The only one

270 30 5
                                    

Wonwoo tidak ingin langsung pulang ke rumahnya setelah mengantar sohye pulang. Setelah perdebatannya dengan sohye kemarin, sikap sohye jadi berbeda padanya—gadis itu jadi lebih banyak diam dan bahkan tidak menghiraukan keberadaannya. Bukankah itu berarti, sohye sangat marah padanya?

Ia butuh seseorang yang bisa diajak bertukar pikiran—maka itu ia berniat menemui jinyoung di rumah pria itu. Ya.. selain menjadi teman minum, jinyoung juga selalu menjadi teman bicaranya.

Sesampainya disana, jinyoung menyambutnya dengan antusias.

"Apa kau punya bir atau wine jinyoung-ah?"

"Sudah kuduga kau akan meminta itu? Wajah mu kelihatan kusut begitu, pasti ada sesuatu kan? ada masalah apa eoh?"

"Argh! Aku mengacaukan semuanya?! Aku harus bagaimana jinyoung-ah?" Keluh wonwoo, raut wajah pria itu terlihat kalut sekarang.

"Kenapa? Minumlah dulu! Tenangkan dirimu eoh.." Jinyoung pun meletakkan satu botol red wine beserta gelasnya ke hadapan wonwoo.

Setelah meminum satu gelas—wonwoo mengeluarkan cincin dari sakunya "Kami bertengkar dan sohye mengembalikan cincin dariku jinyoung-ah.."

"Apa maksud mu? Bukankah kalian pergi ke sokcho tiga hari yang lalu? Kau bilang ingin mengajak sohye ke makam istri mu? Kalian ingin meminta restu kan?"

Wonwoo mengusap wajahnya dengan gusar sebelum menjelaskan keseluruhan pertengkarannya dengan sohye kemarin.

"Kalau aku jadi sohye.. Aku akan langsung menelepon sungjin dan menyuruhnya datang untuk memukuli mu?! Wonu-ah.. ternyata kau sebegitu takutnya kehilangan sohye eoh?!"

"Aku pasti sudah tidak waras kemarin.. Kau tahu kan dulu aku sempat lengah, hingga istri ku berselingkuh di belakang ku?! Aku tidak ingin itu terulang lagi jinyoung-ah.. dan kau tahu, yang lebih buruknya orang yang ku curigai adalah adik ku sendiri? Bagaimana aku bisa berpikir waras hah?!"

Jinyoung yang tahu luka lama wonwoo segera menenangkan pria itu—sebenarnya dirinya mengerti situasi wonwoo hanya saja rasanya tidak benar jika menuduh sohye seperti itu.

"Dengarkan aku eoh! Yang harus kau lakukan sekarang adalah memperbaiki sikap mu, jika kau tidak ingin kehilangan orang yang kau cintai lagi, kau harus lebih sering menunjukkan perasaan mu, jangan terlalu dingin ataupun terlalu posesif padanya.. dan yang terpenting saling percaya wonu-ya"

Wonwoo memikirkan setiap kata yang jinyoung ucapkan barusan—dan sekarang pikirannya sudah jauh lebih tenang. Setelah dipikirkan, kemarin ia memang sudah keterlaluan pada sohye, sohye berhak marah padanya.

"Lagian kita semua tahu bagaimana sohye? Anak itu hanya melihat mu seorang? Aku bukannya ingin menyanjung mu tapi.. itu kenyataan, asal kau tahu saja.. aku pernah berniat mengatur kencan buta untuknya, tapi sohye menolaknya? Sudah tenang saja.. Percaya pada sohye wonu-ya.."

"Aku tahu seharusnya aku percaya.. Hanya saja.. Entahlah? Sohye itu muda.. cantik.. dan dengan kepribadiannya mudah baginya untuk menarik perhatian pria manapun. Sudah seharusnya aku waspada kan?"

"Kau benar! Tapi seperti yang ku bilang tadi.. kurasa sohye tidak semudah itu berpaling ke pria lain. Justru sebaliknya, aku khawatir dengan wonpil.. Anak itu sepertinya memang tertarik dengan sohye wonu-ah. Mungkin sebaiknya kau bicara dengan wonpil dan memastikan sendiri.."

Wonwoo merasa setuju dengan saran jinyoung—ya.. besok pagi ia akan menemui sohye untuk meminta maaf dan setelahnya menemui wonpil untuk meminta penjelasan dari pria itu.

***

Wonwoo menekan bel rumah sohye cukup lama hingga akhirnya pintu itu terbuka, dan munculah sungjin dengan pakaian santainya dan rambutnya yang masih berantakan, sepertinya pria itu baru bangun tidur.

"Open Your Heart" [WONWOO-SOHYE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang