Sohye memasang wajah penuh harapnya saat sungjin mulai memasukkan suapan pertama ke mulutnya "Bagaimana oppa? Enak tidak?" Tanyanya dengan antusias.
Yang ditanya masih sibuk menelan, membuat sohye semakin mengantisipasi jawaban pria itu "Apa benar ini kau yang memasak?" Kata sungjin kemudian kembali memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya.
"Tentu saja! Akui saja masakan ku enak kan oppa? Ya kan?"
"Tidak enak" Sungjin dengan cepat meralat perkataannya saat melihat sohye menekuk bibirnya "Iya enak.. kalau begitu.. mulai sekarang setiap pagi buatkan aku sarapan ya.." Pintanya kemudian tersenyum lebar.
Sohye tertawa sebelum menjawab "Maaf oppa, aku sibuk.. Makanya lebih baik oppa segera mencari istri? Jadi ada yang mengurus oppa kan? dan dengan begitu aku bisa hidup bebas hehe.."
"Sekalipun aku sudah menikah, aku tidak akan meninggalkan mu sendirian. Itu janji ku pada eomma dan appa saat mereka meninggalkan kita"
Ya.. Karena kecelakaan tragis itu mereka harus kehilangan kedua orang tuanya sekaligus. Semenjak itu pula sungjin berjanji akan menjaga sohye selama sisa hidupnya, karena hanya sohye yang ia punya.
Sohye enggan untuk mengingat kejadian naas itu, luka itu sudah ia kubur jauh di dalam lubuk hatinya—yang ingin ia kenang hanyalah kenangan manis bersama kedua orang tuanya saat mereka masih hidup.
"Suatu hari nanti, akan ada saatnya, seseorang menggantikan tugas oppa.. Calon suami ku nanti. Maka itu oppa harus menikah lebih dulu, agar aku juga bisa menikah dengan tenang"
"Iya..sudah jangan bicara terus dan habiskan sarapan mu.. Makanan mu jadi dingin nanti"
Sohye pun menuruti perintah sungjin, keduanya kemudian sibuk mengisi perut mereka, dan tak ada lagi pembicaraan.
"Oh iya.. ponsel mu mati ya? Nayeon menelepon ku tadi pagi.. Ia bilang, siang ini bisa tidak kau datang ke butiknya? Katanya ada sesuatu yang penting untuk mu" Ujar sungjin setelah menghabiskan sarapannya.
Bukannya menjawab sohye malah tersenyum jahil—pasalnya, sekarang sepertinya sungjin jadi semakin dekat dengan nayeon. Bahkan waktu peresmian butik wanita itu, sungjin berinisiatif mengantar nayeon pulang ke apartemennya.
"Sohye-ya? Kau mendengar ku tidak?"
"Eoh.. Sepertinya.. oppa dan nayeon eomma semakin dekat sekarang"
"Yah! Itu tidak seperti yang kau pikirkan eoh?! dan sudah berapa kali ku bilang, jangan memanggil nayeon dengan sebutan eomma.. itu akan membuatnya tidak nyaman.."
"Uhm... Kalau begitu... Aku akan memanggilnya kakak ipar saja.." Goda sohye yang sukses membuat sungjin memelototinya, bukannya takut sohye kini malah tertawa terbahak-bahak.
***
Sohye merasa ikut bangga saat memasuki butik nayeon, meskipun terhitung masih baru, butik itu selalu dipenuhi pengunjung—tidak diragukan lagi sepertinya nayeon memang sangat berbakat dalam bidang ini.
"Sohye-ya!" Panggilan nayeon membuat sohye menghentikan lamunannya.
"Eonnie!" Sohye langsung menghampiri nayeon dan mereka pun berpelukan sesaat.
"Sungjin oppa bilang, eonnie menyuruh ku kesini.. Ada apa?"
Nayeon tersenyum lebar dan langsung menarik tangan gadis itu ke ruangan fitting.
"Aku baru saja membuat desain baru, aku ingin kau mencobanya.." Nayeon pun menyerahkan sebuah mini dress berwarna pink pastel pada sohye "Cah.. ayo cepat cobalah.."
Meskipun sedikit bingung—sohye tetap melakukan apa yang nayeon pinta. Dirinya pun mengganti pakaiannya dengan mini dress pemberian nayeon.
Tak lama sohye pun menampakkan dirinya, nayeon takjub dengan apa yang ia lihat sekarang, hanya dengan satu langkah lagi penampilan sohye akan sempurna—dirinya pun memakaikan high heels berwarna senada di kaki sohye.

KAMU SEDANG MEMBACA
"Open Your Heart" [WONWOO-SOHYE]
RomantizmSohye jatuh cinta pada pria yang salah. Pria itu memiliki perbedaan umur yang jauh dengannya, bahkan sudah pernah menikah dengan orang lain, pria itu juga selalu bersikap dingin padanya. Cerita ini tentang sohye yang berusaha membuka pintu hati wonw...