi.."

Pecah sudah tangis sohye—perkataan sungjin membuatnya berpikir? Apa ia mampu merelakan wonwoo? Apa ia mampu membiarkan perasaan yang sudah lama tumbuh di hatinya untuk pria itu pergi?

Sungjin bisa mendengar isak tangis sohye yang semakin kencang—sejujurnya ia juga tidak tega melihat sohye bersedih, tapi sepertinya ia harus mengatakannya untuk menyadarkan sohye.

Sohye memilih untuk kembali melanjutkan langkah kakinya—sejujurnya ia benci ketika sungjin menasehatinya, meskipun apa yang dikatakan pria itu ada benarnya.

dan akhirnya sungjin pun membiarkan sohye ke kamarnya, mungkin saat ini gadis itu memang butuh waktu untuk sendiri.

***

Seminggu berlalu dan keadaan masih sama. Sohye tahu dirinya tidak boleh terus seperti ini, sudah saatnya ia menerima penolakan itu dengan lapang dada—dirinya sadar bahwa tidak ada harapan untuknya, sekeras apapun ia mencoba.

"Aku akan bertanya pada wonwoo kalau kau masih tidak mau menceritakan semuanya padaku eoh?!" Sungjin menerobos masuk begitu saja ke kamar sohye—sebagai kakak tentu saja dirinya mengkhawatirkan keadaan adiknya itu, sudah satu minggu sohye tampak murung dan uring-uringan.

Sohye sempat termenung sesaat, sampai akhirnya dengan ragu bicara
"Wonwoo oppa.. menyuruh ku untuk berhenti menyukainya.. dan ia bilang.. tidak ada kesempatan untuk ku oppa.." Nada suara sohye terdengar lemah—tampaknya gadis itu berusaha untuk tidak menangis.

"Open Your Heart" [WONWOO-SOHYE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang